Lifter Indonesia di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Norwegia 2025: Mencari Jati Diri, Menunggu Ketok Palu Olimpiade Los Angeles 2028
Ludus01


LUDUS - Menjelang keberangkatan menuju Norwegia, udara di Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) angkat besi Indonesia terasa berbeda: lebih padat oleh antisipasi ketimbang keringat semata. Dari 2 hingga 11 Oktober nanti, IWF World Championship 2025 akan digelar di tanah Skandinavia itu. Sepuluh lifter Merah Putih disiapkan bukan hanya untuk mengangkat besi dan menguji batas tubuh mereka, melainkan juga untuk sebuah pencarian: menemukan jati diri di kelas baru, sembari menunggu keputusan kelas mana saja yang kelak diperebutkan di Olimpiade Los Angeles 2028.

Foto/Istimewa
“Kalau saya bisa menyebut penampilan Rizky Juniansyah, Rahmat Erwin Abdullah, Eko Yuli Irawan, dan Betayeb di Norwegia, itu dalam rangka mencari jati diri,” kata Hadi Wihardja OLY, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PABSI, saat ditemui di Jakarta, Sabtu (27/9/2025). “Karena mereka akan menjajaki sekaligus melihat posisi peringkatnya di kelas barunya.”

Foto/Istimewa
Nama-nama besar kembali mencuat di balik angka kilogram dan papan skor. Rizky Juniansyah, peraih emas Olimpiade Paris 2024, kini harus meninggalkan zona nyaman kelas 73 kg untuk naik ke kelas 79 kg. Rahmat Erwin Abdullah, peraih perak Olimpiade Tokyo 2021 yang lama bernaung di kelas 73 kg, kini justru turun ke 69 kg.

Foto/Istimewa
Legenda angkat besi Indonesia, Eko Yuli Irawan, yang pernah mengangkat nama bangsa lewat dua medali perunggu (Beijing 2008 dan London 2012) serta dua perak (Rio 2016 dan Tokyo 2020), juga memasuki lembaran baru. Dari kelas 61 kg yang menjadi rumahnya selama bertahun-tahun, ia naik ke kelas 65 kg. Lifter putri Natasya Betayeb, yang saat ini menempati peringkat 6 dunia, harus turun dari kelas 59 kg ke 58 kg.

Foto/Istimewa
Perubahan kelas bukan sekadar perpindahan angka. Itu berarti tubuh yang harus menyesuaikan, strategi yang dipetakan ulang, dan lawan-lawan baru yang sudah menunggu. “Rizky pasti akan bersaing ketat di kelas barunya,” ujar Triyatno OLY, pelatih Rizky yang juga mantan lifter peraih perak Olimpiade Beijing 2008 dan perunggu London 2012. “Mudah-mudahan dia mampu meraih prestasi di Norwegia nanti.”
Namun tantangan terbesar mungkin datang dari persilangan taktik para lifter dunia. Hadi memperingatkan, kelas yang dipilih Rizky dan Rahmat akan dipadati persaingan karena banyak lifter 81 kg memilih turun ke 69 kg. “Begitu juga Eko yang akan bersaing di kelas 65 kg,” katanya.
Sementara tubuh-tubuh para lifter menyesuaikan diri di arena, sebuah ketidakpastian lain menggantung di udara: keputusan Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) tentang kelas resmi Olimpiade Los Angeles 2028.

Hadi menjelaskan, Olimpiade 2028 nanti sudah memastikan angkat besi memperebutkan 12 emas, terbagi rata 6 putra dan 6 putri. Jumlah itu lebih banyak dibanding Paris 2024 yang hanya menampilkan 10 emas (5 putra dan 5 putri). Tapi kelas apa saja yang akan dipertandingkan? Jawabannya masih menunggu ketukan palu. Bisa jadi pada Kongres IWF awal Oktober 2025, atau ditunda hingga Kongres Desember 2025.

Maka, kehadiran tim Indonesia di Norwegia bukan sekadar menunggu podium, melainkan juga menunggu sejarah diputuskan. Antara angka-angka beban yang diangkat dan agenda rapat yang jauh dari arena, jati diri para lifter Merah Putih tengah ditempa. Sebab, di balik otot-otot yang tegang di atas platform, ada ketabahan menanti kepastian panggung dunia.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!