China Masters 2025: Hanya Dua Wakil Indonesia Bertahan di Hari Pertama, Mimpi Balas Dendam Sabar/Reza Pupus

Ludus01

LUDUS - Hari pertama China Masters 2025 diwarnai perasaan yang berlapis: harapan, kecemasan, dan pada akhirnya, kekecewaan. Dari lima wakil Indonesia yang turun berlaga, hanya dua yang berhasil melewati hadangan babak pertama. Sisanya harus terhenti, termasuk pasangan yang sempat digadang untuk melakukan “balas dendam” setelah luka lama: Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Di lapangan, atmosfer terasa begitu tegang ketika Sabar/Reza, unggulan ketujuh, kembali bertemu Takuro Hoki/Yugo Kobayashi. Seolah takdir memang gemar mempertemukan mereka dengan pasangan Jepang ini, dan setiap kali, mimpi untuk membalikkan keadaan berakhir dengan getir. Pertandingan dimulai dengan reli panjang, pukulan keras, dan serangan balik yang tak kalah cepat. Namun skor akhirnya berbicara lain: 16-21, 20-22. Sangat dekat, begitu menyakitkan, seperti pintu kemenangan sudah digenggam tapi kembali direbut lawan.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Nasib serupa dialami pasangan putri Amallia Cahaya Pratiwi/Lanny Tria Mayasari. Menghadapi ganda nomor satu dunia asal tuan rumah, Liu Sheng Shu/Tan Ning, langkah mereka tersendat sejak awal. Serangan demi serangan dari pasangan China terlalu berat untuk ditahan. Pertandingan selesai dalam dua gim cepat, 11-21, 16-21. Seperti menghadapi dinding kokoh yang tak retak meski dihantam berkali-kali.

Drama terbesar tersaji saat Muhammad Rian Ardianto/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan bertemu ganda Malaysia, Goh Sze Fei/Nur Izzuddin. Gim pertama dimenangkan dengan gemilang, 21-12, namun momentum itu tak bertahan lama. Malaysia membalas di gim kedua, 11-21, dan pertarungan pun ditentukan di gim penentu. Di titik krusial, ketika angka sudah menembus 20, Rian/Yere kembali gagal menjaga ketenangan. Skor 20-22 mengakhiri asa mereka, meninggalkan sorak kemenangan di kubu lawan dan wajah tertunduk dari pasangan Indonesia.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Di tengah serangkaian kekalahan, satu nama kembali memancarkan cahaya: Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri. Pasangan yang konsisten menjaga asa ganda putra Indonesia ini tampil begitu percaya diri melawan Huang Di/Liu Yang dari China. Seperti mesin yang tak pernah macet, mereka mendominasi sejak awal hingga akhir. Hasilnya jelas: kemenangan dua gim langsung, 21-10, 21-17. Fajar/Fikri seperti mengingatkan publik bahwa konsistensi adalah kunci, bahkan di tengah badai hasil yang mengecewakan.

Sorotan lain datang dari sektor tunggal putri. Putri Kusuma Wardani, unggulan ketujuh, tampil tanpa ragu menghadapi Chiu Pin-Chian dari Chinese Taipei. Pukulan-pukulannya penuh arah, pergerakannya lincah, dan ekspresi wajahnya menunjukkan keyakinan yang tak goyah. Skor 21-15, 21-15 menutup perlawanan lawannya, sekaligus menjaga nama Indonesia tetap bertahan di sektor ini.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Dari lima wakil, hanya dua yang bertahan. Catatan ini mungkin terasa pahit, namun juga menyimpan harapan. Fajar/Fikri yang tak henti memperlihatkan stabilitas, dan Putri Kusuma Wardani yang semakin matang di panggung besar, kini menjadi tumpuan. Sementara itu, luka dari kekalahan Sabar/Reza dan pasangan lainnya meninggalkan jejak yang sulit dihapus—jejak yang bisa jadi akan menjadi bahan bakar untuk kembali bangkit di turnamen berikutnya.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Hari pertama di China Masters 2025 adalah pengingat: di arena bulutangkis, tak ada kemenangan yang datang dengan mudah. Setiap poin harus direbut, setiap mimpi harus diperjuangkan, dan sering kali, jalan kemenangan memang berliku sebelum akhirnya sampai.

Usai laga, kepada tim media PBSI, mereka menitipkan pernyataan di balik kemenangan dan kekalahannya.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

-- Sabar Karyaman Gutama --

"Sangat disayangkan memang di gim kedua, kami sudah game point tapi tidak bisa menyelesaikan. Kami terlalu terburu-buru dan ada momen dimana harusnya bisa menyudahi permainan malah mati sendiri. Itu sangat merugikan dan mengubah keadaan.

Kami harus evaluasi sisi non teknisnya lagi terutama ketenangan. Selain itu, fokus dan kondisi juga harus lebih diperhatikan terutama saat masuk pekan kedua turnamen seperti ini."

-- Moh Reza Pahlevi Isfahani --

"Secara permainan kami dan mereka kurang lebih sama dibandingkan minggu lalu. Tapi kami banyak mati sendiri dan kurang tenang di poin-poin akhir hari ini."

Foto/PBSI

Foto/PBSI

-- Lanny Tria Mayasari --

"Di pertandingan pertama di Hong Kong Open minggu lalu, permainan dan rotasi kami masih belum baik. Belum menemukan pola yang diinginkan. Saya rasa di pertandingan ini walaupun hasilnya kalah tapi secara rotasi sudah lebih baik.

Di gim pertama dan awal kedua memang kami kesulitan melawan mereka tapi setelah interval gim kedua kami coba mengubah pola permainan dengan tidak memaksa bermain ngadu kencang. Kami menerapkan banyak variasi seperti mengangkat bola atau placing, ini beberapa kali memang membuat mereka tidak nyaman dan akhirnya membuat kesalahan."

-- Amallia Cahaya Pratiwi --

"Kami sudah merasa semakin tahu dan mengerti satu sama lain. Ke depan kami mau terus memperbaiki rotasi permainan dan sambungan pukulan-pukulannya. Semoga di turnamen berikutnya kami sudah bisa jauh lebih padu."

Foto/PBSI

Foto/PBSI

-- Muhammad Rian Ardianto --

"Pertama-tama mengucap syukur bisa bermain dengan lancar dan tanpa cedera. Pertandingan hari ini di gim pertama kami sudah sangat nyaman, sudah menemukan pola permainan yang tepat tapi di gim kedua yang seharusnya bisa lebih enak karena posisi menang angin malah jadi berubah polanya dan membuat lawan bisa lebih percaya diri.

Kami bermain tanpa beban karena ini debut kami jadi bisa mengeluarkan semua kemampuan tapi kami harus lebih yakin lagi di setiap pukulan. Tadi ada beberapa kali bola-bola mudah yang harusnya bisa masuk tapi malah terbuang. Ini evaluasi untuk pertandingan selanjutnya.

Rasanya pasti ada yang berbeda, ini pengalaman baru untuk saya bisa bermain dengan selain Fajar di turnamen resmi. Namanya pemain ganda harus siap dengan perubahan pasangan. Fokus dan persiapan saya terus meningkatkan secara individu."

-- Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan --

"Di gim ketiga setelah interval, lagi-lagi kami belum bisa menemukan pola yang tepat di sisi lapangan itu. Masih bingung cara bermainnya harus seperti apa. Setelah tertinggal jauh, kami coba bermain lebih fokus dan nothing to lose saja. Main dari servis lalu sambungan bola kedua dan ketiganya harus siap.

Sayang setelah setting kami tidak bisa terus memanfaatkan momentum.

Senang bisa duet dengan mas Rian. Kami bisa langsung klop karena percaya satu sama lain dan ini juga karena sejak dulu ganda putra kan di latihan selalu diputar pasangannya jadi sedikit banyak sudah tahu di lapangan seperti apa."

Foto/PBSI

Foto/PBSI

-- Fajar Alfian --

"Hari ini alhamdulillah bersyukur kami bisa memenangkan pertandingan dan bisa bermain enjoy. Lawan sedang naik daun dan semakin hari semakin bagus. Saya terus berkomunikasi dengan Fikri untuk tidak lengah di setiap poin, tidak memberikan kesempatan mereka untuk berkembang. Kami mencoba untuk terus menekan.

Di setiap venue pertandingan punya perbedaan situasi, di Shenzhen Arena ada menang dan kalah angin jadi ketika menang coin toss akan cukup berpengaruh untuk melakukan kebiasaan, mau kondisi seperti apa dulu untuk gim pertama. Dan itu sudah diskusi juga dengan partner.

Setelah menjuarai China Open dan sekarang dilanjut berpasangan pasti banyak harapan publik ingin kami bisa terus berprestasi. Kami pun berharap yang sama. Semoga kami bisa memikul tanggung jawab ini. Beban dan tekanan pasti ada tapi saya, Fikri dan pelatih mau melewatinya dengan saling percaya."

-- Muhammad Shohibul Fikri --

"Memang tadi kuncinya di servis dan pembukaan, bola satu dan duanya harus cepat. Harus bisa unggul di sana. Di gim kedua lawan mengubah pola dan tidak mudah mati sendiri, tidak seperti gim pertama jadi sempat alot kejar-kejaran poinnya. Agak kaget awalnya tapi akhirnya bisa diatasi."

Foto/PBSI

Foto/PBSI

-- Putri Kusuma Wardani --

"Secara permainan hari ini bisa dibilang ok, saya bisa menguasai ritme dan pola permainan. Mengatur apa yang saya mau terapkan. Di sisi lain saya juga masih menyesuaikan dengan kondisi lapangan, arah angin dan pencahayaan.

Di gim kedua saya sempat sedikit mengubah pola yang malah membuat saya kesulitan sendiri. Saya sedikit bermain kencang dan datar, itu yang disukainya. Beruntung tadi bisa kembali ke pola permainan saya.

Pastinya saya ingin melanjutkan tren positif di Kejuaraan Dunia kemarin dengan meraih hasil terbaik di sini tapi saya tidak mau banyak berpikir. Saya mau fokus pada pertandingan demi pertandingan, di lapangan konsentrasi ke pola dan kenyamanan bermain."

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Berikut daftar lengkap agenda wakil Indonesia di hari kedua China Masters 2025, Rabu (17/9/25)

  • Tunggal Putra R32: Alwi Farhan vs Li Shi Feng [4] (China)
  • Tunggal Putra R32: Anthony Sinisuka Ginting vs Leong Jun Hao (Malaysia)
  • Tunggal Putra R32: Jonatan Christie [5] vs Kenta Nishimoto (Jepang)
  • Ganda Putri R32: Febriana D. Kusuma/Meilysa T. Puspitasari vs Pearly Tan/T. Muralitharan [2] (Malaysia)
  • Ganda Putri R32: Rachel Allessya Rose/Febi Setianingrum vs Rui Hirokami/Sayaka Hobara (Jepang)
  • Ganda Putra R32: Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana vs Kenya Mitsuhashi/Hiroki Okamura (Jepang)
  • Ganda Campuran R32: Adnan Maulana/Indah Cahya Sari Jamil vs Hoo Pang Ron/Cheng Su Yin (Malaysia)
  • Ganda Campuran R32: Jafar Hidayatullah/Felisha A. N. Pasaribu vs Hiroki Midorikawa/Natsu Saito (Jepang)
  • Ganda Campuran R32: Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah vs Callum Hemming/Estelle Van Leeuwen (Inggris). (**)

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!