Kejuaraan Hapkido Asia Tenggara 2025: Yogyakarta Jadi Panggung Harmoni Asia

Ludus01

Kejuaraan Hapkido Asia Tenggara digelar di jantung budaya Jawa. Bukan sekadar gelanggang teknik, tapi juga panggung promosi budaya, denyut UMKM, dan simpul harmoni antarbangsa.

Ajang hapkido se-Asia Tenggara akan digelar di Kota Gudeg. Bukan sekadar arena adu teknik, tapi juga panggung promosi budaya dan denyut UMKM lokal. Pada pertengahan Juni 2025, Yogyakarta tak hanya akan menyambut wisatawan dengan aroma gudeg atau langkah pelan di jalan Malioboro. Kota ini akan menjadi rumah bagi ratusan atlet dari berbagai penjuru Asia Tenggara dalam kejuaraan bela diri penuh disiplin dan kehormatan: 2nd South East Asia Hapkido Union Championship 2025.

Setelah Singapura 2018, kini giliran Indonesia, yang harusnya dilaksanakan pada 2020. Tapi pandemi mengubah semuanya, hingga terjadilah sekarang di tahun 2025. Dan, lebih dari 600 atlet dan ofisial dari 10 negara Asia Tenggara, termasuk Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Indonesia, akan saling unjuk kemampuan dalam ajang bela diri paling bergengsi tahun ini. Kompetisi ini akan digelar pada 14–15 Juni 2025, di Student Center Universitas Atma Jaya Yogyakarta, hasil kerja sama antara Pengurus Pusat Hapkido Indonesia (PPHI) dan KONI DIY.

Namun kejuaraan ini bukan sekadar pergelaran dengan embel-embel "internasional" yang minim peserta luar negeri. Ini kejuaraan internasional sejati, diakui oleh dunia, dan berada di bawah naungan resmi World Hapkido Martial Arts Federation.

Bahkan, struktur wasit pertandingan melibatkan 12 negara: Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam, Thailand, Kamboja, Jepang, India, Meksiko, Hongkong - China dan tentunya Indonesia. Mereka hadir tak hanya membawa kredibilitas, tetapi juga semangat menjaga sportivitas antarbangsa.

“Ini bukan kompetisi yang sekadar menyematkan nama internasional di spanduk, tapi minim peserta luar negeri. Ini kejuaraan internasional yang sesungguhnya, dengan keterlibatan nyata dari banyak negara,” ujar Vincentius Suryadi, Direktur Teknik PPHI.

Lebih dari itu, Yogyakarta juga diminta tampil sebagai panggung budaya. Dalam pertemuan di Gedhong Pareanom, Kompleks Kepatihan Yogyakarta, KGPAA Paku Alam X, Wakil Gubernur DIY sekaligus Ketua KONI DIY, menegaskan pentingnya menjadikan kejuaraan ini bukan hanya arena tanding, tapi juga ajang ekshibisi budaya lokal dan peluang ekonomi UMKM.

“Mungkin dengan Jogja menjadi tuan rumah, tamu-tamu, atlet, dan peserta yang berasal dari luar Jogja atau luar negeri bisa diberi cinderamata yang mewakili daerah Jogja. Itu selain mengenalkan budaya juga bisa menambah pendapatan UMKM kami,” ujar Sri Paduka.

Seni bela diri asal Korea ini memang tak sekadar soal teknik sabetan kaki, kuncian tangan, atau kecepatan refleks. Hapkido adalah jalan: the way. Jalan pernapasan, jalan kehormatan, dan jalan kendali diri. Maka, tak heran jika sehari sebelum pertandingan, pada 13 Juni 2025, akan digelar pula International Referee Seminar (Daeryun) —forum pembekalan dan sertifikasi bagi para wasit lintas negara.

Vincentius Suryadi atau Master Yoyok, Direktur Teknik PPHI sedang memperagakan teknis Hapkido kepada para pelatih. Foto/Dok. ludus.id

Vincentius Suryadi atau Master Yoyok, Direktur Teknik PPHI sedang memperagakan teknis Hapkido kepada para pelatih. Foto/Dok. ludus.id

Pada hari yang sama, Jumat (13/6/25) sore, juga akan dilakukan pemilihan Ketua South East Asia Hapkido Union (SEAHU) yang baru, yang sekarang dipegang oleh Ketua Umum Hapkido Indonesia GBPH H. Prabukusumo, sekaligus menentukan tuan rumah kejuaraan selanjutnya di tahun 2027.

"Di Hapkido, memilih ketua SEAHU simpel saja. Siapa yang menjadi tuan rumah selanjutnya, itu yang akan menjadi ketuanya. Jadi tidak perlu ada ribut-ribut yang tidak perlu," jelas Vincentius Suryadi, yang dikenal dengan sebutan Master Yoyok.

Pada kejuaraan ini, PPHI juga menggandeng komunitas mahasiswa dan pegiat UKM fotografi untuk mengabadikan momen-momen dramatis selama kejuaraan. Lomba foto dan penghargaan akan diberikan untuk karya terbaik. “Kami juga siapkan beberapa penghargaan sebagai bentuk apresiasi,” kata Vincentius.

Ketua Umum  Pengurus Pusat Hapkido Indonesia (PPHI) GBPH H. Prabukusumo (kanan) bersama Direktur Teknik PPHI Vincentius Suryadi. Foto/Dok.ludus.id

Ketua Umum Pengurus Pusat Hapkido Indonesia (PPHI) GBPH H. Prabukusumo (kanan) bersama Direktur Teknik PPHI Vincentius Suryadi. Foto/Dok.ludus.id

Pada saat pertemuan di Kepatihan yang dihadiri GBPH H. Prabukusumo, Ketua Pengda Hapkido DIY GPH Indrokusumo, dan Sekretaris Pengda Luqman Ar Rosyid, mereka memastikan Yogyakarta bukan sekadar menjadi tuan rumah, tetapi juga tuan cerita: tentang sportivitas, kebudayaan, dan semangat kebersamaan Asia Tenggara.

Hapkido... is the Way. The way of harmony.

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!