

Gerakan tubuh sederhana sambil mendengarkan musik bisa menurunkan kadar kortisol, hormon stres yang diam-diam menggerogoti sistem imun dan suasana hati kita. Foto/Istimewa
LUDUS - Bayangkan kamu sedang menunggu air mendidih. Beat lagu “Stechu” yang viral di TikTok tiba-tiba menghentak dari speaker ponsel. Tanpa sadar, tubuhmu mulai ikut merespons. Bahu kanan naik, tangan kiri berputar, kaki menghentak lantai dapur. Tak ada koreografi resmi, ini bukan panggung, hanya kamu dan ruang sempit dengan panci yang belum mendidih. Tapi justru di situlah kekuatannya.
Gerakan kecil itu, terlihat remeh, bahkan bisa jadi lucu jika dilihat tetangga, ternyata menyimpan daya magis untuk tubuh dan jiwa.
Ia tak butuh spa. Ia tak minta liburan ke Ubud. Cukup goyang tiga menit di dapur. Kedengarannya seperti lelucon. Tapi ilmiah.
Para peneliti dari Frontiers in Psychology menyebut bahwa gerakan tubuh sederhana sambil mendengarkan musik bisa menurunkan kadar kortisol, hormon stres yang diam-diam menggerogoti sistem imun dan suasana hati kita. Cukup tiga menit bergerak mengikuti irama lagu favorit, dan sistem saraf parasimpatis, bagian tubuh yang bertugas menenangkan kita, mulai aktif bekerja.
Goyang di sini bukan berarti harus jago TikTok atau menari seperti di kompetisi K-pop. Yang dimaksud adalah gerakan tubuh ringan yang dilakukan sambil mendengarkan irama musik, biasanya spontan dan menyenangkan. Tidak perlu koreografi formal, cukup:
- Menggerakkan pinggul atau bahu mengikuti ritme,
- Melangkah kecil di tempat,
- Menepuk tangan,
- Atau sekadar menggoyangkan kepala dan kaki saat tubuh merespons lagu favorit.

Mendengarkan musik yang disukai sambil bergerak secara ritmis dapat memicu produksi dopamin dan endorfin. Foto/Istimewa
Menurut penelitian dari Journal of Positive Psychology, mendengarkan musik yang disukai sambil bergerak secara ritmis dapat memicu produksi dopamin dan endorfin, dua senyawa alami di otak yang berkaitan erat dengan rasa bahagia dan relaksasi.
Dan ini yang paling menarik: manfaatnya tetap terasa meskipun durasinya hanya 3–5 menit. Tak perlu gym. Tak perlu pelatih pribadi.
Stres Tak Selalu Butuh Liburan
Dalam jurnal Frontiers in Psychology (2020), disebutkan bahwa aktivitas fisik ringan seperti dansa, sekalipun hanya beberapa menit, mampu menurunkan kadar kortisol (hormon stres) dan meningkatkan endorfin. Tak perlu menunggu momen yoga di Bali atau retret ke pegunungan: cukup tiga menit bergoyang di sela kesibukan domestik pun sudah memberi efek nyata.
Sebuah studi dari American Journal of Health Promotion (2015) bahkan menemukan bahwa “movement microbursts”, gerakan fisik pendek berdurasi 1–5 menit bisa memperbaiki suasana hati dan menurunkan risiko depresi, terutama jika dilakukan rutin selama hari kerja.
Dan ya, termasuk joget saat masak mi instan. Jadi, goyang sambil mendengarkan musik ringan, yang kita suka, menciptakan respon psikologis positif: menurunkan kortisol, menaikkan dopamin dan endorfin.
Namun begitu, gerakan tanpa musik pun tetap bisa bermanfaat, meski efek mood-nya tak sekuat bila dilakukan bersama irama.
Joget kecil-kecilan sambil mendengarkan musik favorit, menurut Harvard Health Publishing (2021), mampu mengaktifkan sistem saraf parasimpatis yang membantu tubuh masuk ke mode “tenang dan cerna.” Musik yang kamu sukai akan memicu otak melepas dopamin, hormon kenikmatan, sementara tubuh yang ikut bergerak akan membakar kalori ringan dan meningkatkan aliran darah.
Studi-studi yang dikutip, misalnya dari Frontiers in Psychology, menekankan bahwa kunci efek antistresnya bukan hanya gerakan fisik, tetapi juga elemen emosional dan sensorik dari musik, kombinasi antara movement dan mood.

Goyang bahu di dapur bukan cuma lucu, tapi juga sehat. Foto/Istimewa
Dengan kata lain: goyang bahu di dapur bukan cuma lucu. Itu juga sehat.
Apalagi jika disandingkan dengan lagu yang kamu sukai, entah “Stechu” yang penuh beat, atau bahkan “Pamer Bojo” versi remix, otak akan lebih cepat merasa senang, dan tubuh lebih cepat keluar dari mode tegang.
Gerakan Kecil, Efek Besar
Jika dilakukan rutin, tiga menit joget setiap pagi atau sore mampu membantu metabolisme tubuh tetap aktif, terutama bagi mereka yang duduk terlalu lama saat kerja. Berdasarkan studi dari British Journal of Sports Medicine (2022), jeda aktivitas ringan setiap 30 menit duduk bisa menurunkan risiko penyakit jantung dan memperbaiki sensitivitas insulin.
Dan lebih penting lagi: itu cara mudah untuk merasa hidup, di tengah rutinitas yang kadang terasa mekanis.
Coba Ini Besok Pagi:
- Pasang timer air atau pemanas kopi.
- Putar lagu yang kamu suka, “Stechu”, “Muak” versi remix, atau lagu nostalgia tahun 2000-an.
- Goyangkan apa pun yang bisa digoyang. Jangan pikirkan gaya.

Ajak keluarga joget bareng sambil nunggu telur rebus lebih sehat daripada cek harga minyak goreng sambil ngedumel. Foto/Istimewa
Kalau perlu, ajak keluarga. Joget bareng sambil nunggu telur rebus? Lebih sehat daripada cek harga minyak goreng sambil ngedumel.
Karena Tubuh Butuh Bergerak. Hati Butuh Musik. Dan Dapur Tak Harus Selalu Serius. Mulai saja. Dari tiga menit. Dari satu lagu. Dari satu pagi. Karena kesehatan bukan selalu soal treadmill dan green smoothie. Kadang, ia cukup berupa satu joget ringan di dapur, bersama irama, tawa, dan kamu yang tak takut terlihat bodoh demi bahagia. (Dari Berbagai Sumber)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!