Langkah yang Terhenti di Perempat Final: Kisah Muaythai Indonesia di Islamic Solidarity Games 2025 Riyadh

Akhmad Sef

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

LUDUS - Pertarungan itu berakhir lebih cepat dari yang diimpikan. Di The Promenade Sports Boulevard Riyadh, tubuh-tubuh yang telah ditempa ribuan kali pukulan akhirnya berhenti pada satu batas: perempat final Islamic Solidarity Games 2025. Namun yang tersisa bukan sekadar kekalahan, melainkan kisah tentang bagaimana manusia belajar menerima nasib tanpa menundukkan kepala. Tapi, di balik kekalahan tim muaythai Indonesia itu, ada kisah tentang ketahanan, keyakinan, dan tubuh yang belajar menanggung takdir.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Angelina Runtukahu, petarung mungil dari Manado yang turun di kelas 50–55 kilogram, membuka jalan dengan kemenangan meyakinkan. Ia menaklukkan Dana Algussein, wakil tuan rumah Arab Saudi, lewat skor 20–18 di babak 16 besar, sebuah awal yang terasa seperti janji kemenangan berikutnya. Tapi janji itu urung ditepati. Di perempat final, berhadapan dengan Zineb Bouhmada dari Uni Emirat Arab, Angel terhenti ketika ronde pertama baru saja bergulir. Skor masih 9–10, tapi napasnya tersengal di udara Riyadh yang kering dan menusuk.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

“Pertandingan pertama berat sekali, terutama karena udara di sini sangat kering dan bikin susah bernapas. Lawan punya power besar, tapi saya bersyukur bisa menang di pertandingan pembuka. Di babak berikutnya, saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Kalau Tuhan kasih, saya pasti bisa, tapi memang belum rezeki kali ini,” katanya.

Sudah tujuh tahun ia hidup di dunia pukul dan tendang ini. Setiap kali masuk ring, Angel tahu bahwa keberanian bukan selalu tentang menang, melainkan tentang bagaimana menatap lawan meski tubuh sendiri sudah menuntut jeda.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Dari sisi lain arena, di kelas 70–75 kilogram, Ardiansyah membawa semangat yang sama. Ia memulai langkahnya dengan kemenangan walk over atas Ammarul Shafiq bin Ubaidillah dari Malaysia. Tapi di babak berikutnya, ia harus berhadapan dengan kenyataan yang tak jauh berbeda dari Angel. Lawannya, Mohammed Yousuf Jahangir dari Afghanistan, unggul tipis 30–27. Pertarungan itu berlangsung ketat, nyaris seimbang, tapi takdir memilih sisi lain dari ring.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

“Alhamdulillah saya sudah kasih yang terbaik, sudah maksimal. Mungkin belum rezeki saya kali ini,” ujar Ardiansyah. “Dari segi teknik memang masih ada kekurangan, dan itu jadi bahan evaluasi saya ke depan. Fisik sudah cukup baik, tapi saya perlu perbaiki teknik dan jam tanding untuk event berikutnya.” Kata-katanya sederhana, tapi ada nada yang tak kalah penting dari hasil: nada tekad yang belum padam.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Di sektor putri kelas 55–60 kilogram, Antonia Bui Ola sempat menjadi harapan tersisa. Ia langsung melangkah ke perempat final, tapi di sana menemu tembok kokoh bernama Soha Alfar dari Arab Saudi. Skor akhir 28–29, hanya selisih satu angka yang memisahkan antara kemenangan dan pulang lebih awal. Di sudut arena, tubuhnya menunduk, tapi matanya menatap jauh. Ia tahu, kekalahan bukan penutup, melainkan jeda yang memberi waktu untuk kembali berlatih, untuk menemukan versi terbaik dari diri yang sama.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Maka begitulah perjalanan tim Muaythai Indonesia di Riyadh: bukan cerita kemenangan, tapi cerita tentang manusia yang melangkah sejauh mungkin meski tahu ring selalu punya dua sisi, yang menang dan yang belajar. Dari Manado, Jakarta, hingga gelanggang panas di jazirah Arab, mereka membawa sesuatu yang lebih berharga dari medali: semangat yang tak mudah dikalahkan.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!