Ketum KONI Marciano Norman Bicara di Universitas Negeri Padang: Perguruan Tinggi Jadi Sentra Pembinaan Olahraga Prestasi
Akhmad Sef


LUDUS - Di Aula Universitas Negeri Padang (UNP), 5 November 2025, udara akademik terasa berbeda. Pagi itu bukan tentang teori atau metodologi, melainkan tentang semangat, perjuangan, dan karakter bangsa yang lahir dari olahraga. Di hadapan para mahasiswa, dosen, dan insan olahraga, Marciano Norman, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, menjadi narasumber dalam kuliah umum bertajuk “Optimalisasi Peran Perguruan Tinggi dalam Peningkatan Prestasi Olahraga Indonesia.”

Foto/KONI Pusat
Acara itu dibuka secara resmi oleh Rektor UNP, Krismadinata. Dalam sambutannya, Krismadinata mengingatkan bahwa olahraga tidak pernah berhenti hanya pada kemenangan dan kekalahan. “Berbicara olahraga berarti berbicara tentang diri kita sendiri,” katanya. “Olahraga adalah cerminan karakter bangsa, bukan hanya membentuk fisik, tetapi juga membentuk jiwa dan mental. Dalam olahraga, menang dan kalah adalah hal biasa, tetapi di luar olahraga hal itu sering sulit diterima. Karena itu, karakter kuat yang dibangun melalui olahraga sangat penting bagi generasi muda.”
Nada suaranya penuh penekanan, seolah hendak menegaskan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar prestasi. Ia melanjutkan, “Olahraga menanamkan nilai patriotisme, kebangsaan, dan cinta tanah air. Saat atlet kita meraih kemenangan di ajang internasional, rasa bangga itu dirasakan oleh seluruh bangsa.” Bagi sang rektor, olahraga tak hanya mendekatkan manusia pada semangat juang, tapi juga pada cita-cita kemanusiaan yang universal, sehat, sejahtera, dan berdaya. “Bangsa yang sehat adalah bangsa yang kuat,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu pula, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Nurul Igaan, menegaskan pentingnya sinergi antara birokrasi, praktisi, dan akademisi. “Kegiatan ini kami selenggarakan sebagai wujud sinergi tiga pilar olahraga. Kami ingin membangun konektivitas nyata antara dunia pendidikan dan dunia olahraga prestasi. Kami percaya olahraga prestasi akan semakin maju jika kita semua memberikan dukungan yang nyata,” ujarnya penuh keyakinan.

Foto/KONI Pusat
Lalu, Marciano Norman naik ke podium. Dengan tenang ia membuka kuliah umumnya, memperkenalkan dirinya, kemudian menyinggung sejarah lahirnya KONI, yang awalnya bernama Ikatan Sport Indonesia (ISI) pada tahun 1938, dibangun di atas semangat perjuangan nasional. Kini, katanya, KONI menaungi 38 KONI provinsi dan 514 KONI kabupaten/kota, 81 induk cabang olahraga, serta 6 organisasi fungsional.
“KONI adalah satu-satunya organisasi yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pembinaan prestasi olahraga nasional,” ujar Marciano.

Foto/KONI Pusat
Ia berbicara dengan nada yang tegas namun reflektif. “Olahraga memiliki peran besar sebagai pemersatu bangsa. Karena itu, saya mengajak mahasiswa dan masyarakat menjadikan olahraga sebagai sarana mempererat persatuan bangsa di tengah keberagaman suku dan budaya.”
Marciano menegaskan, seluruh organisasi olahraga sejatinya bertujuan satu: untuk Merah Putih. “Kepentingan negara dan bangsa harus menjadi prioritas,” katanya. Pernyataannya seperti gema dari esai George Orwell tahun 1945, yang menyebut olahraga sebagai perpanjangan dari perjuangan nasionalisme, di mana atlet adalah representasi bangsa. Sejarawan Eric Hobsbawm pernah menulis hal senada: olahraga adalah fenomena sosial yang menanamkan rasa identitas nasional. Sementara Joseph Nye menempatkannya dalam bingkai soft power, kekuatan lunak yang mampu membentuk citra negara di mata dunia.

Foto/KONI Pusat
Marciano menautkan ide-ide itu ke dalam realitas Indonesia masa kini. “Peran perguruan tinggi dalam dunia olahraga belum dimanfaatkan secara maksimal,” katanya. “Padahal, kolaborasi antara akademisi, pelatih, dan organisasi olahraga akan mempercepat lahirnya atlet berprestasi.” Ia mencontohkan, Pekan Olahraga Nasional (PON) yang selama ini menjadi tonggak empat tahunan, kini didampingi oleh empat multievent baru: PON Bela Diri, PON Indoor, PON Pantai, dan PON Remaja, sebuah terobosan sejak ia memimpin KONI pada 2019.
Ia tak berhenti di situ. Marciano juga menggarisbawahi pentingnya koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah. “Dalam setiap kesempatan, saya menghimbau agar KONI provinsi dan kabupaten/kota bersinergi dengan pemerintah daerah,” ujarnya.
Perguruan tinggi, baginya, adalah sentra pembinaan olahraga prestasi. “Saya berharap dukungan kepada olahraga dapat diberikan oleh akademisi, salah satunya melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, pendidikan, penelitian, dan pengabdian,” katanya. “Saya berharap perguruan tinggi, khususnya UNP, dapat menjadi rumah bagi pembinaan cabang olahraga unggulan di Sumatera Barat. Dengan dukungan keilmuan, prestasi atlet daerah tentu akan meningkat.”
Visi itu sejalan dengan target besar yang ia usung: Indonesia menembus peringkat lima besar Olimpiade 2044, sejalan dengan Asta Cita ke-4 Presiden Prabowo Subianto tentang prestasi olahraga. Ia lalu menyinggung contoh konkret: Jawa Barat, yang berhasil menjadi juara umum PON tiga kali berturut-turut (2016, 2021, 2024). Marciano memberi apresiasi khusus kepada Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) atas kontribusinya dalam ekosistem pembinaan atlet di sana.
Kepada civitas akademika UNP, ia menitipkan harapan. Sumatera Barat, katanya, sempat mengalami penurunan peringkat di PON dari posisi ke-11 pada 2016, ke-15 pada 2021, dan ke-24 pada 2024. “Saya berharap dukungan kepada para Patriot Olahraga terus mengalir dari kampus ini,” tutupnya.

Foto/KONI Pusat
Di akhir kuliah umum itu, suasana hening sejenak. Mungkin karena semua yang hadir menyadari: olahraga bukan sekadar soal lapangan dan medali. Ia adalah bahasa yang menghubungkan individu dengan bangsa, perguruan tinggi dengan masyarakat, dan sejarah dengan masa depan. Marciano Norman tidak hanya berbicara tentang sistem, tapi tentang jiwa yang harus dibangkitkan kembali, jiwa olahraga Indonesia yang mempersatukan.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!





