Wartawan Sepak Bola Senior M.Nigara: FIFA Pernah Membela Indonesia 1938

Ludus01

GADUH tarik-menarik terkait pencoretan Israel dari kualifikasi Piala Dunia 2026, tampak belum akan reda. Bahkan UEFA (Union of European Football Association) secara resmi menegaskan akan menunda pencoretan itu.

Adalah Donald Trump yang pekan lalu secara terbuka menyatakan akan pasang badan demi terwujudnya mimpi Israel bisa tampil di putaran final Piala Dunia. Trump pembela dan pendukung paling utama itu, mengatakan pihaknya telah menyiapkan 20 langkah untuk menghentikan perang (begitu Amerika menyebut) sementara PBB menyatakan itu adalah kejahatan Genosida di Gaza.

Akibatnya UEFA yang sudah ancang-ancang akan melakukan voting, menundanya. Padahal, jika voting itu dilakukan, kemungkinan besar, Israel akan tercoret. Ini berka8tan erat dengan 153 dari 193 anggota PBB telah mengakui kemerdekaan Palestina, dan 4 dari 5 negara pemilik Veto: Cina, Rusia, Inggris, dan Perancis juga sudah ikut mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Hajya Amerika Serikat yang masih tidak mengakuinya bahkan tegas membela Israel.

Sementara itu, seperti dilansir Goal.com, Presiden Asosiasi Sepak Bola Norwegia (FA) Lise Klavenes, yang juga merupakan bagian dari komite eksekutif UEFA, sebelumnya telah menyerukan agar Israel dikeluarkan dari kompetisi Eropa. Seperti kita ketahui, Norwegia dalam jadwal kualifikasi zona Eropa grup I, akan menjamu Israel, Sabtu (11/10/25). Dan sudah menyatakan akan menolak laga itu. Dalam laga Maret lalu di Tel Aviv, Norwe menang 4-2 atas Israel. Saat itu, pemetintah Norwegia belum mengakui Palestina sebagai negara merdeka.

Tapi, kepada podcast Norwegia, Pop and Politics: "Saya menangani masalah ini dari sudut pandang yang berprinsip, tetapi kami tidak akan memboikot sendiri. Boikot hanya akan mengakibatkan Israel yang pergi ke Piala Dunia, bukan kami. Secara umum, kami sekarang sedang mengupayakan agar Israel dikenai sanksi, " katanya.

Lebih lanjut, Klavenes, yakin mereka (Israel) seharusnya dikenai sanksi. "Ini tentang menegakkan aturan. Secara pribadi, saya yakin karena Rusia sudah pernah dicoret, Israel juga seharusnya dikeluarkan, " katanya lagi.

Sebagai presiden sepakbola, Anda boleh memiliki pendapat pribadi, dan saya tentu juga punya pendapat sendiri. Sangat sulit bermain melawan negara yang melakukan Genosida, karena bagaimanapun juga, itu kejahatan atas kemanusiaan. Lagi pula, jika mereka main, maka bendera dan lagu kebangsaan mereka masih akan terlihat dan terdengar. Begitu kata Presiden Norges Fotballforbunds, Lise Klavenes yang juga anggora esko UEFA.

PSSI

Adalah Jules Rimet, Presiden FIFA ke-3 (1/3/1921- 21/6/1954), yang namanya diabadikan sebagai Piala Dunia, sejak tahun 1938. FIFA atas perintahnya mengundang PSSI untuk ikut kontestasi sepak bola dunia untuk ketiga kalinya. Meski Soeratin dan kawan-kawan dengan gagah mendeklarasikan ke-Indonesiaan, Indonesia sendiri belum lahir.

Upaya yang amat serius yang dilakukan Ir. Soeratin, diapresiasi oleh FIFA. Kita tahu, PSSI lahir 19 April 1930, 15 tahun sebelum Soekarno-Hatta memproklamirkan Indonesia. FIFA saat itu memperlihatkan pembelaannya pada kaum tertindas. Meski media masih jauh dari terbuka, FIFA mendapat kisah perjuangan orang-orang sepak bola kita.

Dan, Piala Dunia sendiri belum ada kualifilasi seperti saat ini. Peserta yang ikut, hanya didasari undangan panpel dan FIFA.

Namun sayangnya, Gubernur Jendral Hindia-Belanda saat itu, Alidius Tjarda van Starkenborgh Stachouwer, mewajibkan PSSI memakai nama Hindia-Belanda. Selain itu, kostumnya juga harus Orange-Putih dan benderanya Merah-Putih-Biru. Persyaratan ini ditolak Soeratin.

Beruntung Soeratin secara pribadi bukan organisasi, mengizinkan sembilan pemain pribumi memperkuat Tim Hindia-Belanda. Dilematis memang, tapi ini adalah kesempatan bagi para pemain untuk bisa berlaga di Piala Dunia. Mereka adalah: Mo Heng Tan (HCTNH Malang),

Frans Alfred Meeng (SVBB Batavia), Achmad Nawir (HBS Soerabaja), Anwar Sutan (VIOS Batavia), Suvarte Soedarmadji (HBS Soerabaja), Tan Hong Djien (Tiong Hoa Soerabaja), Tan See Han (HBS Soerabaja), Isaac Pattiwael (VV Jong Ambon Tjimahi), dan M.J. Hans Taihuttu (VV Jong Ambon Tjimahi).

Berkaca dengan kasus itu, Rusia 2022 karena menyerbu Ukraina, lalu Pakistan karena dianggap pemilihan Ketua Federasinya tidak fair, dan Kongo karena intervensi pemerintahnya, FIFA dengan enteng mencoretnya. Lalu Indonesia yang diundang karena negaranya dijajah Belanda. Fakta ini harusnya bisa dijadikan pegangan oleh FIFA dan UEFA untuk memberangus Israel.

Sekali lagi, bola panas tentang Israel ini masih tetap menyala...

M.Nigara, Wartawan Sepak Bola Senior

*Tulisan ini menjadi tanggung jawab sepenuhnya penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi ludus.id

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!