Kejutan di Babak Keenam Abu Dhabi Chess Festival: IM Azarya Jodi Setyaki Taklukkan GM, Aditya dan Nayaka Ikut Mengguncang

Ludus01

LUDUS - Di ruang megah Hotel St. Regis, Abu Dhabi, Rabu (20/8), deretan papan catur berjejer rapi. Suasana hening hanya dipecah suara jam catur yang berpindah, menandai setiap keputusan penting para pemain. Pada babak keenam 31st Abu Dhabi International Chess Festival, kejutan itu kembali datang dari pecatur muda Indonesia: IM Azarya Jodi Setyaki (elo rating 2331).

Foto/Kristianus Liem

Foto/Kristianus Liem

Jodi, yang dikenal tenang namun penuh kejutan, kembali membuat dunia catur menoleh. Untuk kedua kalinya dalam turnamen ini, ia menaklukkan seorang Grandmaster. Korbannya kali ini bukan nama sembarangan: GM Igor Miladinovic (2501), pecatur Serbia yang pernah menyandang gelar Juara Dunia Junior 1993.

Pertarungan mereka berlangsung keras, terbuka, dan penuh komplikasi, persis gaya permainan yang disukai Jodi. Membuka dengan pertahanan Sisilia variasi Pelikan (atau Sveshnikov), Jodi yang memegang putih perlahan menekan lawannya. Sejak langkah ke-25 posisinya semakin kokoh. Unggul satu bidak di langkah 26, lalu kualitas pada langkah 38. Hingga muncullah momen indah itu: pengorbanan benteng 41.Bxh6, korban yang tidak hanya menohok lawan, tapi juga memamerkan insting kombinatif Jodi.

Foto/Kristianus Liem

Foto/Kristianus Liem

Tiga langkah kemudian, ia merebut perwiranya kembali. Dan pada langkah 45, Miladinovic menyerah. Bidak e5 miliknya terancam jatuh, dan ancaman akhir endgame Benteng-Gajah versus Benteng-Kuda sudah menunggu. Sang mantan juara dunia junior itu pun merebahkan rajanya, tanda takluk pada kreativitas anak muda dari Indonesia.

“Permainan Jodi itu kadang liar, tapi justru di situlah letak kejeniusannya,” ujar Kristianus Liem, manajer tim, sekaligus Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Percasi, yang mengikuti jalannya turnamen ini. “Ia berani mengambil risiko, dan saat risiko itu berhasil, lawannya seperti kehilangan arah.”
Foto/Istimewa

Foto/Istimewa

Tak hanya Jodi yang bersinar di Abu Dhabi. IM Aditya Bagus Arfan (2391), pecatur 19 tahun yang mendapat dukungan PT United Tractors, ikut menambah daftar kemenangan Indonesia. Lawannya, FM Iren Lyutsinger (2308) asal Kazakhstan, sempat terlihat tenang. Namun sejak langkah ke-25, ia keliru mengantisipasi komplikasi yang dipicu Aditya.

Setelah itu, permainan berjalan satu arah. Dari langkah ke-27, Aditya terus mengancam skakmat, sambil memetik bidak demi bidak lawannya. Posisi akhir menjadi bukti keperkasaan: Iren menyerah karena terancam mati atau kehilangan materi dalam jumlah banyak. “Adit kini bermain lebih percaya diri, bahkan ketika menghadapi pecatur perempuan bule yang biasanya bisa membuat kikuk lawan muda. Itu tanda kematangan,” kata Kristianus menambahkan.

Foto/Kristianus Liem

Foto/Kristianus Liem

Sementara itu, IM Nayaka Budhidharma (2389) mungkin tidak menang, tapi memperlihatkan daya tahan luar biasa. Berhadapan dengan GM Sandipan Chanda (2482) dari India, partai mereka melelahkan hingga langkah ke-90. Nayaka sebenarnya sempat unggul ketika Sandipan mengorbankan kudanya untuk ditukar dengan tiga bidak. Namun ketidakakuratan di tengah permainan membuat Nayaka terdesak.

Foto/Kristianus Liem

Foto/Kristianus Liem

Ia harus bertahan dengan gajah, kuda, dan tiga bidak, melawan benteng serta enam bidak Sandipan. Situasi yang nyaris tak seimbang. Namun Sandipan enggan masuk komplikasi, dan akhirnya partai berakhir remis setelah pengulangan langkah. “Remis itu tidak sekadar hasil. Itu bukti Nayaka punya ketahanan mental, sanggup menahan posisi yang kelihatannya sudah kalah,” ucap Kristianus.

Hingga usai babak keenam, catatan para pecatur Indonesia cukup menggembirakan. Jodi mengoleksi 4 poin dari tiga kemenangan, dua remis, dan sekali kalah. Aditya serta Nayaka sama-sama mengantongi 3,5 poin: Adit dari tiga kemenangan, sekali remis, dua kali kalah; Nayaka dari dua kemenangan, tiga remis, dan sekali kalah.

Kristianus melihat capaian ini bukan sekadar angka. “Di Abu Dhabi ini kita belajar satu hal: anak-anak muda kita sudah berani tampil dengan gaya mereka sendiri,” katanya. “Kadang belum konsisten, tapi potensi mereka sangat nyata. Ini modal penting menuju pentas yang lebih besar.”

Di meja-meja catur Abu Dhabi Festival, langkah-langkah para pecatur muda Indonesia seperti menyusupkan aroma baru. Keberanian, ketekunan, dan sedikit kenekatan, sebuah kombinasi yang membuat lawan-lawannya harus berhitung ulang.

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!