Liburan Tanpa Drama Sakit: 7 Tips Sehat untuk Anak dan Keluarga Saat Libur Sekolah

Ludus01

Panduan Sehat, Bahagia, dan Penuh Gizi di Musim Libur.

LUDUS - Ketika bel terakhir dibunyikan dan tas-tas kecil dilempar ceria ke udara, datanglah musim yang ditunggu banyak anak: liburan sekolah. Bagi sebagian orang tua, ini juga menjadi saat untuk menata ulang ritme hidup yang biasanya penuh derap. Tapi euforia libur seringkali membawa jebakan: pola makan berantakan, tubuh jadi malas bergerak, jam tidur rusak, dan layar gawai menjadi sahabat paling setia.

Namun, liburan tak harus berarti hidup lepas kendali. Justru inilah waktu paling strategis untuk mengajarkan dan menanamkan gaya hidup sehat, dengan cara yang menyenangkan.

Liburan, seindah apa pun, bisa berubah menjadi kepanikan jika kita tak siaga. Maka, liburan bukan alasan untuk hidup tanpa aturan. Justru di sinilah kesempatan menanamkan gaya hidup sehat, dengan cara yang menyenangkan, hangat, dan penuh cinta keluarga.

Lalu bagaimana menjaga tubuh tetap sehat selama liburan tanpa terasa seperti hukuman? Berikut adalah tips-tipsnya:

1. Pola Makan: Makanlah yang Dekat, Sehat, dan Penuh Warna

Liburan sering identik dengan jajan, makanan instan, atau wisata kuliner. Tapi bukan berarti kita tak bisa memilih versi sehatnya.
Sebuah studi dari The Lancet Public Health (2019) menunjukkan bahwa konsumsi tinggi makanan olahan berkorelasi erat dengan risiko obesitas dan gangguan metabolisme pada anak-anak.

Tips:

  • Fokus pada makanan utuh seperti buah, sayuran, dan protein segar.
  • Hindari makanan ultra-proses seperti sosis, nugget, dan mi instan berlebihan.
  • Minum air putih cukup—sekitar 6–8 gelas per hari untuk anak-anak (menurut EFSA).
  • Liburan bisa jadi momen mencicipi makanan lokal. Boleh saja, asal perhatikan porsi dan imbangi dengan serat.

2. Bergerak Itu Berlibur

Data dari WHO menyebutkan bahwa anak usia 5–17 tahun disarankan aktif minimal 60 menit per hari. Tak harus selalu berolahraga formal—gerak aktif bisa dilakukan dengan cara sederhana dan menyenangkan.

Tips:

  • Jalan kaki menjelajahi tempat wisata.
  • Bersepeda keliling kompleks atau taman kota.
  • Yoga atau senam ringan bersama keluarga.
  • Buat permainan aktif di rumah: lempar bola, lompat tali, atau petak umpet.

3. Tidur: Jangan Korbankan Malam untuk Layar

Tidur sering jadi korban utama selama liburan. Padahal tidur cukup dan berkualitas sangat krusial bagi daya tahan tubuh dan perkembangan otak.

Menurut National Sleep Foundation, durasi tidur ideal:

  • 6–13 tahun: 9–11 jam
  • Remaja: 8–10 jam
  • Dewasa: 7–9 jam

Tips:

  • Hindari gawai satu jam sebelum tidur. Cahaya biru menghambat produksi melatonin, hormon tidur.
  • Gunakan rutinitas tidur yang konsisten, bahkan di hotel.

4. Stres Juga Butuh Liburan

Terdengar paradoks, tapi liburan bisa memicu stres—bagi orang tua dan anak. Perjalanan jauh, anak rewel, atau ekspektasi terlalu tinggi bisa membuat liburan terasa melelahkan.

Tips:

  • Lakukan aktivitas sederhana: membaca buku, bermain musik, menggambar, atau sekadar ngobrol santai.
  • Beri waktu istirahat untuk mental. Menurut APA, teknik pernapasan dalam dan duduk diam tanpa gawai beberapa menit sehari dapat menurunkan hormon stres.

5. Jaga Kebersihan: Liburan Boleh Kotor, Tapi Tetap Cerdas

Berada di tempat wisata atau transportasi umum artinya tubuh harus lebih waspada terhadap kuman.

Tips:

  • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah beraktivitas atau makan.
  • Gunakan masker di ruang tertutup atau padat.
  • Siapkan hand sanitizer dan tisu basah.

Menurut CDC, cuci tangan dengan benar menurunkan risiko diare hingga 31% dan infeksi pernapasan hingga 21%.

6. Vaksinasi: Jangan Tunggu Sakit untuk Melindungi

Jika bepergian ke tempat ramai atau lintas negara, pertimbangkan vaksinasi flu. Ini sangat dianjurkan, terutama bagi anak-anak, lansia, atau mereka yang daya tahan tubuhnya lemah.

7. Bawa Obat Pribadi: Kecil tapi Vital

Tak ada yang berharap sakit saat liburan, tapi lebih baik bersiap.

Bawalah:

  • Obat demam dan nyeri
  • Obat alergi (jika anak punya riwayat)
  • Salep antiseptik
  • Vitamin C atau suplemen ringan
  • Plester luka

Menjaga kesehatan selama liburan bukan sekadar rutinitas, tapi warisan perilaku. Anak-anak belajar bukan dari nasihat, tapi dari apa yang mereka lihat. Jika mereka melihat orang tua tetap aktif, makan teratur, tidur cukup, dan tetap tertawa meski perjalanan melelahkan, itulah pelajaran paling kuat.

Karena sehat bukan hasil kebetulan, melainkan pilihan yang konsisten, bahkan saat sedang liburan.

Liburan sekolah adalah jeda yang berharga. Tapi jeda ini tak seharusnya jadi lubang hitam bagi pola hidup sehat. Justru inilah waktu paling tepat untuk menanamkan kebiasaan baik, tanpa beban kurikulum, tanpa tekanan pekerjaan. Cukup dengan niat dan sedikit kreativitas, liburan bisa jadi musim panen kesehatan, bukan musim sakit.

Foto/Dok.Keluarga Ade Wardhana Adinata

Foto/Dok.Keluarga Ade Wardhana Adinata

Liburan yang baik bukan hanya soal tempat yang jauh atau makanan yang mewah, tapi tentang tubuh yang tetap bugar, hati yang tenang, dan keluarga yang kembali pulang dengan utuh. Karena apa gunanya perjalanan panjang, jika yang pulang justru adalah demam dan sesal?

Karena liburan bukan hanya soal foto indah, tetapi tentang keluarga yang kembali dengan tubuh bugar dan hati tenang. Sehat bukan hasil kebetulan. Ia adalah pilihan sadar, yang ditanam hari ini dan dituai kelak.

Dan liburan adalah lahan terbaik untuk mulai menanamnya. (Dari Berbagai Sumber)

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!