
LUDUS - Balapan bukan sekadar adu cepat. Ia adalah duel dengan waktu, dengan nasib, dengan rintangan yang kadang tak kelihatan sebelum tiba-tiba menghantam. Sean Gelael mengenal semua itu, dan dalam dua seri terakhir FIA World Endurance Championship (WEC) 2025, ia mengalaminya secara brutal.

Di Spa-Francorchamps, Belgia, mobilnya ditabrak lawan. Di Le Mans, ajang yang menjadi puncak kalender WEC, mobil McLaren 720S GT3 yang dikemudikannya bersama Darren Leung dan Marino Sato harus menepi akibat gangguan teknis. Dua kali gagal finis (DNF) beruntun. Dua kali pulang dengan tangan kosong. Dua kali kepercayaan diri digempur.
Namun dunia balap, seperti hidup itu sendiri, selalu menyediakan kesempatan kedua. Dan bagi Sean, kesempatan itu bernama Interlagos.
Kota Sao Paulo di Brasil mungkin jauh dari rumah, tapi tak asing bagi Sean. Interlagos bukan hanya sirkuit legendaris yang menyimpan sejarah panjang Formula 1 dan balap ketahanan dunia, tapi juga tempat di mana Sean pernah menorehkan catatan penting.
Tahun lalu, saat masih bersama WRT 31, Sean finis P10 di Interlagos, dan seminggu kemudian P5 di Circuit of The Americas (COTA), Austin, AS. Dua balapan itu jadi penanda bahwa Amerika, dalam konteks WEC, adalah tanah yang ramah bagi sang pebalap Indonesia.

Rekam jejaknya memang bicara. Pada 2022, Sean naik podium runner-up di 1000 Miles of Sebring, AS, bersama Rene Rast dan Robin Frijns di kelas LMP2. Tahun berikutnya, masih di Sebring dan bersama tim yang sama, ia finis P7, tetap membawa pulang poin.
“Race week selalu menantang, terutama untuk bounce back dari rentetan hasil tak sesuai harapan pada balapan sebelumnya,” ujar Sean, yang juga Brand Ambassador Pertamax Turbo.
Bukan hanya Sean yang punya kenangan positif di Brasil. United Autosports 95, tim yang kini ia bela, juga menjadikan Interlagos sebagai titik balik mereka musim lalu. Setelah tampil buruk di awal musim, tim ini naik podium P3 di Sao Paulo, dan setelah itu selalu mencetak poin hingga musim ditutup di Bahrain.
Kini, kombinasi pengalaman, catatan historis, dan semangat kebangkitan menjadi senjata utama mereka. Mobil McLaren 720S GT3 telah dievaluasi, strategi telah dimatangkan, dan ketiganya, Sean, Darren, dan Marino, siap kembali bersaing.
Apakah hasilnya akan seperti dulu? Tak ada yang bisa menjamin. Tapi dalam balapan ketahanan, di mana fisik, strategi, dan keberuntungan berpadu, memori masa lalu bisa jadi pemantik mental hari ini. Karena sesungguhnya, kemenangan di balapan ketahanan bukan hanya soal finis pertama. Tapi soal bertahan. Soal menyelesaikan. Soal tidak menyerah.
Dan di tikungan-tikungan menanjak Interlagos, Sean Gelael dan tim kembali berlomba, bukan hanya dengan mobil-mobil lain, tapi dengan takdir yang ia sendiri tulis dengan kecepatan, tekad, dan keyakinan untuk bangkit.

Race 6 Hours of Sao Paulo bisa disaksikan langsung via livestreaming di channel youtube KUY Entertainment dan www.gelaelized.com hari Minggu (13/7) start jam 21.30 WIB. Program ini didukung oleh KFC Indonesia, Pertamax Turbo, Telkomsel, MIND ID, dan Bank Aladin Syariah.
Jadwal Lomba 6 Hours of Sao Paulo
Jumat, 11 Juli
21.00 - 22.30 WIB: Free Practice 1
Sabtu, 12 Juli
01.45 - 03.15 WIB: Free Practice 2
20.10 - 21.10 WIB: Free Practice 3
Minggu, 13 Juli
00.45 - 00.57 WIB: Qualifying LMGT3
01.05 - 01.15 WIB: Hyperpole LMGT3
21.30 WIB: Race 6 Hours of Sao Paulo
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!