Mendobrak Batas, Di Balik Diamnya Kursi Roda, Ada Mimpi untuk Bangsa: Cerita Haru dari GOR Pangsuma Pontianak
Ludus01


Sebanyak 150 calon atlet disabilitas muda dari Kalimantan Barat, berusia antara 10 hingga 23 tahun mengikuti Talent Scouting Mendobrak Batas (Foto: NPC Indonesia)
Di dalam riuh rendah GOR Pangsuma Pontianak, sebuah harapan lahir bukan dari kemenangan, melainkan dari semangat yang tak pernah menyerah. Selama tiga hari, dari tanggal 2 hingga 4 Mei 2025, ratusan jiwa muda berkumpul. Bukan untuk bertanding, tapi untuk bermimpi. Untuk menunjukkan bahwa batas itu bisa didobrak. Bahwa keterbatasan fisik bukanlah akhir dari segalanya—melainkan awal dari sesuatu yang luar biasa.
Sebanyak 150 calon atlet disabilitas muda dari Kalimantan Barat, berusia antara 10 hingga 23 tahun, datang dari berbagai pelosok—dari kabupaten di ujung sungai hingga kota yang disesaki motor. Mereka datang membawa satu tekad: ingin menjadi bagian dari sejarah. Menjadi bagian dari bangsa yang tak melihat kekurangan sebagai kelemahan, tapi sebagai kekuatan tersembunyi.
Program pencarian bakat bertajuk “Mendobrak Batas” ini bukan sekadar seleksi. Ini adalah panggung pertama bagi mereka yang selama ini mungkin tak pernah diberi ruang. Di sinilah, mimpi-mimpi itu diuji lewat tes klasifikasi, pengukuran fungsi otot, komposisi tubuh, hingga kebugaran fisik seperti VO2 Max. Di sinilah, semangat mereka menyala, meski langkah mereka tak selalu secepat yang lain.

Program pencarian bakat bertajuk “Mendobrak Batas” ini bukan sekadar seleksi, dilaksanakan dari 2 hingga 4 Mei 2025 (Foto: NPC Indonesia)
Purwo Adi Sanyoto, Koordinator Talent Scouting dari NPC Indonesia, tak bisa menyembunyikan kekagumannya.
“Antusiasme dari calon atlet Kalimantan Barat sangat luar biasa. Beberapa peserta sudah kita identifikasi memiliki keberbakatan yang lebih dari peserta lainnya.”
Mata Purwo Adi berbinar, seperti melihat masa depan yang tengah tumbuh di hadapannya.
Bagi NPC Indonesia, hasil dari program ini lebih dari sekadar catatan angka. Rekomendasi pertama akan memberi arah: cabang olahraga mana yang cocok bagi tiap individu. Dan yang kedua, adalah jalan emas: mereka yang dinilai memiliki potensi tinggi akan digembleng di Pusat Pelatihan Paralimpiade Indonesia, Karanganyar, Jawa Tengah—tempat lahirnya para juara sejati.

Calon atlet disabiltas Indonesia tengah mengikuti program pencarian bakat Mendobrak Batas (Foto: NPC Indonesia)
Kalimantan Barat menjadi provinsi keempat dalam rangkaian program ini. Masih ada 31 provinsi lagi. Tapi kisah di Pontianak ini sudah cukup untuk menyentuh hati siapa pun yang menyaksikannya.
Di antara sorak dan semangat itu, seorang tokoh angkat bicara. Abdul Hadi, atlet angkat berat yang telah mengharumkan Kalbar di pentas ASEAN Para Games, hadir membawa api semangat yang tak pernah padam. Suaranya bergetar saat berkata, “Jangan pernah minder. Tetap angkat derajat keluarga, derajat bangsa ini serta Kalimantan Barat.”

Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, datang pada hari pembukaan Mendobrak Batas (Foto: NPC Indonesia)
Dan seperti menyambut bara itu, Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, datang pada hari pembukaan. Dengan senyum dan tatapan penuh harap, ia menyapa satu per satu peserta dari 14 kabupaten dan kota. “Saya doakan kedepannya atlet-atlet kita lebih berprestasi lagi,” katanya dengan tulus.
Dukungan tak berhenti di situ. Mustaat Saman, Ketua NPCI Kalimantan Barat, mengangkat tangan tinggi-tinggi, bukan untuk menunjuk, tapi untuk memimpin. Ia tahu perjuangan ini belum selesai. Tiga tahun ke depan adalah masa pembinaan menuju Peparnas XVIII 2028. Ia tidak meminta, ia mengajak. “Kita bukan sosok lemah. Kita sosok yang tangguh. Kita yang harus memperjuangkan diri kita sendiri.”

Dan di antara mereka yang melambaikan tangan, mendorong kursi roda, atau tertatih melangkah, tak ada yang menangis karena keterbatasan. Yang ada hanya tawa, peluh, dan semangat yang tak bisa diukur dengan angka.
Mereka datang bukan hanya untuk lolos seleksi. Mereka datang untuk menunjukkan pada dunia bahwa keterbatasan hanyalah satu huruf di antara ribuan kata dalam kamus kehidupan. Dan mereka memilih kata yang lain: Berjuang!

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!