Adellia Raih Emas ISG 2025 di Riyadh: Kado Ulang Tahun dari Kolam yang Jauh

Akhmad Sef

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

LUDUS - Di Olympic Pool Riyadh, di bawah sorot lampu yang memantul di permukaan air sejernih kaca, seorang perenang muda Indonesia mencatatkan sejarah kecil yang terasa begitu besar. Namanya Adellia. Usianya belum genap 21 tahun, ulang tahunnya baru akan tiba pada 18 November nanti. Tapi di penghujung hari ketiga Islamic Solidarity Games (ISG) 2025 itu, ia sudah lebih dulu memberi hadiah ulang tahun untuk dirinya sendiri: sebuah medali emas dari nomor 200 meter gaya dada putri. Lagu kebangsaan Indonesia Raya pun berkumandang karenanya.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Catatan waktunya, 2 menit 32,24 detik. Tak sekadar angka, tapi jejak perjuangan dari seorang gadis yang pagi itu sempat merasa tak sepenuhnya bugar. Di belakangnya, dua perenang lain memburu dengan jarak napas yang begitu tipis: Pinar Donmez dari Turki (2:32,91) dan Lynn El Hajj dari Lebanon (2:33,93). Namun, air seolah memberi ruang bagi tangan dan keyakinan Adellia untuk sampai lebih dulu.

Kemenangan ini bukan hanya kemenangan pribadi. Ini adalah emas pertama tim renang Indonesia di Islamic Solidarity Games 2025, sebuah simbol bahwa kerja keras di pelatnas dan doa panjang di pinggir kolam akhirnya membuahkan sesuatu yang berkilau.

BACA JUGA: Perolehan Medali Indonesia di ISG 2025 Riyadh per 10 November 23.00 WIB: 4 Emas, 11 Perak, 3 Perunggu

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

“Alhamdulillah, ini benar-benar jadi kejutan dan kado ulang tahun paling spesial buat saya,” ucap Adellia, matanya berkaca-kaca, senyum kecilnya masih berembun. “Dari awal saya tidak menargetkan apa pun karena kondisi badan kurang fit dan perjalanan ke kolam cukup lama hampir dua jam. Saya hanya berusaha menikmati lomba dan memberi yang terbaik.”

Kalimatnya sederhana, tapi dari situ terdengar cara seorang atlet memaknai proses: tanpa banyak janji, hanya keyakinan bahwa tubuh dan hati bisa menyatu di air.

Hari itu menjadi hari yang sibuk bagi tim renang Indonesia. Selain emas dari Adellia, ada satu perak dan satu perunggu yang menambah semangat di pinggir kolam. Tim 4x100 meter gaya ganti estafet: Farrel Armandio Tangkas, Muhammad Dwiky Raharjo, Azzahra Permatahani, dan Nadia Aisha Nurazmi, berhasil mencatat waktu 4:03,53 detik dan mengamankan perak di belakang Turki yang melesat dengan 3:57,96 detik. Uzbekistan menutup podium dengan 4:04,70 detik.

BACA JUGA: Renang Tambah 2 Perak dan 1 Perunggu untuk Indonesia di Islamic Solidarity Games 2025: Saat Harapan Berkibar dari Kolam Riyadh

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Sementara itu, Flairene Candrea ikut membawa pulang perunggu di nomor 100 meter gaya punggung putri dengan catatan 1:04,20 detik. Dua perenang Turki, Sudem Denizli (1:02,31) dan Halime Zulai Zeren (1:03,62), mengisi dua tempat teratas.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Di tengah riuh tim Indonesia yang bersorak di tribun, pelatih kepala, Albert C Sutanto, tak bisa menyembunyikan senyum lebar. “Satu emas, satu perak, dan satu perunggu hari ini luar biasa,” katanya. “Medali emas Adellia benar-benar di luar dugaan. Kami awalnya lebih menjagokan Flairene, tapi Adellia justru tampil sangat tenang dan percaya diri. Ini hasil kerja keras dan konsistensinya selama pelatnas.”

Albert tahu betul perjalanan Adellia tak selalu mulus. Kemarin, di nomor 100 meter gaya dada, ia hanya finis di posisi yang belum memuaskan. Tapi hari ini, ia seperti menebus semua itu, membuktikan bahwa ketenangan bisa lebih tajam daripada ambisi. “Adellia sudah menunjukkan potensi besar sejak 100 meter gaya dada kemarin, hanya kurang beruntung. Hari ini dia membuktikan dengan performa luar biasa. Ini sinyal positif menuju SEA Games dan ajang-ajang besar berikutnya,” tambah Albert.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Ada sesuatu yang khas dari kemenangan semacam ini, tidak datang dari unggulan utama, tapi dari mereka yang memilih untuk tetap percaya pada proses, meski tubuh terasa letih dan jarak ke kolam renang terasa begitu jauh. Di tengah hiruk-pikuk ajang internasional yang sarat gengsi dan tekanan, Adellia justru menemukan ruang tenang di dalam air, tempat ia bisa menyalurkan segala kegelisahan menjadi gerak yang indah.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Dan ketika tangan kirinya menyentuh dinding lebih dulu, waktu berhenti sejenak. Mungkin di detik itu, antara riuh sorak dan percikan air, ia mendengar sesuatu yang hanya bisa didengar oleh seorang atlet muda: napas lega yang berubah menjadi keyakinan baru, bahwa di balik setiap jarak dua jam perjalanan, selalu ada kemungkinan untuk pulang membawa emas.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!