Pencak Silat Menuju Youth Olympic Games Dakar 2026: Diplomasi Raja Sapta Oktohari di Lausanne Dorong Keanggotaan AIMS

Akhmad Sef

Foto/NOC Indonesia/Naif Muhammad Al As

LUDUS - Lausanne, kota di tepi Danau Leman, siang itu berselimut kabut tipis ketika bendera merah putih kembali berkibar di ruang sidang internasional. Bukan karena kemenangan atlet, melainkan karena sebuah pena. Di tangan Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia, pena itu menjadi simbol diplomasi baru: menandai penandatanganan nota kesepahaman antara NOC Indonesia dan Alliance of Independent Recognized Members of Sport (AIMS). Di ruangan itu, di jantung dunia olahraga global, Indonesia menegaskan ambisinya, membawa pencak silat, warisan leluhur yang lahir dari tanah nusantara, menapaki jalan menuju Olimpiade.

Foto/NOC Indonesia/Tetuko Mediantoro

Foto/NOC Indonesia/Tetuko Mediantoro

“Melalui kemitraan dengan AIMS, kita membuka jalan bagi pencak silat untuk masuk ke sistem Olimpiade. Ini langkah konkret agar olahraga tradisional Indonesia mendapat pengakuan global,” ujar Okto, dengan nada yang lebih menyerupai sebuah janji sejarah ketimbang sekadar pernyataan resmi.

Langkah itu bukan sekadar tanda tangan, tapi babak baru dari perjalanan panjang diplomasi olahraga Indonesia. Dengan bergabung ke AIMS, pencak silat kini berada di jalur yang benar untuk diakui oleh International Olympic Committee (IOC). Jalan ini tidak pendek, tapi terarah. Okto tahu, dalam politik olahraga dunia, setiap langkah harus disertai kesabaran, keuletan, dan keberanian diplomatik.

“Tujuan jangka pendeknya adalah tampil di Youth Olympic Games Dakkar 2026,” katanya lagi. “Namun lebih dari itu, ini proses panjang untuk memastikan pencak silat diakui sebagai bagian dari komunitas olahraga dunia.”

Bagi Okto, diplomasi olahraga bukan hanya soal podium dan medali. Ia adalah cara bernegara tanpa senjata, cara memperkenalkan identitas melalui bahasa universal: olahraga. Dalam setiap pertemuan dengan IOC, ia membawa bukan hanya proposal teknis, tetapi juga narasi tentang budaya, tentang gerak tangan dan langkah kaki yang lahir dari filosofi silaturahmi dan keharmonisan.

Namun, jalan menuju pengakuan IOC bukan tanpa hambatan. Okto mengakui perlunya percepatan komunikasi dan koordinasi antara Indonesia dan IOC agar proses ini tak terhenti di meja birokrasi. “Kita sangat membutuhkan percepatan proses perbaikan komunikasi antara Indonesia dan IOC. Kita ingin segera memastikan pencak silat juga bisa direkognisi oleh IOC,” ujarnya tegas.

Foto/NOC Indonesia/Tetuko Mediantoro

Foto/NOC Indonesia/Tetuko Mediantoro

NOC Indonesia memandang keanggotaan pencak silat di AIMS bukan sekadar pencapaian administratif. Ia adalah representasi diplomasi budaya. Bahwa tradisi yang berakar dari gelanggang tanah kampung bisa menembus aula marmer Lausanne; bahwa seni bela diri yang dulu tumbuh di halaman rumah kini bersiap melangkah ke arena Olimpiade.

AIMS sendiri adalah salah satu dari lima organisasi payung olahraga dunia yang diakui IOC, sejajar dengan GAISF, ARISF, ASOIF, dan AIOWF. Bedanya, AIMS menaungi cabang olahraga non-Olimpik yang sedang menempuh jalan menuju pengakuan resmi. Dari sinilah lahir harapan. Sebab, olahraga seperti muaythai, cheerleading, dan lacrosse, yang dahulu juga bernaung di AIMS, kini telah diakui IOC dan tampil di panggung dunia.

Foto/NOC Indonesia/Naif Muhammad Al As

Foto/NOC Indonesia/Naif Muhammad Al As

Dengan bergabungnya pencak silat ke AIMS, Indonesia berharap jejak itu bisa diikuti. “Diplomasi olahraga bukan sekadar tentang prestasi di lapangan,” kata Okto menutup pertemuan itu. “Tapi tentang bagaimana Indonesia bisa menjadi bagian aktif dalam membangun ekosistem olahraga dunia. Pencak silat adalah simbol budaya kita, dan sudah saatnya ia dikenal serta diakui di panggung Olimpiade.”

Foto/NOC Indonesia/Naif Muhammad Al As

Foto/NOC Indonesia/Naif Muhammad Al As

Di luar ruang sidang, salju tipis mulai turun perlahan di kota tempat IOC bernaung. Di dalam hati setiap orang yang hadir, mungkin ada keyakinan yang sama: bahwa setiap gerak tangan dalam jurus silat adalah bahasa universal tentang kehormatan, keberanian, dan asal-usul. Dan di tangan Okto, diplomasi itu kini telah menemukan bentuknya, sebuah langkah lembut dari tanah Indonesia menuju altar Olimpiade dunia.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!