Drama Rp10 Miliar: KOI Berjuang di Tengah Ancaman 41 Emas Hilang di SEA Games 2025
Ludus01


LUDUS - SEA Games 2025 di Bangkok, 9–20 Desember, belum juga dimulai, tetapi bayangan kehilangan 41 medali emas sudah menghantui Indonesia. Di balik persiapan pesta olahraga dua tahunan itu, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) bergerak seperti menyusun strategi dalam sebuah perang diam-diam.

Foto/NOC Indonesia
Ketika kabar itu tiba ke meja rapat KOI, suasana ruangan berubah serius. Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari, mengaku langsung menghubungi para pemimpin cabang olahraga (cabor). Protes sudah meluncur ke tuan rumah, “kami sampaikan komplain ini langsung kepada mereka,” ujarnya. Tapi lebih dari keluhan, Okto menegaskan bahwa jumlah medali emas yang dihapus dari daftar belumlah akhir dari cerita, KOI memilih langkah antisipasi. Dari cabang lain, mereka berharap ada celah medali tambahan sebagai pengganti hilangnya potensi.

Krisis muncul karena SEA Games 2025 menjadwalkan 569 nomor dari 50 cabang olahraga dan 105 disiplin. Dari daftar itu, Indonesia harus melepas beberapa nomor yang sebelumnya menjanjikan emas: wushu, pencak silat, karate, balap sepeda, semua termasuk yang punya sejarah prestasi. Hilangnya nomor-nomor itulah yang menyebabkan bayang-bayang 41 emas hilang.
“Nomor olimpiade kalau dihilangkan, itu berarti menghilangkan semangat olympism,” kata Okto dalam rapat pembahasan bersama Menpora Erick Thohir. Lebih dari itu, KOI bergerak cepat: misalnya, di menembak, cabang yang kerap jadi “lumbung emas”, PB Perbakin diminta memperkuat skuad agar bisa jadi penutup kekosongan. Cabor seperti jetski juga dielu-elukan sebagai “potensi tambahan” untuk menebalkan cadangan emas yang hilang.

Namun tantangannya bukan hanya soal strategi. Anggaran yang tersedia justru menyulitkan: KOI hanya memperoleh Rp 10 miliar, jauh dari kebutuhan nyata untuk memberangkatkan 900–1.000 atlet. Dengan dana itu, bisa-bisa hanya 120 atlet yang bisa diberangkatkan, jauh dari target ideal. Okto pun mengutarakan harapannya agar anggaran bisa ditambah, terutama dari Kemenkeu, agar mimpi medali Indonesia tidak pupus di tengah perjalanan.

Di tengah atmosfer genting itu, KOI pun mendorong cabor agar terus mempersiapkan atlet terbaik. Komunikasi intens dengan para stakeholder, terutama Kemenpora dan Kemenkeu, terus digencarkan. Semua upaya itu dijalankan agar saat memasuki arena SEA Games 2025, meski dengan tantangan hilangnya puluhan emas, Indonesia tetap bisa tampil penuh dengan gairah demi meraih prestasi terbaik.

Dengan simpul ketegangan itu pula, pembaca seolah ikut merasakan denyut nadi perjuangan Indonesia: ketika kondisi tak ramah, strategi harus dibuat; ketika peluang menyempit, harapan harus diperkuat; dan ketika angka meragukan, mental harus didorong agar tetap optimis hingga bendera Merah Putih berkibar tinggi di podium kemenangan. (**)

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!