Abu Dhabi Chess Festival 2025 Babak Kedua: IM Azarya Jodi Taklukkan GM Sandipan, Kado HUT ke-80 RI

Ludus01

LUDUS - Seakan menjadi tradisi tak tertulis, kado ulang tahun ke-80 Republik Indonesia datang dari papan catur di negeri jauh. Sabtu (16/8) malam, di ballroom Hotel Radisson Blu, Abu Dhabi, pecatur muda Indonesia, IM Azarya Jodi Setyaki (2331), menumbangkan pecatur kawakan India, GM Sandipan Chanda (2482), dalam duel sengit babak kedua 31st Abu Dhabi International Chess Festival.

Foto/Kristianus Liem

Foto/Kristianus Liem

Kemenangan itu bukan sekadar angka di papan skor. Ia adalah pernyataan: bahwa anak muda Indonesia bisa mengalahkan nama besar dunia. Sandipan, 42 tahun, bukan pecatur sembarangan. Ia pernah mendampingi GM Viswanathan Anand ketika bertarung mempertahankan gelar juara dunia melawan GM Magnus Carlsen pada 2013. Peringkat tertingginya pun pernah menembus 2656, Mei 2011, angka yang menegaskan reputasinya sebagai pecatur papan atas Asia.

Namun di Abu Dhabi, nama besar itu runtuh. Jodi, yang seangkatan dengan GM Novendra Priasmoro, tampil garang. Pengalaman bertahun-tahun melanglangbuana di Asia dan Eropa membuatnya matang. Ia sudah menjejaki lebih dari dua lusin turnamen kategori GM. Di turnamen inilah, peluang meraih norma GM keduanya terbuka lebar. Dua lawan pertamanya saja rata-rata ber-rating 2472, artinya, Jodi “hanya” butuh 6,5 poin dari 9 babak untuk menyegel norma kedua.

Duel melawan Sandipan menjadi tontonan penuh komplikasi. Langkah-langkah brilian bercampur blunder, menciptakan drama di atas papan. Dalam permainan seperti ini, yang paling sedikit salah akan keluar sebagai pemenang. Dan pada langkah ke-24, Sandipan menyerah, setelah pertahanan Sicilia Scheveningen yang ia mainkan runtuh oleh serangan presisi Jodi.

Foto/Istimewa

Foto/Istimewa

“Ini momentum bersejarah bagi Jodi. Menang melawan GM sekaliber Sandipan di momen HUT RI punya makna simbolis. Dia membuktikan dirinya layak diperhitungkan untuk norma GM,” kata Kristianus Liem, manajer tim sekaligus Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Percasi. “Kami berharap kemenangan ini bisa jadi energi tambahan bagi seluruh tim.”

Sayang, kado manis Jodi tak diikuti rekan-rekan mudanya. IM Nayaka Budhidharma (2389) hanya bermain remis melawan IM Md Imran (2478) dari India. Partai berakhir di langkah ke-24 dari pembukaan Sicilia Tertutup. Padahal, saat kesepakatan remis terjadi, Nayaka unggul satu bidak meski posisi secara keseluruhan berimbang.

Foto/Kristianus Liem

Foto/Kristianus Liem

Lebih pahit lagi, IM Aditya Bagus Arfan (2391) menyerah dari IM Ukraina, Svyatoslav Bazakutsa (2481), dalam pertarungan panjang 56 langkah Sicilia Rossolimo. Sampai langkah 29, partai berjalan imbang. Namun di langkah ke-30, Aditya gagal menemukan ide kuat: ia seharusnya mendorong pion ke e5 lebih cepat. Langkah itu ia lakukan terlambat, pada giliran ke-31, dan sejak saat itu posisinya tertekan hingga kalah.

Foto/Kristianus Liem

Foto/Kristianus Liem

Abu Dhabi masih tetap menyimpan harapan. Pada babak ketiga, lawan-lawan menanti:

IM Artem Pingin (2456), pecatur Rusia. Foto/Istimewa

IM Artem Pingin (2456), pecatur Rusia. Foto/Istimewa

  • IM Artem Pingin (2456, Rusia) vs IM Nayaka Budhidharma (2389)
  • Advaith Vemula Vignesh (2441, India) vs IM Azarya Jodi Setyaki (2331)
  • CM Kushagra Jain (2224, India) vs IM Aditya Bagus Arfan (2391)

Bagi Jodi, kemenangan ini lebih dari sekadar angka dan norma. Ia telah memberi Indonesia hadiah indah di ulang tahun ke-80, dari sebuah papan 64 kotak, jauh dari tanah air.

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!