
Apa gambaran Anda soal perempuan berusia 100 tahun? Jika jawaban Anda adalah lemah dan tak berdaya, maka Diane Friedman pernah memasuki usia satu abad dan jauh dari itu semua. Dia tua dan ‘berbahaya’.
Perang Dunia I dan II, kejayaan The Beatles atau Elvis Presley, kemenangan Pele di Piala Dunia, sampai pandemi Covid-19 sudah dialami perempuan asal Cleveland, Ohio, Amerika Serikat itu.
Bisa dibilang Diane adalah manula unik. Mungkin ada kata-kata dalam lirik lagu Iwan Fals berjudul “Nenekku Okem” yang cocok dengan perempuan jompo yang satu ini, khususnya di bagian mirip atlet dan punya napas kuda.
Diane memang seperti atlet atau bahkan tergolong atlet lanjut usia dan memiliki napas kuat lantaran masih aktif berlari. Bukan cuma sekadar melangkahkan kaki dengan cepat, Diane juga punya rekor atletik.
Anda tidak salah melihat tulisan di atas. Diane pernah memecahkan rekor lari 100 meter, 200 meter, dan lempar lembing.
Jangan bandingkan rekor Diane dengan Usain Bolt, jelas jauh berbeda. Kendati demikian, pencapaian Diane patut mendapat apresiasi karena ia tetap giat berolahraga di usia lanjut.
Untuk lari sprint 100 meter, Diane menorehkan waktu 36,71 detik dalam ajang Michigan Senior Olympics 2021 untuk kelompok umur 100-104 tahun. Catatan tersebut lebih cepat sekitar tiga detik dibanding rekor sebelumnya yang dipegang Julia Hawkins.
Sedangkan untuk lari 200 meter, catatan waktu Diane adalah 1 menit 29,78 detik. Di cabang lempar lembing, Diane sanggup melepaskan tombak sejauh 6,25 meter.
Pada masa mudanya, Diane bukan atlet. Ia baru mulai berolahraga lari sejak usia 70 tahun. Dalam kutipan di WKYC, Diane menerangkan orang tuanya melarangnya berolahraga.
“Orang tua saya tak mau saya melakukan itu karena itu bukan hal yang bagus untuk dilakukan seorang gadis,” jelasnya.
Pada usia 70 tahun, Diane sudah membuat sederet rekor untuk kelompok usia tersebut dan sempat tampil sebagai model majalah Sports Illustrated.
Tak sembarang lari, Diane menjalani latihan di bawah arahan seorang dokter spesialis latihan fisik bernama Bruce Sherman. Bruce merupakan pelatih kebugaran yang sudah memiliki nama di AS dan sudah berkarier selama 30 tahun. Meski tak cuma menangani atlet-atlet berusia lanjut seperti Diane, Bruce punya pengalaman lebih dalam membesut sosok-sosok “senior”.
Bruce pula yang mengasah kemampuan Diane sebagai atlet Kelompok Usia (KU)-100. Kemampuan komunikasi Bruce sebagai pelatih menjadi kunci. Ia menempatkan diri bukan sebagai pelatih, namun sebagai teman dan menyediakan waktu untuk lebih banyak mendengar.
Ketika bertemu dengan Diane pada 2016, atau ketika Diane berusia 95 tahun, Bruce mengetahui jika klien barunya sudah berlari ketika menginjak usia 70-an dan sudah ikut berkompetisi di ajang khusus manula. Hanya saja wafatnya sang suami pada 2000 membuat Diane kehilangan semangat.
Setelah berkenalan dengan Bruce, Diane pun mendapat tantangan untuk berlari mengelilingi bagian apartemen. Diane yang masih memiliki postur bagus dan bisa berjalan tanpa bantuan alat apapun ternyata sanggup menuntaskan tantangan Bruce dengan baik kendati sudah belasan tahun tidak berlari.
Sebulan setelah bertemu Bruce, Diane kembali mengikuti kompetisi atletik kelompok umur 95-99 tahun dan mencatatkan sukses dengan menorehkan rekor dunia untuk kelas 100 dan 200 meter. Pada usia 98 tahun, Diane juga mengukir rekor di kelas 400 meter dengan memecahkan catatan sebelumnya berselisih satu menit lebih.
Bruce menilai kemampuan atletik Diane tak lepas dari rutinitas sehari-hari yang diterapkan sepanjang tahun dan kemudian berfokus pada kebutuhan spesifik hanya 4-6 pekan sebelum pertandingan.

Kredit foto: Instagram @fpnoticiasmx)
Diane Friedman memiliki kebiasaan beraktivitas sehari-hari yang menunjang kemampuan fisik sebagai atlet senior.
Daya tahan aerobik, kekuatan, keseimbangan, dan kekuatan menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari yang membuat tubuhnya terprogram.
Sosok berjuluk Flash itu bahkan bisa melakukan dips, yaitu gerakan melatih otot trisep dengan menggunakan kursi dan tangan menopang badan, sebanyak 100 kali dalam waktu tiga menit ketika usianya memasuki 99 tahun.
Latihan-latihan yang dilakukan Diane bukan aktivitas berat, melainkan cukup efektif dan efisien guna mendukung prestasi sebagai atlet berusia satu abad. Yang ia lakukan adalah berjalan menyamping dengan beban, melatih tubuh bagian atas dengan barbel, jalan menanjak di atas treadmill, lempar bola dengan berat sekitar 1,8 kg, juga menggunakan sepeda statis jenis recumbent bike.
Diane bahkan menolak memiliki televisi karena takut akan menghabiskan hari-harinya tanpa bergerak.
“Ayo berjalan bersama saya, ini adalah aktivitas fisik yang bagus. Mereka (teman-teman dan orang-orang) akan bilang ke saya, ‘Melelahkan.’ Ya memang capek. Anda akan merasakan capek sekali dan selanjutnya Anda akan merasa lebih baik. Jangan katakan Anda tidak bisa. Lakukan apapun yang kamu bisa,” pesan Diane dilansir dari Growing Bolder.

Kredit foto: Instagram @happylife50plus
Diane Friedman telah tiada, namun menyisakan kisah inspiratif bagi banyak orang.
Diane Friedman kini telah tiada. Sosok yang memiliki panggilan Dinny itu melintasi garis finis kehidupan pada 30 Agustus 2023 atau 102 tahun setelah ia dilahirkan di New York pada 18 Juli 1921. Meski telah tiada, Diane telah meninggalkan warisan berupa inspirasi untuk memulai berolahraga, tanpa memandang usia.
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!