Indonesia Siap Menyalakan Semangat di Riyadh: Tim Kecil, Solidaritas, dan Harapan di Islamic Solidarity Games 2025

Akhmad Sef

LUDUS - Dua hari lagi (7/11/25), langit Riyadh akan menyala oleh semangat lima puluh tujuh bangsa pada November ini, ketika Islamic Solidarity Games (ISG) 2025 digelar di jantung Arab Saudi. Di antara gemerlap stadion dan riuh doa yang melangit, akan berdiri sebuah tim kecil dari negeri khatulistiwa, Tim Indonesia, membawa harapan besar dengan kekuatan yang sederhana. Mereka datang bukan dengan jumlah besar, tetapi dengan tekad yang padat.

Foto/NOC Indonesia/Mochammad Rifqy Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Mochammad Rifqy Priadiansyah

Chef de Mission (CdM), Endri Erawan, menyebutnya dengan jujur, “Tim kita memang mini, tapi kami berusaha memberikan layanan maksimal kepada atlet Tim Indonesia agar mereka bisa tampil dan berprestasi maksimal untuk Indonesia.” Di balik kalimat itu, terpantul kerja keras yang panjang, koordinasi, logistik, hingga latihan yang tak mengenal waktu.

ISG Riyadh 2025, yang akan berlangsung 7–21 November di Arab Saudi, bukan sekadar panggung perebutan medali. Bagi Endri dan para atlet, ajang ini adalah cara lain untuk menunjukkan bahwa olahraga bisa menjadi jembatan: antara bangsa, antara keyakinan, antara batas-batas yang sering kali membatasi manusia.

Diselenggarakan oleh Islamic Solidarity Sports Association (ISSA) di bawah naungan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), ISG kali ini mempertemukan 57 negara, termasuk Indonesia, dengan 38 atlet dari tujuh cabang olahraga: renang, anggar, muaythai, gulat, angkat besi, camel racing, serta pencak silat yang tampil sebagai cabang demonstrasi.
Foto/Dok. NOC Indonesia

Foto/Dok. NOC Indonesia

Mereka tak sendiri. Empat belas official dan tiga belas anggota tim head quarter dari Komite Olimpiade Indonesia ikut memastikan segala kebutuhan terpenuhi. Semua bergerak cepat, agar di hari pertandingan nanti, hanya semangat yang berbicara.

Tahun ini, Riyadh menjelma panggung besar bagi 23 cabang olahraga, dengan kemungkinan bertambah hingga 26 termasuk cabang demonstrasi. Arena megah seperti Boulevard, Olympic Complex, Al Janadriyah, dan Malaz siap menyambut para atlet dari berbagai belahan dunia. Kota tua yang kini berbalut modernitas itu seakan ingin berkata: tradisi dan kemajuan bisa berjalan bersama, seperti halnya olahraga dan solidaritas.

Meski disebut “Islamic Solidarity Games”, kompetisi ini jauh dari sekat keyakinan. Atlet non-Muslim pun hadir, karena mereka datang atas nama bangsa. Inilah simbol nyata bahwa persaudaraan tak pernah berhenti di perbedaan. Di lintasan dan ring, tak ada agama, yang ada hanya sportivitas.

Foto/Dok. NOC Indonesia

Foto/Dok. NOC Indonesia

Indonesia datang dengan sejarah. Saat menjadi tuan rumah ISG 2013 di Jakarta–Palembang, Merah Putih berkibar tertinggi dengan 36 emas, 36 perak, dan 34 perunggu. Sembilan tahun kemudian di Konya 2022, prestasi itu masih terjaga: 12 emas, 12 perak, dan 21 perunggu, cukup untuk membawa pulang posisi keenam. Kini, di Riyadh, mereka kembali membawa misi yang sama: bukan sekadar medali, tapi makna.

“Para atlet sudah menjalani persiapan intensif di pelatnas,” ujar Endri. Ia tak menutupi kenyataan bahwa kekuatan terbaik tak seluruhnya berangkat. Beberapa nama besar akan berlaga di SEA Games Thailand yang waktunya berdekatan. “Tapi kami ingin mereka tetap tampil percaya diri, fokus pada performa terbaik, dan membawa pesan sportivitas dari Indonesia kepada dunia.”

Foto/NOC Indonesia/Mochammad Rifqy Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Mochammad Rifqy Priadiansyah

Ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar angka di papan klasemen. Bertanding di Tanah Arab, bagi banyak atlet Indonesia, seperti pulang dalam makna spiritual. Di sanalah akar keislaman mengakar kuat, namun juga tempat modernitas tumbuh tanpa kehilangan jati diri. Endri tahu, di sana para atlet akan belajar tentang makna solidaritas, persaudaraan, dan kebanggaan yang tak melulu diukur dengan medali.

“Para atlet membawa kemampuan dan nilai-nilai luhur bangsa: semangat pantang menyerah, persaudaraan, dan rasa hormat kepada sesama,” katanya menutup pembicaraan. Di wajahnya tergambar keyakinan sederhana: bahwa sekecil apa pun kontingen ini, semangat mereka akan cukup besar untuk menerangi Riyadh.

Foto/NOC Indonesia/Mochammad Rifqy Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Mochammad Rifqy Priadiansyah

Maka, ketika bendera Merah Putih perlahan naik di bawah langit Arab nanti, dunia akan melihat lebih dari sekadar kemenangan. Mereka akan melihat Indonesia, dengan segala kerendahan hati dan daya juangnya, hadir membawa pesan yang sama dari sejak pertama kali bangsa ini berdiri: damai, bersahabat, dan tak pernah menyerah.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!