World Championship Para Atletik 2025 New Delhi: Empat Medali, Satu Rekor Asia, dan Keperkasaan Para Atletik Indonesia

Ludus01

Foto/NPC Indonesia/Agung Wahyudi

LUDUS - Indonesia menutup World Championship Para Atletik 2025 di New Delhi dengan empat medali: tiga perak, satu perunggu, dan sebuah rekor Asia yang membanggakan atas nama Nanda Mei Sholihah. Di tengah panas dan debu Jawaharlal Nehru Stadium, para pelari Merah Putih membuktikan bahwa semangat bisa melampaui keterbatasan, dan langkah-langkah kecil bisa menorehkan sejarah besar.

Foto/Dok.NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Foto/Dok.NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Di lintasan merah itu, setiap detik adalah perjuangan, setiap napas adalah tekad. Karisma Evi Tiarani berlari di kelas T63 bukan hanya mengejar garis finis, tetapi juga bayangan juara dunia Ambra Sabatini dari Italia. Hanya terpaut 0,26 detik, lebih cepat dari kedipan mata, Evi menembus finis dengan waktu 14,65 detik, membawa pulang perak dan kebanggaan bahwa Indonesia masih punya sayap di lintasan dunia.

Foto/NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Foto/NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Di nomor yang sama, namun untuk putra, Partin berlari dengan keyakinan yang lahir dari rasa syukur. Catatan 12,26 detiknya menempatkan dia di posisi kedua di belakang Puseletso Michael Mobate dari Afrika Selatan (12,03 detik). Bagi Partin, perak itu terasa seperti emas; setiap langkahnya adalah bukti bahwa dulu kursi roda tak pernah bisa membatasi mimpinya.

Foto/Dok.NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Foto/Dok.NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Ketegangan mencapai puncak pada nomor estafet universal relay 4x100 meter. Empat pelari: Saptoyogo Purnomo, Jaenal Aripin, Ni Made Arianti Putri, dan Nanda Mei Sholihah, berlari dalam irama yang nyaris tanpa cela. Tongkat berpindah seperti kepercayaan yang diwariskan dari satu tangan ke tangan lain. Garis finis datang dengan waktu 47,81 detik, hanya 0,08 detik di belakang tim Belanda. Saat mereka saling berpelukan, tak ada raut kecewa, karena mereka tahu, mereka telah menjadi yang terbaik di Asia.

Dan dari semua cerita itu, satu nama bersinar paling terang: Nanda Mei Sholihah. Ia memang finis keenam di nomor 100 meter putri T47, tapi jam berhenti di 12,39 detik, rekor Asia baru yang ia pecahkan sendiri. Di balik angka itu ada malam-malam panjang latihan di lapangan sepi, hanya ditemani cahaya lampu sorot dan doa.

“Capaian ini luar biasa,” kata pelatih kepala para atletik Indonesia, Purwo Adi Sanyoto, dengan mata yang nyaris berkaca. “Hampir seluruh atlet mencatatkan session best, bahkan ada yang personal best. Ini modal besar untuk kejuaraan-kejuaraan berikutnya.”

Empat nomor yang menyumbang medali semuanya menempatkan Indonesia sebagai wakil Asia terbaik. Bukan hanya kemenangan di lintasan, tapi juga kemenangan dalam kesabaran dan konsistensi, keyakinan bahwa latihan panjang tak pernah sia-sia.

Purwo tahu, perjalanan belum selesai. Setelah India, mereka menatap ASEAN Para Games 2025 dan Asian Para Games 2026. “Kami akan persiapkan diri lebih maksimal lagi,” katanya. “Prestasi ini pembakar semangat untuk kualifikasi berikutnya.”

Di ruang ganti, Saptoyogo Purnomo duduk sambil mengikat kembali sepatunya. Medali perunggu dari nomor 100 meter T37 menggantung di lehernya. Waktu 11,29 detik menempatkannya di belakang dua sprinter Brasil, Ricardo Gomes de Mendonca (11,16) dan Christian Luiz da Costa (11,23). Tapi bukan hasil yang ia pikirkan, melainkan perjalanan menuju sana.

“Persaingannya sama seperti di Paralimpiade Paris,” ujar Saptoyogo. “Lawannya juga sama, Brasil, Arab Saudi, Rusia. Mereka kuat, tapi saya tidak kalah semangat.”
Foto/NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Foto/NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Saptoyogo tahu arti dari setiap detik di lintasan. Peraih perak Paralimpiade 2024 itu kini berlari bukan hanya untuk medali, tapi untuk membuktikan bahwa tubuhnya yang dulu dianggap lemah bisa menyalip dunia. “Saya akan tambah latihan lagi, harus lebih maksimal, speed-nya juga. Hasil ini jadi pemacu untuk ke depan,” katanya.

Malam menutup kejuaraan di New Delhi dengan tenang. Indonesia pulang bukan hanya membawa empat medali dan satu rekor Asia, tapi juga sesuatu yang lebih abadi, sebuah keyakinan bahwa dalam dunia para atletik, tak ada yang mustahil selama semangat masih berlari.

Dan di lintasan Jawaharlal Nehru Stadium, jejak langkah mereka tetap tertinggal: samar tapi pasti, tanda bahwa bangsa ini, dengan segala keterbatasan dan tekadnya, sedang menempuh jalan menuju dunia yang lebih inklusif, lebih berani, dan lebih manusiawi.

Foto/NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Foto/NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Daftar Peraih Medali Indonesia di World Championship Para Atletik 2025, New Delhi

3 Medali Perak

Karisma Evi Tiarani

    • Nomor: 100 meter putri T63
    • Waktu: 14,65 detik
    • Peringkat: 2
    • Peringkat 1: Ambra Sabatini (Italia): 14,39 detik
    • Catatan: Menjadi pelari Asia tercepat di kelasnya.
Foto/NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Foto/NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Partin

    • Nomor: 100 meter putra T63
    • Waktu: 12,26 detik
    • Peringkat: 2
    • Peringkat 1: Puseletso Michael Mobate (Afrika Selatan): 12,03 detik
    • Catatan: Medali perak yang terasa seperti emas, membuktikan kekuatan semangatnya.
Foto/NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Foto/NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Tim Indonesia (Universal Relay 4x100 meter)

    • Anggota: Saptoyogo Purnomo, Jaenal Aripin, Ni Made Arianti Putri, Nanda Mei Sholihah
    • Waktu: 47,81 detik
    • Peringkat: 2
    • Peringkat 1: Belanda: 47,73 detik
    • Catatan: Hanya terpaut 0,08 detik dari emas; tim terbaik di Asia.
Foto/NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Foto/NPC Indonesia/Agung Wahyudi

1 Medali Perunggu

Saptoyogo Purnomo

    • Nomor: 100 meter putra T37
    • Waktu: 11,29 detik
    • Peringkat: 3
    • Peringkat 1–2: Ricardo Gomes de Mendonca (Brasil): 11,16 detik; Christian Luiz da Costa (Brasil): 11,23 detik
    • Catatan: Tetap kompetitif melawan sprinter dunia; hasil ini jadi motivasi menuju ASEAN Para Games 2025.
Foto/NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Foto/NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Rekor Asia Baru

Nanda Mei Sholihah

    • Nomor: 100 meter putri T47
    • Waktu: 12,39 detik
    • Peringkat: 6
    • Catatan: Pecahkan rekor Asia atas namanya sendiri; menjadi pelari Asia tercepat di kelas T47.
Foto/NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Foto/NPC Indonesia/Agung Wahyudi

Total Perolehan Indonesia:

  • 3 Medali Perak
  • 1 Medali Perunggu
  • 1 Rekor Asia Baru

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!