Sean Gelael dan Delapan Jam Terakhir: Strategi Tidak Nge-pushi United Autosports di 8 Hours of Bahrain

Akhmad Sef

LUDUS - Matahari turun pelan di langit Manama, meninggalkan semburat oranye di atas padang pasir Bahrain. Di balik pit berdinding putih itu, Sean Gelael dan dua rekannya di United Autosports, Darren Leung dan Marino Sato, sedang menyiapkan sesuatu yang tak selalu tampak oleh publik, bukan kecepatan sesaat, tapi daya tahan. Mereka tahu: balapan delapan jam bukan tentang siapa yang paling cepat di satu putaran, melainkan siapa yang paling bijak menjaga mesin, ban, dan kesabaran.

Kamis (6/11), dua sesi latihan bebas, masing-masing 90 menit, menjadi ajang eksperimen di Bahrain International Circuit. Mobil McLaren nomor 95 tak dituntut mencatat waktu tercepat. Tim memilih untuk membaca arah angin, mengukur suhu trek, menakar kemungkinan. Free Practice 1, yang digelar di tengah hari dengan udara kering dan menyengat, menjadi ajang adaptasi ulang bagi Sean, Leung, dan Sato terhadap lintasan di pinggiran ibu kota Manama itu.

Hampir seluruh tim LMGT3 hari itu menjalankan simulasi lomba, bukan kualifikasi. Mereka berputar-putar, menjaga ritme, menakar konsumsi ban dan bahan bakar. Rata-rata waktu berkisar di antara 2 menit 08 hingga 2 menit 09, dan United Autosports 95 berada di sana, di tengah barisan, tenang tapi stabil. Sean, yang memegang tugas utama pada sesi siang itu, menjaga ritme dengan presisi seperti orkestra: tak lebih cepat dari yang perlu, tak lebih lambat dari yang aman.

BACA JUGA: Sean Gelael dan United Autosports: Perpisahan Manis di 8 Hours of Bahrain

Begitu malam turun di Bahrain, FP2 dimulai. Lampu-lampu sirkuit menyalakan bayangan panjang di atas mobil-mobil GT yang meluncur seperti kilat biru dan perak. Suhu lebih bersahabat, dan saat itulah waktu-waktu terbaik mulai lahir. Darren Leung mencatat rata-rata 2 menit 06 detik, sementara Marino Sato menurunkannya ke 2 menit 05 detik, bahkan sempat menyentuh 2:04.825, catatan terbaik tim malam itu. Sean, dengan ban bekas dan strategi penuh perhitungan, menjaga konsistensi di angka 2:07.

Itu bukan waktu tercepat, tapi cukup untuk bicara sesuatu yang lebih penting: kesiapan. Dalam uji simulasi lomba, mobil McLaren #95 tampil kompetitif. Beberapa tim lebih cepat, beberapa lebih lambat. Tapi di antara jarum-jarum detik yang berlari, United Autosports tampak mantap menapaki strategi yang sudah disusun jauh sebelum datang ke gurun ini.

Tim Proton Competition 77 menjadi yang tercepat di FP1 kelas LMGT3 dengan 2:02.681, sementara United Autosports menutup sesi di posisi ke-12 dengan 2:04.697. Malam berikutnya, Akkodis ASP Team 78 mengambil alih posisi teratas dengan 2:02.613. Tapi di pit United Autosports, tak ada wajah murung. Tak ada panik. Mereka tahu balapan delapan jam akan jadi cerita yang lain.

Sabtu (8/11), pukul 18.00 WIB, dunia bisa menyaksikan akhir musim FIA World Endurance Championship 2025: 8 Hours of Bahrain, melalui kanal YouTube KUY Entertainment dan situs www.gelaelized.com. Program ini hadir berkat dukungan KFC, Pertamax Turbo, Telkomsel, MIND ID, dan Bank Aladin Syariah.

Dan di tengah semua cahaya buatan itu, ada satu figur yang diam-diam menyiapkan dirinya untuk delapan jam terakhir musim ini: Sean Gelael, Brand Ambassador Pertamax Turbo, yang tahu betul bahwa kecepatan hanyalah bagian kecil dari ketahanan, dan kadang, kemenangan berawal dari keputusan untuk tidak terburu-buru.

“Dan di Bahrain ini masih ada sesuatu yang bisa kami perjuangkan untuk United Autosports.”

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!