Fajar/Fikri ke Final Australia Open 2025: Gelar Untuk Indonesia yang Sudah di Tangan

Akhmad Sef

Foto/PBSI

LUDUS - Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri keluar dari lapangan dengan napas terengah, tapi mata mereka menyala: kemenangan itu terasa seperti membuka pintu sebuah ruang yang sudah lama mereka ketuk: final Australia Open 2025. Di arena ini, duel sesama saudara sebendera berubah menjadi kisah kecil tentang tekanan, tanggung jawab, dan perebutan marwah. Sabar Karyaman dan M. Reza Pahlevi berdiri di sisi yang berlawanan, bukan sebagai musuh, melainkan sebagai bayangan diri sendiri: sama-sama ingin menang, sama-sama tahu betapa beratnya bertarung dengan seseorang yang sudah tahu ritme napas kita.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Turnamen yang bergulir di Sydney Olympic Park itu awalnya tak menawarkan kejutan baru, sampai dua wakil Indonesia memastikan dominasi yang jarang terjadi. Raymond Indra dan Nikolaus Joaquin, yang lebih dulu mengamankan tiket final setelah menumbangkan wakil Malaysia, membuat hitungan sederhana itu menjadi kenyataan: gelar ganda putra Australia Open 2025 sudah pasti milik Indonesia, tinggal siapa yang berhak menggenggamnya.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Sebelumnya, pertandingan Fajar/Fikri melawan Sabar/Reza dimulai dengan tempo yang akrab namun tegang. Keunggulan awal mereka mengalir mulus menuju jarak 11–5 di interval, dan kendali itu bertahan sampai gim pertama berakhir 21–15. Sabar/Reza menolak tunduk; mereka mengubah pola, melemparkan kejutan kecil di gim kedua, unggul tipis 11–10, menahan serangan, dan memaksa duel menjadi 21–19. Rubber game lahir dari perlawanan yang nyaris keras kepala.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Gim ketiga menjadi panggung strategi. Fajar/Fikri unggul 11–8 di interval, lalu menjaga jarak dengan ketegangan yang tak pernah sungguh-sungguh reda. Dari 17–14 hingga akhirnya 21–16, semuanya berlangsung seperti tarikan napas yang ditahan terlalu lama. Ketika shuttlecock jatuh untuk terakhir kalinya, kemenangan itu bukan hanya tentang tiket final, itu juga tentang lolosnya mereka ke World Tour Finals, sebuah capaian yang terasa seperti menutup lingkar perjalanan yang tersendat ketika mereka absen di Kumamoto. Mereka harus bergantung pada hasil pasangan lain, menunggu, berharap. Dan kini, semua itu terjawab.

“Alhamdulillah bisa ke final dan lolos ke World Tour Finals. Tidak pernah ada target saat memulai pasangan dengan Fikri. Ini terasa sangat luar biasa, kami hanya mencoba yang terbaik di setiap pertandingan,” ujar Fajar Alfian, masih menahan sisa adrenalin.
Foto/PBSI

Foto/PBSI

Ia mengakui betapa beratnya proses menuju Hangzhou tanpa tampil di Kumamoto, betapa mereka harus menggantungkan harapan pada perolehan pasangan lain. Lolosnya hari ini terasa seperti sebuah akumulasi napas panjang yang akhirnya boleh dilepas.

Ia menyinggung tentang Raymond dan Joaquin, dua anak muda yang datang seperti badai kecil yang tak diduga. “Sangat luar biasa. Mereka mengalahkan pasangan-pasangan unggulan di sini dan mencapai final. Kami bersyukur ada regenerasi ganda putra yang siap bersaing di level atas, semoga mereka bisa konsisten. Tapi kalau berbicara besok, kami maunya kami yang juara.”

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Fikri menimpali dengan analisis yang lebih jernih dan tenang, seperti biasanya. “Sabar/Reza bermain sangat baik. Di gim pertama mereka tertekan serangan kami, tapi di gim kedua kami kewalahan karena mereka mengganti pola. Di gim ketiga adu strategi sampai akhir, tapi alhamdulillah kami bisa keluar sebagai pemenang. Evaluasi tadi, kami masih banyak melakukan kesalahan sendiri. Besok ini harus diminimalisir.”

BACA JUGA: Raymond Indra/Nikolaus Joaquin ke Final Australia Open 2025: Tiga Tembok Malaysia Runtuh, Fajar/Fikri Menanti

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Fajar Fikri tak melewati jalan mulus, mereka melewati satu per satu rintangan dengan ritme serangan yang kian mantap. Langkah mereka di Quaycentre dimulai dengan kemenangan meyakinkan atas pasangan pasangan Malaysia Lau Yi Sheng/Lim Tze Jian di babak 32 besar dengan 21-15 dan 21-10. Kemudian menghadapi pasangan Chinese Taipei, Chen Zhi Ray/Lin Yu Chieh, yang mereka tundukkan dua gim langsung 21-10, 21-15 untuk melangkah ke babak 16 besar.

Selanjutnya, di perempat final, Fajar/Fikri menghadapi ujian berat melawan unggulan pertama dari India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty. Duel yang ketat itu dimenangi pasangan Indonesia dalam dua gim, 21-19 dan 21-15, sebuah kemenangan yang sekaligus menegaskan bahwa Fajar/Fikri datang bukan untuk sekadar hadir.

Di semifinal mereka kembali diuji, kali ini oleh rekan senegara Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani. Pertandingan perang saudara itu berlangsung tiga gim: Fajar/Fikri menang 21-15, kalah 19-21, lalu menutup dengan 21-16, hasil yang mengantar mereka ke partai puncak.

Di final nanti mereka akan menghadapi rekan senegara lainnya, pasangan muda Raymond Indra/Nikolaus Joaquin, sehingga Australian Open 2025 menjanjikan final ganda putra bertema kebanggaan nasional. Setelah serangkaian kemenangan yang menonjolkan variasi serangan dan komunikasi lapangan, Fajar/Fikri tiba di garis akhir turnamen dengan status favorit yang sulit diabaikan.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Di ujung cerita ini, empat orang Indonesia berdiri di dua sisi final Australia Open 2025. Dua yang masih hijau melaju cepat seperti mereka tak tahu batas, dua yang lebih matang mengusung pengalaman yang kadang terasa berat di bahu. Yang pasti, satu gelar sudah kembali ke tanah air. Sisanya tinggal detak terakhir: siapa yang akan naik podium sebagai juara, apakah itu ganda putra masa kini, atau ganda putra masa depan?

Foto/PBSI

Foto/PBSI

-- Fajar Alfian --

"Alhamdulillah bisa ke final dan lolos ke World Tour Finals. Tidak pernah ada target saat memulai pasangan dengan Fikri. Ini terasa sangat luar biasa, kami hanya mencoba yang terbaik di setiap pertandingan.

Tidak main di Kumamoto memang membuat langkah kami ke Hangzhou menjadi sangat sulit. Bukan hanya perjuangan saya dan Fikri tapi harus melihat hasil dari pasangan lain. Kembali lagi, luar biasa akhirnya kami bisa masuk.

Raymond/Joaquin? Sangat luar biasa. Mereka mengalahkan pasangan-pasangan unggulan di sini dan mencapai final. Kami bersyukur ada regenerasi ganda putra yang siap bersaing di level atas, semoga mereka bisa konsisten. Tapi kalau berbicara besok, kami maunya kami yang juara."

-- Muhammad Shohibul Fikri --

"Sabar/Reza bermain sangat baik hari ini. Di gim pertama mereka memang selalu tertekan oleh serangan kami tapi di gim kedua kami kewalahan karena mereka mengganti pola. Di gim ketiga adu strategi hingga akhir tapi alhamdulillah kami bisa keluar sebagai pemenang.

Evaluasi tadi, kami masih banyak melakukan kesalahan sendiri. Besok (final) ini harus diminimalisir."

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!