GBPH Prabukusumo & Marciano Norman di Kejurnas Hapkido VIII Surabaya: Bela Diri, Spirit Persaudaraan, dan Menyatukan Nusantara

Akhmad Sef

LUDUS - Ada sesuatu yang hangat terasa di GOR CLS Surabaya pada akhir Oktober 2025 itu, bukan hanya karena riuh tepuk tangan, bukan pula karena napas para atlet yang memburu di balik pelindung kepala mereka. Tapi karena suasana yang dibangun oleh satu semangat yang sama: persaudaraan dalam ketegasan, ketenangan dalam pertarungan, dan cinta pada bela diri yang bernama Hapkido.

Di tengah gemerlapnya kompetisi olahraga modern, Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Hapkido Indonesia VIII bukan sekadar ajang mencari medali. Ia adalah panggung untuk mengukur denyut pembinaan yang tersebar di 37 provinsi, tempat 617 atlet datang membawa mimpi dari berbagai penjuru negeri. Surabaya menjadi tuan rumah, namun semangatnya terasa nasional, bahkan melampaui batas administratif olahraga.

“Konsistensi Kejurnas adalah kunci menjaga kualitas dan prestasi, agar atlet selalu siap menghadapi event internasional, termasuk PON Beladiri 2026 dan PON XXII NTB–NTT 2028,” ujar Grandmaster V. Yoyok Suryadi, sang pendiri Hapkido Indonesia, dengan nada yang penuh keyakinan. Di balik kalimat itu, tersirat filosofi panjang: bahwa kemenangan sejati bukanlah hasil dari satu pertandingan, melainkan akumulasi dari latihan, disiplin, dan tradisi yang tak putus.

Di Surabaya, suara hentakan kaki di matras berpadu dengan aba-aba pelatih, sementara para wasit menatap tajam setiap gerakan dalam kategori Daeryun, Hyung, Hoshinsul, hingga Nak Bop. Ada yang jatuh, ada yang bangkit. Tapi tak ada yang benar-benar kalah. Setiap tarikan napas dalam pertandingan itu adalah bagian dari perjalanan panjang Hapkido Indonesia menuju kematangan, menuju dunia yang lebih luas.

Ketua Umum Hapkido Indonesia, GBPH H. Prabukusumo, dalam sambutannya menegaskan dengan nada kebapakan:

“Menang adalah kebanggaan, namun proses berlatih dan sikap di atas matras adalah warisan yang lebih berharga.”

Kalimat itu sederhana, namun bergetar dalam suasana GOR CLS Surabaya. Ia tidak sekadar nasihat dari seorang pemimpin organisasi, melainkan pantulan dari nilai yang telah lama hidup dalam jiwa seorang ksatria Jawa, nilai yang menempatkan laku di atas hasil, dan ketenangan di atas ambisi.

Bagi Prabukusumo, Hapkido bukan sekadar seni bela diri asal Korea yang kini tumbuh di bumi Nusantara, melainkan cermin dari filosofi yang serupa dengan kearifan timur yang lebih luas: keseimbangan antara keras dan lembut, antara tubuh dan batin, antara menang dan menghormati lawan. Dalam pandangannya, kemenangan sejati tidak pernah berdiri di atas kekalahan orang lain, melainkan di atas kemampuan menundukkan diri sendiri.

Ia kerap menyebut bahwa di dalam setiap jurus Hapkido, terselip ajaran tentang kesabaran dan empati. Gerak melingkar bukan hanya teknik menangkis, tapi juga simbol bahwa hidup berjalan berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Maka yang penting bukanlah seberapa cepat seseorang memukul, tapi seberapa dalam ia memahami makna dari setiap gerakan.

“Menjadi atlet Hapkido,” ujarnya, “berarti belajar memahami batas diri dan menghargai ruang orang lain. Itulah disiplin yang akan membawa kita bukan hanya pada prestasi, tapi juga pada kebijaksanaan.”

Pernyataan itu seperti menautkan kembali hakikat olahraga dengan makna kemanusiaan yang lebih luas. Di tengah dunia yang sering merayakan kecepatan dan hasil instan, Prabukusumo mengingatkan bahwa olahraga bela diri adalah latihan menata batin, cara menanamkan karakter yang kokoh namun lentur.

Maka, saat Prabukusumo menutup sambutannya dengan pesan,

“Tunjukkan kemampuan terbaik, jaga sportivitas, dan pulanglah dengan kebanggaan serta pengalaman baru,”

itu bukan sekadar ucapan seremonial. Itu adalah undangan untuk memahami bahwa setiap perjalanan kejuaraan adalah perjalanan spiritual kecil, tempat para atlet belajar tentang kalah tanpa kecewa, menang tanpa congkak, dan berlatih tanpa pamrih.

Dari podium kehormatan itu, suaranya menggema lembut namun tegas, seolah menegaskan satu hal yang tak lekang oleh waktu: bahwa Hapkido Indonesia tumbuh bukan hanya karena teknik, tetapi karena nilai. Karena di balik setiap pukulan dan tangkisan, selalu ada kesadaran akan persaudaraan. Dan di balik setiap medali, selalu ada cinta pada tanah air yang melahirkan mereka.

Kata-kata itu terasa mengendap di hati banyak orang yang hadir. Sebab di tengah ambisi dan rivalitas, Hapkido selalu menanamkan sesuatu yang lebih halus: rasa hormat, kesabaran, dan kesetiaan pada proses.

Di GOR CLS itu, banyak wajah muda yang baru pertama kali turun di arena nasional. Sebagian masih berstatus pelajar, sebagian baru saja menuntaskan Porprov, tapi semuanya membawa satu semangat yang sama: menjadi bagian dari keluarga besar Hapkido Indonesia. Jawa Timur, selaku tuan rumah, bukan hanya menyambut mereka dengan ramah, tapi juga menunjukkan bagaimana olahraga bisa dikelola dengan profesional dan manusiawi.

Ketua Panitia Pelaksana, Yoppie Wirawan Adibrata, menyebut bahwa Jawa Timur adalah contoh bagaimana kolaborasi bisa membentuk manajemen kejuaraan yang solid. “Kami mempersiapkan Kejurnas jauh hari bersama daerah yang memenangkan bidding. Jawa Timur adalah tuan rumah yang siap dan kolaboratif.”

Dari situ, terasa jelas: Kejurnas ini bukan hanya kompetisi. Ia adalah laboratorium besar bagi manajemen olahraga bela diri, tempat setiap daerah belajar bagaimana menyelenggarakan, menilai, dan menyiapkan atlet yang siap untuk dunia.

Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman juga melihat Kejurnas Hapkido ini bukan hanya dari sisi olahraga, tapi juga dari sisi sosial dan ekonomi. “Penyelenggaraan kejuaraan harus memberikan dampak positif kepada masyarakat melalui Sport Tourism dan Sport Industry.”

Dan benar saja, selama dua hari itu, Surabaya berubah menjadi kota yang disinggahi berbagai aksen dan dialek. Para atlet, pelatih, dan keluarga datang dari pelosok Nusantara; dari Aceh sampai Papua. Hotel-hotel sekitar GOR CLS terisi penuh, warung makan ramai, dan masyarakat lokal ikut menyaksikan pertandingan dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Hapkido, yang dulu mungkin terdengar asing bagi banyak orang, kini telah menjadi bagian dari denyut olahraga nasional.

Di akhir kejuaraan, ketika medali terakhir dikalungkan dan bendera kontingen dikibarkan, panitia memberikan penghargaan khusus bagi individu dan tim terbaik. Namun penghargaan sejati, barangkali, tidak ada di podium itu. Ia justru berada di wajah para atlet yang tersenyum setelah kalah, di pelukan pelatih yang basah oleh peluh, di wasit yang berdiri tegak menegakkan keadilan di atas matras.

Mereka bukan hanya bertanding. Mereka sedang menulis halaman baru dari perjalanan panjang Hapkido Indonesia.

Kejurnas Hapkido VIII di Surabaya menutup kalender nasional 2025 dengan satu pesan sederhana tapi kuat: bahwa pembinaan bukan sekadar program, melainkan napas panjang yang harus dijaga bersama. Dari pelatih di daerah hingga pengurus pusat, dari atlet junior hingga senior, semuanya sedang membangun satu rumah besar bernama Hapkido Indonesia.

Dan seperti yang diucapkan GBPH Prabukusumo, “Tunjukkan kemampuan terbaik, jaga sportivitas, dan pulanglah dengan kebanggaan serta pengalaman baru.”

Maka setiap peserta yang meninggalkan Surabaya pada sore 26 Oktober itu membawa lebih dari sekadar medali. Mereka membawa pengalaman, persaudaraan, dan api kecil yang suatu hari nanti bisa menyala di panggung internasional, entah di Brunei 2027, di Manado 2026, atau mungkin di gelanggang dunia yang lebih luas.

Hapkido tidak lagi sekadar bela diri. Ia adalah cara Indonesia menata napasnya sendiri: kuat, sopan, dan berani.

Daftar Juara Kejurnas Hapkido VIII 2025 Antar Provinsi

Daeryun Junior – Under 45 Kg Putri

  1. Jasmine Callysta Dewi Ardhani – Prov. DIY
  2. Devita Agustin – Prov. Jawa Tengah
  3. Anggea Tri Nova – Prov. Bengkulu
  4. Tiyas Astuti – Prov. Lampung

Daeryun Junior – Under 55 Kg Putra

  1. Ichsan Castrena – Prov. DIY
  2. Agal Arnawa Rizki – Prov. Jawa Tengah
  3. Justinfaith Pratasik – Prov. Sulawesi Utara
  4. Teuku Muhammad Rizky R – Prov. Jawa Tengah

Daeryun Senior – Under 46 Kg Putri

  1. Hilda Aulia Putri – Prov. Jawa Barat
  2. Nayla Rachma Fitria – Prov. Jawa Barat
  3. Tiara Feronica – Prov. Lampung
  4. Rambu Kudu May Harabi – Prov. NTT

Daeryun Junior – Under 47 Kg Putra

  1. Kevin Rizqy Dhaniswara – Prov. Jawa Tengah
  2. Faiz Seno Putra Danang – Prov. DIY
  3. Zibran Malazi – Prov. Lampung
  4. Muhamad Rizky Hilbran Ramadhan – Prov. Jawa Timur

Daeryun Junior – Under 51 Kg Putra

  1. Kenzie Meanzi – Prov. Bengkulu
  2. M. Syaki Devano – Prov. Lampung
  3. Wildan Alghifari Firman – Prov. Sumatera Barat
  4. Al Athar Gerald Hendian – Prov. DIY

Daeryun Junior – Under 63 Kg Putra

  1. Joshua Jonatan Mukuan – Prov. Sulawesi Utara
  2. Adilla Rasyad Maulana Antoni – Prov. Lampung
  3. Anandika Faith Fadhil Fauzi – Prov. Jawa Tengah
  4. Fharel Erlangga Hustuchri – Prov. Jawa Tengah

Daeryun Senior – Under 51 Kg Putri

  1. Nurul Nadia – Prov. Jawa Barat
  2. Sania Malik Kamala Anjani – Prov. Jawa Tengah
  3. Cut Dini Rizka Maghtira – Prov. Jawa Tengah
  4. Michele Aurelia Kaheming – Prov. Sulawesi Utara

Daeryun Junior – Under 43 Kg Putra

  1. Joan Ardeth Kent Hutauruk – Prov. Lampung
  2. Muhammad Aji Ferdinan Faisal Putra – Prov. Kalimantan Timur
  3. Akhtar Fathiya Tan Fakhri – Prov. DIY
  4. Ksatria Ryu Mahadana – Prov. Kalimantan Timur

Daeryun Junior – Under 75 Kg Putra

  1. Faridz Syabillah Rosyad – Prov. Lampung
  2. Alief Emerald Tristian T.S – Prov. Kalimantan Timur
  3. Al Kayyis Arruya Bhuvana – Prov. Jawa Tengah
  4. Baihaqi Kaizad – Prov. Kalimantan Timur

Daeryun Junior – Over 75 Kg Putra

  1. Aurel Aflah Andya – Prov. DIY
  2. Frencho Vatara Gunawan – Prov. Lampung
  3. Valentino Ariya Febryano – Prov. Jawa Tengah
  4. M. Taufan Yudha Lubis – Prov. Sumatera Utara

Daeryun Junior – Under 39 Kg Putri

  1. Nur Zahra Galisya – Prov. Sumatera Barat
  2. Putu Diandra Sarishani Putri – Prov. Bali
  3. Kayla Faiza Nursyifani – Prov. DIY
  4. Alifya Adiesty Kusumawardhani – Prov. Kalimantan Timur

Daeryun Junior – Under 52 Kg Putri

  1. Vina Widyastuti Handayani – Prov. Jawa Tengah
  2. Asifa Reskia Ananda – Prov. Sumatera Barat
  3. Zahrotus Sita Rahmawati – Prov. Jawa Tengah

Daeryun Junior – Under 60 Kg Putri

  1. Vienna Oktaviani Santoso – Prov. DIY
  2. Bintang Aulia Rahmat – Prov. Jawa Timur
  3. Marsya Azzahra Safitri – Prov. Lampung
  4. Fifi Ayu Asyari – Prov. Lampung

Daeryun Senior – Under 55 Kg Putri

  1. Esterlina Rahab dos Santos – Prov. NTT
  2. Wica Salis Zakiah – Prov. Lampung
  3. Amanda Khoirunnisa – Prov. Kalimantan Timur
  4. Hidayatul Laili – Prov. Sumatera Barat

Daeryun Senior – Under 63 Kg Putri

  1. Aurellia Megaputri Sudrajat – Prov. Jawa Barat
  2. Mellynda Vania Azzahra – Prov. Jawa Tengah
  3. Lailatul Munawweroh – Prov. Kalimantan Timur

Daeryun Junior – Under 59 Kg Putra

  1. Ikhsan Abhiyasa – Prov. Jawa Tengah
  2. Evvan Ardika Pramadiya – Prov. Lampung
  3. Rega Siliwangi A – Prov. Kalimantan Timur
  4. Nawwaf Irsyad Siraj – Prov. DIY

Daeryun Junior – Under 48 Kg Putri

  1. Nayiha Putri Shidqi Zhafira – Prov. DIY
  2. Ida Ayu Natasya – Prov. Lampung
  3. Alesha Nabila Nurin Najwa – Prov. Jawa Tengah
  4. Najma Raihana Tan Maiza – Prov. DIY

Daeryun Senior – Under 59 Kg Putri

  1. Cancerina Cantika Zumanagari – Prov. Jawa Tengah
  2. Janitra Cikan Silawarti – Prov. Kalimantan Timur
  3. Safira Dewi Nurjanah – Prov. Jawa Tengah
  4. Olga Laurensia – Prov. Jakarta

Daeryun Senior Under 72 Kg Putri

  1. Mei Handayani – Prov. Jawa Tengah
  2. Nurani Safira Abadi Sartono – Prov. Jawa Timur
  3. Winda Pratiwi – Prov. Sulawesi Tengah

Daeryun Junior Under 67 Kg Putra

  1. Azka Maula Hussein – Prov. Jawa Barat
  2. Adil Putro Nuswantoro – Prov. Lampung
  3. Idhant Kayfa Alif – Prov. Kalimantan Timur

Daeryun Junior Under 42 Kg Putri

  1. Kalila Alexandria – Prov. Sulawesi Tengah
  2. Aiswarya Nency Hendriyani – Prov. Jawa Timur
  3. Zilvana Putri Alvindi – Prov. Jawa Tengah

Daeryun Junior Under 64 Kg Putri

  1. Ghassani Lutfia Novianti Sonhadji – Prov. Jakarta
  2. Azalea Cielova Anwar – Prov. Jawa Tengah

Daeryun Senior Under 67 Kg Putri

  1. Rosalina Alinski – Prov. DIY
  2. Murni Reni Pratiwi – Prov. Kalimantan Timur

Daeryun Senior Over 72 Kg Putri

  1. Almaida Noor Aryanto – Prov. Jawa Tengah
  2. Meara Athaya – Prov. Kalimantan Timur

Hyung Individual Junior Putra

  1. Muhammad Fadhil Putra Frestyadi – Provinsi Jawa Tengah
  2. Ambrosius Davidson Sutarta – Provinsi Jawa Tengah
  3. Abisatya Gibraltar Igir – Provinsi Kalimantan Timur & Joses Rafael Bherlyand Rindingpadang – Provinsi DIY

Hyung Individual Junior Putri

  1. Gabriella Valencia Graciana Rimarco – Provinsi DIY
  2. Adlia Nismara – Provinsi Jawa Tengah
  3. Mutiara Dhuha Nugroho – Provinsi DIY & Afriza Ridha Aqmarina – Provinsi Lampung

Hyung Individual Senior Putra

  1. Novriza Nur Farezi – Provinsi DIY
  2. Hafizh Khairul Ikhlash – Provinsi Jawa Barat
  3. Benigno Christo Wijaya – Provinsi Jawa Tengah & Steven Kukilo Seto – Provinsi DIY

Hyung Individual Senior Putri

  1. Keithsya Putri Payana – Prov. DIY
  2. Ni Gusti Ayu Made Wahyu Oktaviana – Prov. Lampung

Hyung Pair Junior

  1. Muhammad Fadhil Putra Frestyadi/Adlia Nismara – Prov. Jawa Tengah
  2. Ambrosius Davidson Sutarta/Katheryn Ailene Kan – Prov. Jawa Tengah
  3. Abisatya Gibraltar Igir/Nadien Praditya Katino – Prov. Kalimantan Timur

Hyung Pair Senior

  1. Aryasatya Bima Anindityo/Keithsya Putri Payana – Prov. DIY
  2. Ngaisatun Solikah/Widy Ulung Setya Mukti – Prov. Jawa Timur
  3. Wahyunika Moeyardi/Mukhammad Yusuf – Prov. Jawa Tengah

Hoshinsul Authorized Junior Beginner

  1. M. Samudera Al Farisi D/Syafitri Ramadhani – Prov. NTB
  2. Nabila Annasri/Ellysia Thalita Oktaviani – Prov. Jawa Tengah
  3. Khanza Nabina Azkia/Syafitri Ramadhani – Prov. NTB

Hoshinsul Authorized Junior Advanced Putri

  1. Amelia Della Putri Inna Zasa/Nara Widya Anindita Nareswari – Prov. DIY
  2. Gabriella Valencia Graciana Rimarco/Kylie Ann Kharisma – Prov. DIY
  3. Mutia Ruby Zalika/Aprilia Arya Finza – Prov. Kalimantan Timur

Hoshinsul Authorized Senior Beginner Putra

  1. Muhammad Rakha Abid Azzaky/Muhammad Luthfi Wibowo – Prov. Jawa Barat
  2. Bagus Harits Fadillah/Bagas Alfiansyah – Prov. Lampung
  3. Bayu Pratama/Damodara – Prov. Lampung

Hoshinsul Authorized Junior Beginner Putra

  1. M. Samudera Al Farisi D/Djaka Lesmana – Prov. NTB
  2. M. Haykal Ridwan/M. Harrum Al-Rasyid Ully – Prov. Kalimantan Timur
  3. Vincent Soputan/Tristan I. Makadada – Prov. Sulawesi Utara & Azzam Amaanullah Rintoko/Kenzie Javas Hikaka – Prov. Jawa Tengah

Hoshinsul Authorized Senior Beginner

  1. Dinna Nirmala/Puspita Maharani – Prov. Lampung
  2. Muhamad Ibnu Arrasyid/Gadis Medika Suwandi – Prov. Lampung

Hoshinsul Authorized Senior Advanced Putra

  1. Bayu Dwi Dedi Saputro/Rafi Rajendra – Prov. DIY
  2. Bintang Deriansyah Karata/Ridho Firmansyah – Prov. Sumatera Barat
  3. Gallant Muhammad Raya/Michael Suryaputra – Prov. DIY & Febrian Yoga Saputra/Fatur Rohman Mudia Mulya – Prov. Lampung

Hoshinsul Authorized Senior Advanced Putri & Mixed

  1. Alietha Gavrilla Arzandhi/Aryasatya Bima Anindityo — Prov. DIY
  2. Naella Putri Magdalena/Jefri Antoni Handoko — Prov. Jawa Tengah
  3. Nia Wulandari/Ida Ayu Cinthya Dewi — Prov. Lampung & Agung Raynaldi Mangiri/Olivia Meditara — Prov. Jawa Timur

Hoshinsul Free Style Junior Putra

  1. Eduardus Abyasa Damian Murtiwiyadi/Bagas Alam Putra — Prov. Jawa Tengah
  2. Syafiq Azzam El Jundi/Dylan Gabriel Kenziehaiman — Prov. Banten
  3. Lanang Jagad Arzhandi/Racka Enrieka Aurelio — Prov. DIY & Aprilia Arya Finza / Mutia Ruby Zalika — Prov. Kalimantan Timur

Hoshinsul Free Style Senior Advanced Putra

  1. Awwabin Raihan Sofani/Ihtifazhuddin Alhafizh — Prov. DIY
  2. Bintang Deriansyah Karata/Ridho Firmansyah — Prov. Sumatera Barat
  3. Revaldo Andhika Pratama/Andriansyah Agus Saputra — Prov. Jawa Tengah
  4. Fatur Rohman Mudia Mulya/Yansa Eko Sugiono — Prov. Lampung

Hoshinsul Free Style Senior Putri & Mixed

  1. Naella Putri Magdalena/Jefri Antoni Handoko — Prov. Jawa Tengah
  2. Ngaisatun Solikah/Widy Ulung Setya Mukti — Prov. Jawa Timur
  3. Nia Wulandari / Ida Ayu Cinthya Dewi — Prov. Lampung

Nak Bop Long Jump Junior Putra

  1. M. Khalaf Daniswara — Prov. NTB
  2. Vincent Soputan — Prov. Sulawesi Utara
  3. Amirul Martadian — Prov. Kalimantan Timur

Nak Bop Long Jump Senior Putra

  1. Hafidz Kurnia Ramadhan — Prov. Jawa Barat
  2. Krisna Adi Saputra — Prov. Jawa Timur
  3. Jeshua Jeferson Panese — Prov. Jawa Timur

Nak Bop High Jump Putra

  1. Hafidz Kurnia Ramadhan — Prov. Jawa Barat
  2. Ichwan Juanda — Prov. Kalimantan Timur
  3. Krisna Adi Saputra — Prov. Jawa Timur

Kibon Nak Bop Junior

  1. Eduardus Abyasa Damian Murtiwiyadi — Prov. Jawa Tengah
  2. Djaka Lesmana — Prov. NTB
  3. Rio Cristian Jorra — Prov. Kalimantan Timur

Kibon Nak Bop Senior

  1. Rijalu Baihaqqi Suprarahardian — Prov. Jawa Tengah
  2. Alquin Raphael — Prov. Jakarta
  3. Muh. Edy Yuliantara — Prov. Kalimantan Timur & Ni Made Fitriani — Prov. Lampung

Mugihyung Ssang Jul Gong Senior

  1. Marciello Octavianus Ryangel — Prov. Jawa Tengah
  2. Tiara Chandra Kirani — Prov. Lampung
  3. Wahyunika Moeyaro — Prov. Jawa Tengah

Mugihyung Gum Senior

  1. Jason Satria Mudali — Prov. Jakarta
  2. Erilly Adelya Melliana — Prov. Jawa Tengah
  3. Stevani Dewi Setyako — Prov. Jawa Tengah & Ni Nengah Devi Jayanti — Prov. Lampung

Mugihyung Jan Bong Senior

  1. Michael Suryaputra — Prov. DIY
  2. Kharis Satria Mudali — Prov. Jakarta
  3. Revaldo Andhika Pratama — Prov. Jawa Tengah & Tiara Chandra Kirani — Prov. Lampung

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!