Malam Drama di Suwon, Alwi Menang Tanpa Keringat, Ini Jadwal Lengkap Lima Wakil Indonesia di Perempatfinal Korea Open 2025
Ludus01


LUDUS - Suwon, Korea Kamis malam, terasa seperti panggung tempat harapan dan kekecewaan berjalan berdampingan. Babak 16 besar Korea Open 2025 menghadirkan drama. Dari sembilan wakil Indonesia yang tampil, lima di antaranya berhasil melangkah ke perempatfinal.

Foto/PBSI
Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah menjadi pembuka kabar baik. Dengan komunikasi yang nyaris tanpa celah, mereka menundukkan unggulan keenam asal Jepang, Hiroki Midorikawa/Natsu Saito, 21-19, 21-14. Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri menyusul dengan kemenangan meyakinkan atas pasangan Jepang lainnya, Kenya Mitsuhashi/Hiroki Okamura, 21-19, 21-9.

Di tunggal putra, Alwi Farhan melaju tanpa keluar keringat setelah lawannya, Lee Cheuk Yiu dari Hong Kong, mundur sebelum pertandingan dimulai. Namun Chico Aura Dwi Wardoyo gagal menahan gempuran unggulan ketiga asal Chinese Taipei, Chou Tien Chen, dan harus mengakui kekalahan 18-21, 15-21. Jonatan Christie justru menambah napas panjang Indonesia. Ia sempat digoyang tiga gim oleh Lee Chia Hao, tapi akhirnya menutup laga 22-20, 15-21, 21-15 dengan kontrol tenang di momen penentu.

Foto/PBSI
Dari sektor tunggal putri, Putri Kusuma Wardani tampil percaya diri melibas Pai Yu Po dari Chinese Taipei, 21-14, 21-15.
Namun sektor ganda putri memberi catatan pahit. Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti takluk dari pasangan tuan rumah, Baek Ha Na/Lee So Hee, 12-21, 16-21. Begitu pula pasangan muda Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta yang gagal mempertahankan keunggulan awal dan menyerah 24-22, 19-21, 14-21 dari Mathias Christiansen/Alexandra Boje. Anthony Sinisuka Ginting juga terhenti usai duel sengit melawan unggulan Jepang, Kenta Nishimoto, 18-21, 19-21.

Foto/PBSI
Malam ini menegaskan bahwa kemenangan tak lahir hanya dari teknik, tetapi juga dari keteguhan menjaga ritme. Lima wakil Indonesia yang masih bertahan kini membawa bukan sekadar asa, melainkan juga ekspektasi yang semakin berat menuju perempatfinal.

Foto/PBSI
-- Amri Syahnawi --
"Alhamdulillah bisa menang, lega bisa revans lawan mereka. Tadi kami bermain dari awal terus mempercepat tempo, kami tidak mau kalah speed dengan lawan tapi memang resikonya jadi pertandingan yang cukup melelahkan, resiko yang harus diambil. Selain itu, kami bermain nothing to lose.
Bisa mengalahkan unggulan yang sudah juara Super 500 dan top 10 pasti berpengaruh pada kepercayaan diri kami. Semoga dari sini kami bisa terus bermain lepas tanpa beban."
-- Nita Violina Marwah --
"Di gim pertama saat sudah unggul dan memasuki akhir-akhir, saya mainnya malah terburu-buru, ingin cepat menyelesaikan tapi malah itu menguntungkan buat mereka. Kak Amri dan pelatih terus meningatkan saya untuk lebih tenang, lebih sabar."

Foto/PBSI
-- Apriyani Rahayu --
"Di gim pertama, kami mengakui kami banyak sekali melakukan unforced error, begitu juga di awal gim kedua sampai interval.
Setelah interval gim kedua permainan kami membaik, kami terus mencoba lagi dengan mengantisipasi pola permainan mereka yang sudah terus menurunkan bola. Tapi memang hari ini, saya bola atasnya terlalu banyak kesalahan jadi membuat semua jadi ragu-ragu. Akibatnya Fadia yang banyak cover belakang.
Hal positifnya hawa pertandingan kami sudah terus naik. Sekiranya hal-hal positif lain akan datang ke depan."
-- Siti Fadia Silva Ramadhanti --
"Sebenarnya pola permainan kami masih sama, yang berbeda sekarang belum benar-benar paten, kadang dapat, kadang hilang lagi. Masih jadi PR untuk bisa konsisten. Kurang puas dengan performa hari ini tapi dari sini kami tahu apa yang harus dievaluasi ke depan."

Foto/PBSI
-- Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu --
"Di pertandingan ini memang kesabaran, ketenangan dan power sangat berpengaruh. Ini pelajaran baru buat kami karena pertama kali ikut tiga turnamen beruntun jadi harus lebih pintar menjaga kondisi, menyiasati untuk tetap fit kondisi badannya, kondisi pikirannya, pola permainan di lapangan dengan keadaan yang sudah menurun. Itu masih menjadi kekurangan kami.
Selain itu, yang masih menjadi evaluasi adalah kami kalau buang poin tidak bisa satu atau maksimal dua, selalu beruntun. Kami harus bisa memecahkan persoalan ini ke depan."
-- Jafar Hidayatullah --
"Pertahanan mereka kuat sekali di gim akhir gim kedua dan sepanjang gim ketiga. Tidak dipungkiri tenaga saya mulai terkuras jadinya main kurang sabar. Speed lawan juga sangat baik, sekali kami terkurung, sulit untuk keluar dari tekanannya."

Foto/PBSI
-- Anthony Sinisuka Ginting --
"Tetap bersyukur bisa memberikan yang terbaik dan tanpa cedera. Tadi sudah mencoba berbagai cara, memang adu strategi dari awal sampai terakhir.
Di gim kedua, saya terlalu banyak masuk ke dalam permainan Nishimoto. Sempat mengejar tapi di terakhir ada insiden yang tidak mengenakkan. Bolanya jelas masuk tapi mungkin teriakan lawan ketika bola belum menyentuh karpet membuat line judge kaget dan reflek memutuskan keluar.
Ke depan semoga ada perhatian lebih dan perbaikan dari BWF untuk kasus-kasus seperti ini terutama di lapangan-lapangan pinggir yang tidak tersedia Instant Replay System (IRS)."

Foto/PBSI
-- Jonatan Christie --
"Puji Tuhan bisa lolos ke perempatfinal. Tadi ada beberapa hal yang sebenarnya tidak perlu diperbuat tapi namanya pertandingan apapun bisa terjadi, yang terbaik adalah bagaimana meresponnya dan bersyukur bisa merespon dengan cukup baik.
Adaptasi setelah interval gim ketiga menjadi kunci bagi saya. Di gim kedua saya sedikit turun tempo mainnya yang membuat lawan jadi lebih nyaman dan leluasa mengontrol. Itu tidak saya ulangi dan saya perbaiki di poin-poin krusial gim penentuan."

Foto/PBSI
-- Fajar Alfian --
"Lawan bermain dengan sangat baik terutama di gim pertama. Kami sedikit kaget dengan pola permainan lawan yang mengandalkan speed dan power.
Setelah interval gim pertama, kami bisa lebih rileks dan tidak meladeni pola mereka. Kami meredam dengan penempatan-penempatan bola.
Hal biasa dalam permainan ada psy war seperti tadi jadi kami tidak hiraukan. Kami tetap fokus dengan permainan kami."
-- Muhammad Shohibul Fikri --
"Setelah tertinggal jauh dan akhirnya menang di gim pertama, di gim kedua kami bisa lebih lepas dan semakin percaya diri. Kami juga semakin mengerti cara bermain mereka. Cukup berpengaruh ke performa kami. Lawan siapapun kami tidak boleh lengah. Kami harus bisa memanfaatkan kesempatan dan momentum yang ada."

Foto/PBSI
-- Putri Kusuma Wardani --
"Cukup kaget dengan permainan Pai Yu Po. Dia memiliki pukulan yang aneh dan bola atasnya sangat kencang tapi memang hari ini dia banyak out dan mati sendiri.
Selain itu, saya bisa memanfaatkan dengan mengajak adu rally. Dia tidak cukup kuat dengan permainan rally. Setelah unggul jauh di gim kedua, saya mau cepat menyelesaikan tapi malah tidak hati-hati jadi lawan sempat dapat beberapa poin.
Besok lawan Kim Ga Eun, pasti dia lebih percaya diri karena akan dapat dukungan dari publik tuan rumah plus juara bertahan juga. Saya ingin bermain nothing to lose, ingin mengeluarkan semua kemampuan."

Foto/PBSI
Jadwal Wakil Indonesia di Babak 16 Besar, Kamis (25/9/25)
Tunggal Putra:
- Jonatan Christie (4) vs Kenta Nishimoto [7] (Jepang)
- Alwi Farhan vs Weng Hong Yang [8] (China)
Tunggal Putri:
- Putri Kusuma Wardani [4] vs Kim Ga Eun (Korea Selatan)
Ganda Putra:
- Fajar Alfian/M. Shohibul Fikri vs Jin Yong/Na Sung Seung (Korea Selatan)
Ganda Campuran:
- Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah vs Guo Xin Wa [4]/Chen Fang Hui (China)

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!