
LUDUS - Di balik setiap pukulan servis keras yang meluncur dari raketnya, ada kisah panjang perjuangan. Aldila Sutjiadi, petenis profesional asal Jawa Timur, tahu benar betapa mahalnya harga sebuah mimpi di lapangan tenis dunia. Biaya latihan, turnamen, hingga pelatih pribadi, semuanya menuntut pengorbanan besar. Namun di tengah jalan berliku itu, ada satu pihak yang menurutnya tak bisa dilupakan: KONI Jawa Timur.

Foto/Instagram/Aldila Sutjiadi
“Sebagai atlet Jawa Timur dan juga atlet nasional, tentu perjalanannya tidak mudah. Di dunia tenis profesional, biayanya sangat tinggi mulai dari latihan, mengikuti turnamen, hingga membayar pelatih. Namun, sejak 2014, KONI Jawa Timur telah memberikan dukungan yang sangat baik, dan menurut saya, ini bisa menjadi contoh bagi KONI lain, bahkan KONI Pusat,” ujar Aldila dengan tegas, seperti dikutip dari siaran pers KONI Pusat.

Ucapan itu bukan sekadar basa-basi. Baginya, dukungan KONI Jawa Timur adalah bahan bakar yang menjaga mimpinya tetap menyala. Bukan hanya soal fasilitas pelatihan, tetapi juga keberanian memberi ruang bagi atlet untuk bertanding di turnamen. Sebab, menurut Aldila, hanya di dalam kompetisi seorang atlet bisa benar-benar diuji: mental, konsistensi, sekaligus kualitas teknik.

Foto/Instagram/Aldila Sutjiadi
“Latihan saja tidak cukup, karena suasana pertandingan sangat berbeda. Melalui turnamen, kami bisa tahu sejauh mana level kami, dan bisa melakukan evaluasi serta peningkatan keahlian dalam bertanding,” lanjutnya.
Hingga kini, Aldila masih merasakan manfaat langsung dari dukungan KONI Jawa Timur. Ia meyakini tanpa itu semua, mungkin pencapaiannya tak akan semegah sekarang.

Foto/Instagram/Aldila Sutjiadi
“Saya mengucapkan terima kasih kepada KONI Jawa Timur atas dukungan yang luar biasa. Harapan saya, ke depan, prestasi atlet-atlet Jawa Timur dan nasional bisa terus meningkat, dan membanggakan Indonesia di level nasional maupun dunia,” katanya.
Nama Aldila Sutjiadi sudah lama harum di dunia olahraga Indonesia. Jejak prestasinya tertoreh tegas lewat deretan medali emas yang menjadi saksi ketekunan dan konsistensi seorang atlet. Di PON XVIII/2012 Riau, Aldila menaklukkan semua tantangan, membawa pulang tiga medali emas dari nomor Tunggal Putri, Ganda Putri, hingga Beregu Putri. Empat tahun kemudian, di PON XIX/2016 Jawa Barat, ia kembali menegaskan dominasinya dengan raihan tiga medali emas yang sama.

Foto/Instagram/Aldila Sutjiadi
Tak berhenti di situ, PON XX/2021 di Papua menambah daftar prestasinya: tiga medali emas lagi, kali ini mencakup Tunggal Putri, Ganda Campuran, dan Beregu Putri. Di panggung internasional, Aldila pun bersinar. Asian Games 2018 Jakarta-Palembang menyaksikan ia menorehkan satu medali emas di nomor Ganda Campuran, sementara SEA Games 2019 di Filipina menjadi saksi kehebatannya dengan dua medali emas, dari Tunggal Putri dan Ganda Campuran. Terakhir, SEA Games 2021 di Vietnam menambah satu lagi medali emas Ganda Campuran ke lembaran prestasinya.

Foto/Instagram/Aldila Sutjiadi
Kemenangan-kemenangan itu bukan hanya milik Aldila seorang, melainkan juga hasil dari keberhasilan program pembinaan yang dikerjakan KONI Jawa Timur. Model dukungan seperti inilah yang diharapkan bisa menjadi inspirasi sekaligus standar bagi KONI lain, baik provinsi maupun kabupaten/kota, dalam membina atlet.

Foto/Instagram/Aldila Sutjiadi
Di tengah derasnya arus kompetisi global, kisah Aldila dan KONI Jawa Timur memberi pesan sederhana: prestasi tak lahir begitu saja. Ia tumbuh dari sinergi, dukungan berkelanjutan, dan keberanian memberi ruang bagi mimpi atlet untuk berkembang. (**)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!