Erick Thohir Cabut Permenpora 14/2024: Titik Balik Tata Kelola Olahraga Indonesia Jelang Olimpiade

Ludus01

LUDUS - Di Jakarta, sebuah kabar berembus yang membuat udara di ruang-ruang olahraga terasa lebih lega. Senin, 22 September 2025, Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir resmi mencabut Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 14 Tahun 2024 tentang Standar Pengelolaan Organisasi Olahraga Prestasi. Regulasi yang sebelumnya dianggap mengekang federasi itu kini sirna, digantikan dengan Permenpora Nomor 7 Tahun 2025.

Foto/NOC Indonesia

Foto/NOC Indonesia

Bagi banyak orang, keputusan ini mungkin hanya baris baru dalam lembaran peraturan negara. Namun di mata para pelaku olahraga, ia adalah titik balik.

“Pencabutan Permenpora Nomor 14 Tahun 2024 oleh Menpora Erick Thohir adalah momentum penting, sebuah titik balik dari kebangkitan olahraga nasional. Kami percaya di tangan beliau, peta jalan olahraga Indonesia akan kembali sesuai dengan prinsip-prinsip Olympic Charter,” ujar Krisna Bayu, anggota Komite Eksekutif NOC Indonesia.
Foto/NOC Indonesia

Foto/NOC Indonesia

Bayu tahu benar arti momentum itu. Ia bukan sekadar pengurus, melainkan Olympian yang pernah mewakili Indonesia di tatami judo Atlanta 1996, Sydney 2000, hingga Athena 2004. Pengalaman tiga kali olimpiade membuatnya paham betapa rapuhnya fondasi olahraga jika tata kelola terjebak pada birokrasi semata. Karena itu, keputusan Erick kali ini disambutnya dengan penuh optimisme.

Erick sendiri bukan orang baru di dunia olahraga. Ia pernah duduk sebagai Ketua Umum PP Perbasi, kemudian menakhodai NOC Indonesia, dan namanya melesat ke panggung global saat menjadi orang Asia pertama yang memiliki saham klub NBA Philadelphia 76ers. Jejaknya bertambah panjang ketika ia menjabat Presiden Inter Milan, lalu sukses mengomandoi Asian Games 2018 Jakarta–Palembang yang menuai pujian dunia. Kini, kiprahnya berlanjut di forum-forum internasional: anggota Central Board FIBA sejak 2014 dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) sejak 2019.

Dengan rekam jejak itu, ia tahu betul bahwa olahraga tak bisa hidup hanya dari perintah negara. Ia perlu ruang bernapas: kolaborasi antara pemerintah, NOC, federasi, hingga sponsor swasta. Maka, pencabutan aturan lama menjadi penanda dibukanya jalan baru, lebih fleksibel, lebih sehat, lebih sesuai dengan tata kelola internasional.

Di Senayan, NOC Indonesia pun menyambut langkah itu dengan semangat persatuan. Mereka yakin, di tengah riuh rendah politik dan birokrasi, olahraga bisa tetap menjadi ruang yang jernih, tempat Merah Putih dikibarkan lebih tinggi.

“NOC Indonesia siap menjadi motor pemersatu, mengajak semua pihak untuk bersatu mendorong prestasi olahraga melalui perbaikan internal tata kelola. Bersama-sama, kita harus memastikan Merah Putih berkibar lebih tinggi di ajang internasional,” kata Krisna Bayu.

Foto/NOC Indonesia

Foto/NOC Indonesia

Di balik kata-kata itu, tersimpan harapan besar: lahirnya lebih banyak Olympian dari negeri ini. Sebab, bagi Bayu, keputusan Erick bukan hanya soal regulasi. Ia adalah keberanian untuk menata ulang fondasi, memberi kepastian bagi federasi agar bisa fokus pada hal yang paling penting: membina atlet, meningkatkan prestasi, dan mengincar medali.

Dan pada akhirnya, sejarah olahraga Indonesia memang selalu ditulis dari keberanian. Dari satu keputusan yang mengubah arah, dari satu momentum yang disambut dengan percaya diri. Kini, setelah peraturan lama resmi dicabut, jalan menuju Olimpiade berikutnya tampak sedikit lebih terang.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!