Jalan Kaki Saat Telepon: Alasan untuk Bergerak, Cara Ringan Merawat Tubuh dan Pikiran
Ludus01

LUDUS - Ada orang-orang yang tak bisa diam saat bicara. Tubuh mereka seolah ikut mencari kalimat, menyusun argumen, bahkan menggulung emosi yang hendak disampaikan lewat suara. Barangkali itulah cara tubuh berpikir: melalui gerak. Ada orang-orang yang tak bisa diam saat bicara. Tubuh mereka seolah ikut mencari kalimat, menyusun argumen, bahkan menggulung emosi yang hendak disampaikan lewat suara. Barangkali itulah cara tubuh berpikir: melalui gerak.
Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dikenal sering berjalan di halaman Gedung Putih sambil menelepon. Dalam langkah-langkahnya yang tenang, ia tak hanya berkomunikasi lewat kata, tetapi juga menyalurkan fokus dan refleksi melalui gerak tubuhnya. Obama pernah berkata dalam sebuah wawancara, “I find that when I’m walking, my mind is freer, my thoughts are clearer. It’s as if the movement opens up space inside my head where ideas can flow.”

Barack Obama berjalan melintasi South Lawn (Halaman Selatan) Gedung Putih sebelum berangkat ke Camp David, 5 Agustus 2011. Foto Resmi Gedung Putih/ Lawrence Jackson
Obama merasa ketika telepon sambil berjalan, pikiran menjadi lebih bebas, dan gagasan-gagasan menjadi lebih jelas. Seolah-olah gerakan itu membuka ruang di dalam kepalanya tempat ide-ide bisa mengalir.
Sebuah kebiasaan yang bukan sekadar rutinitas, melainkan ritual berpikir yang memberi ruang bagi pikiran untuk mengalir bebas dan argumen untuk disusun secara matang. Sebuah kebiasaan yang terdengar sepele, tapi mungkin menyimpan makna lebih: bahwa dalam langkah-langkah kecil itu, tubuh sedang ikut bicara.
Apa yang dilakukan Obama, ternyata bukan sekadar kebiasaan pribadi. Di dunia kerja modern, kebiasaan berjalan saat menelepon semakin dianggap sebagai bentuk multitasking yang sehat. Kita tahu, banyak dari kita terjebak duduk selama berjam-jam di depan layar. Tapi telepon—yang sering dianggap gangguan atau sekadar interupsi—bisa menjadi momen untuk bergerak. Sepuluh menit menelepon sambil berjalan bisa menghasilkan sekitar 600 langkah. Tanpa perlu niat olahraga, tanpa perlu ganti baju.
Lebih dari sekadar kalori, berjalan saat menelepon juga memberi ruang gerak bagi pikiran. Beberapa orang bahkan mengaku bisa berpikir lebih jernih saat berjalan. “Walking meetings” sudah lama diterapkan oleh tokoh-tokoh seperti Steve Jobs dan Mark Zuckerberg. Bukan semata karena gaya—tapi karena manfaat mental yang menyertainya. Bahkan Jobs pernah berkata, “Some of my best ideas have come to me while walking.” Jobs mendapatkan beberapa ide terbaik, katanya datang pada saat sedang berjalan.

Saat kita menerima telepon, wajar jika tetap duduk. Tapi kebiasaan “mondar-mandir” sebenarnya jauh lebih dari refleks. Menurut psikologi, orang yang melakukan ini sering kali adalah pemikir kinestetik—mereka memproses informasi lewat gerakan fisik. Otak mereka bekerja lebih aktif saat tubuh ikut bergerak. Ini juga cara alami mengelola stres, melepaskan ketegangan saat pembicaraan penting, tanpa sadar mereka melakukan coping mechanism yang sehat.
Kebiasaan seperti ini mirip dengan pola yang kita ingin dorong: jalan pelan saat menelepon. Aktivitas ini tak hanya menggerakkan tubuh, tapi juga memberi ruang bagi otak untuk berpikir lebih bebas. Penelitian dari Stanford menunjukkan bahwa berjalan bisa meningkatkan kreativitas hingga 60 %, dan itulah mengapa perusahaan seperti Apple dan Facebook menerapkan “walking meetings”.
Sepuluh menit telepon sambil berjalan bisa menghasilkan sekitar 600 langkah, bakar 30–50 kalori ringan, sirkulasi darah lebih lancar, dan pikiran pun lebih jernih, tanpa perlu sepatu olahraga.
Sebagian dari kita mungkin merasa aneh jika berjalan bolak-balik saat bicara. Tapi barangkali yang perlu diubah bukan hanya kebiasaan, melainkan cara kita memaknai gerak. Jalan kaki saat menelepon bukanlah tanda gugup atau gelisah. Ia bisa menjadi ruang jeda di tengah padatnya rutinitas, waktu untuk mendengarkan tubuh sambil tetap produktif.

Tidak semua panggilan harus dilakukan sambil duduk. Terkadang, percakapan paling bermakna datang saat kaki juga ikut melangkah. Dan siapa tahu, langkah kecil di sepanjang lorong kantor atau halaman rumah itu justru membawa kita pada ide, ketenangan, atau sekadar napas yang lebih dalam, di tengah hari yang sibuk dan padat.
Gerakan itu bukan sekadar aktivitas acak. Mereka biasanya lebih ekspresif secara emosional, menunjukkan empati tinggi dalam bicara, dan cenderung tidak nyaman dalam situasi pasif—lebih proaktif dan cepat mengambil keputusan. Ditambah lagi, kebiasaan ini ternyata sering dibarengi dengan sifat introspektif — mereka menggunakan waktu berjalan sebagai ruang untuk merenung, berpikir, dan menyusun ide.

Jalan Kaki = Bergerak Tanpa Menyadari
Satu panggilan telepon biasanya berdurasi 5–15 menit. Di waktu itulah, Anda bisa berdiri dan melangkah pelan, menyusuri lorong kantor, berdiri di dekat jendela, atau sekadar berjalan bolak-balik di ruang kerja. Tidak perlu cepat. Tidak harus jauh.
Menurut studi dari Harvard Health Publishing, berjalan selama 10 menit dapat membakar sekitar 30–50 kalori, tergantung berat badan dan intensitas langkah. Dan ya, 10 menit nelpon sambil jalan bisa memberi Anda sekitar 600 langkah. Lumayan untuk menambah total langkah harian tanpa terasa seperti olahraga.
Bergerak Itu Berpikir
Lebih dari sekadar kalori, berjalan saat menelepon juga memberi ruang gerak bagi pikiran. Beberapa orang bahkan mengaku bisa berpikir lebih jernih saat berjalan. “Walking meetings” sudah lama diterapkan oleh tokoh-tokoh seperti Steve Jobs atau Mark Zuckerberg, bukan semata karena gaya — tapi karena manfaat mental yang menyertainya.
Berjalan pelan bisa membantu Anda:
- Lebih percaya diri saat bicara
- Suara terdengar lebih ekspresif
- Mengurangi ketegangan tubuh saat membahas topik berat
Mulai dari Langkah Kecil
Anda tak perlu menunggu jam olahraga sore atau menunda hingga akhir pekan. Setiap panggilan bisa menjadi peluang untuk bergerak.
Cukup berdiri. Melangkah pelan. Biarkan tubuh tahu bahwa Anda masih hidup, bukan hanya duduk.
Tidak semua aktivitas fisik harus datang dengan sepatu olahraga dan playlist workout. Kadang, ia cukup datang lewat nada dering. (Dari Berbagai Sumber)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!