Borong 3 Emas di Pre SEA Games Penang, Kristianus: Jangan Lengah, Thailand Masih Simpan Kekuatan

Ludus01

Tiga emas sudah digenggam. Tapi bayangan kekuatan Thailand yang belum muncul sepenuhnya, membuat langkah para pecatur Indonesia belum boleh santai. Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Percasi, Kristianus Liem, mengingatkan: kemenangan di Penang baru permulaan. Lawan sesungguhnya mungkin masih menunggu di Bangkok.
IM Medina Warda Aulia meraih medali emas Makruk catur standar. Foto/Kristianus Liem/Percasi

IM Medina Warda Aulia meraih medali emas Makruk catur standar. Foto/Kristianus Liem/Percasi

Langkah para pecatur Indonesia di atas papan Makruk tampak mantap, bahkan menggulung habis podium juara. Dalam dua hari pembukaan ajang pemanasan SEA Games 2025 di Penang, Malaysia, tim Merah Putih memborong tiga medali emas dan menunjukkan dominasi di cabang yang tergolong asing: catur tradisional Thailand, Makruk.

Pre SEA Games Catur ini digelar di Berjaya Hotel, Penang, pada Sabtu dan Minggu, 5–6 Juli 2025. Kompetisi ini diprakarsai oleh ASEAN Chess Confederation bekerja sama dengan Penang Chess Association, sebagai ajang uji coba resmi menuju SEA Games ke-33 yang akan berlangsung di Thailand, 9–20 Desember 2025. Semua nomor yang dipertandingkan dalam SEA Games juga dimainkan di sini, termasuk Makruk yang menjadi ciri khas tuan rumah.

PB Percasi mengirimkan 13 pecatur pelatnas terbaik, terdiri dari tujuh pecatur putra dan enam putri. Mereka adalah:
GM Susanto Megaranto, GM Novendra Priasmoro, IM Mohamad Ervan, IM Azarya Jodi Setyaki, IM Gilbert Elroy Tarigan, IM Aditya Bagus Arfan, IM Nayaka Budidarma. Sedangkan bagian putri, Indonesia mengirimkan WGM Medina Warda Aulia, WGM Dewi Citra, WIM Ummi Fisabilillah, WIM Chelsie Monica Ignesias, WIM Laysa Latifah, dan WIM Ivana Lasama Setiabudi.

Di Penang, mereka bersaing dengan para pecatur dari negara-negara ASEAN lain: Malaysia menurunkan 10 putra dan 3 putri; Myanmar membawa 4 pecatur putri; Filipina hadir dengan 3 putra dan 2 putri; Singapura datang dengan 9 putra dan 1 putri; sedangkan Thailand hanya mengirimkan 3 putra dan 2 putri.

Dua hari pertama memperlombakan lima babak Makruk Catur Standar, dengan waktu pikir 60 menit plus tambahan 20 detik per langkah. Di sektor putra, Indonesia sempat mendominasi babak-babak awal. Namun ketika memasuki dua babak terakhir, banyak partai berakhir remis antar sesama pecatur Indonesia. Momentum ini dimanfaatkan dengan baik oleh pecatur Singapura, Filipina, dan Malaysia yang menyalip di babak kelima.

WIM Laysa Latifah meraih medali perak Makruk catur kilat dan medali perunggu Makruk catur standar. Foto/Kristianus Liem/Percasi

WIM Laysa Latifah meraih medali perak Makruk catur kilat dan medali perunggu Makruk catur standar. Foto/Kristianus Liem/Percasi

Berbeda halnya dengan sektor putri. Di sini, dua nama Indonesia naik ke podium: WGM Medina Warda Aulia merebut medali emas, dan WIM Laysa Latifah meraih perunggu. Perak direbut oleh pecatur Singapura yang belum bergelar, Sara-Ann Ang Min Choo.

Namun performa terbaik tim Indonesia datang dari nomor berikutnya: Makruk Blitz. Dengan waktu pikir hanya 3 menit ditambah 2 detik per langkah, pertarungan berlangsung cepat dan menuntut insting tajam. Para pecatur Indonesia tak lagi mengulangi kesalahan bermain aman seperti di nomor standar.

GM Novendra Priasmoro merebut medali emas Makruk catur kilat. Foto/Kristianus Liem/Percasi

GM Novendra Priasmoro merebut medali emas Makruk catur kilat. Foto/Kristianus Liem/Percasi

Hasilnya luar biasa. Di sektor putra, GM Novendra Priasmoro tampil sebagai juara dan merebut medali emas, diikuti IM Mohamad Ervan yang meraih perak dan IM Aditya Bagus Arfan yang membawa pulang perunggu. Sapu bersih podium.

Sementara itu di sektor putri, WIM Ummi Fisabilillah berhasil merebut medali emas. Adiknya, WIM Laysa Latifah, tampil konsisten dan merebut medali perak. Medali perunggu jatuh ke tangan pecatur Malaysia tanpa gelar, Nurul Akma Quzaina Khairolhisal.

WIM Ummi Fisabilillah meraih medali emas Makruk catur kilat. Foto/Kristianus Liem/Percasi

WIM Ummi Fisabilillah meraih medali emas Makruk catur kilat. Foto/Kristianus Liem/Percasi

Dari dua nomor yang telah dimainkan, Makruk Standar dan Blitz, Indonesia mengoleksi tiga emas, dua perak, dan dua perunggu. Sebuah hasil gemilang dalam dua hari pembuka.

Namun di balik prestasi tersebut, muncul peringatan keras dari internal. Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Percasi, Kristianus Liem, mewanti-wanti agar tim Indonesia tak terlena. Ia membaca arah strategi tim tuan rumah Thailand yang hanya menurunkan lima pecatur, angka yang terlalu sedikit untuk negara penyelenggara.

“Kita patut bersyukur atas hasil gemilang ini, tapi jangan sampai lengah. Thailand hanya menurunkan lima atlet: tiga pecatur putra dan dua pecatur putri. Artinya, masih ada kekuatan mereka yang belum dikeluarkan,” ujar Kris, dalam siaran pers yang diterima Senin, 7 Juli 2025.
Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Percasi. Foto/ludus.id

Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Percasi. Foto/ludus.id

Bagi Kris, kehadiran Thailand di Penang kemungkinan besar hanya untuk membaca kekuatan lawan. “Bisa saja mereka hanya memantau peta kekuatan negara lain. Apalagi SEA Games ke-33 akan berlangsung 9–20 Desember 2025 mendatang,” ucapnya.

Kewaspadaan itu penting, terlebih Makruk bukan medan yang familiar bagi kebanyakan pecatur ASEAN. Tapi justru di papan asing itulah, tim Indonesia menunjukkan kedewasaan, adaptasi cepat, dan kekuatan koordinasi.

Dari Penang, sinyal Merah Putih sudah dikirim. Tapi jalan menuju juara di Bangkok masih panjang. Yang tak boleh dilupakan adalah satu hal: lawan sejati seringkali belum benar-benar menampakkan diri. (*)


APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!