Perak Pertama, Langkah Pertama Untuk Merah Putih: Debut Menggetarkan Leonardo Adventino Geovani di di Islamic Solidarity Games 2025

Akhmad Sef

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

LUDUS - Di antara sorak sorai dan deru besi yang beradu di arena, seorang pemuda bernama Leonardo Adventino Geovani menatap barbel di hadapannya dengan napas tertahan. Di gelanggang angkat besi kelas 65 kilogram putra Islamic Solidarity Games 2025, ia tak sedang mengangkat logam semata, melainkan harapan, dan barangkali juga mimpi, seorang anak muda yang baru pertama kali mencicipi panggung multievent internasional.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Leon memulai dengan angkatannya di 131 kilogram, lalu menambah menjadi 135 kilogram, hingga mencapai 139 kilogram di percobaan terakhirnya. Barbel itu terangkat sempurna, nyaris tanpa cela. Angka itu menempatkannya di posisi kedua di bawah lifter Turki Muhammed Furkan Ozbek, juara dunia kelas 60 kilogram yang kali ini mencatat 149 kilogram untuk snatch. Sementara perunggu menjadi milik lifter Uzbekistan, Adkhamjon Ergashev, dengan 134 kilogram.

BACA JUGA: Muhammad Husni Sumbang 3 Emas Pertama untuk Indonesia di Islamic Solidarity Games 2025, Hadi Wihardja: “Mental Patriot Luar Biasa”

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Bagi Leon, hasil itu bukan sekadar angka di papan skor. “Puji Tuhan saya masih dikasih rezeki dapat medali perak di snatch. Ini penampilan pertama saya di multievent internasional, jadi perak ini medali pertama saya juga,” ujarnya bersemangat. Ia menambahkan, “Lawan saya senior semua, ada juara dunia kemarin di Norwegia. Ke depannya saya harus terus perbaiki penampilan saya, semoga hasil baik nanti juga datang buat saya.”
Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Masih berusia 21 tahun, Leon baru masuk pelatnas angkat besi sejak Juni lalu. Di arena Riyadh yang hangat, ia mengawali perjalanan panjang seorang lifter muda yang belum terbiasa dengan gemuruh multievent, tapi berani berdiri sejajar dengan nama-nama besar.

BACA JUGA: Angkat Besi Sumbang Medali Perdana untuk Indonesia di Islamic Solidarity Games 2025: Tiga Perak Tita Nurcahya Melyani Buka Harapan di Langit Riyadh

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Lanjut ke clean and jerk, catatan berbeda usia yang menandakan betapa muda perjalanan kariernya, membuka percobaan pertama dengan 163 kilogram yang sukses. Namun dua percobaan berikutnya di 167 kilogram gagal diselesaikan. Kesempatan emas pun berpindah tangan. Adkhamjon Ergashev dari Uzbekistan sukses mengangkat 170 kilogram untuk meraih emas. Furkan dari Turki menyusul dengan 170 kilogram untuk perak, dan lifter tuan rumah Seraj Al-Saleem mengamankan perunggu lewat 169 kilogram.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Di luar arena, pelatih tim Indonesia yang juga Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PABSI, Hadi Wihardja tersenyum tipis, bangga namun tetap waspada pada ruang-ruang yang harus diperbaiki. “Untuk di snatch saya akui dia sudah layak dapat bintang, karena angkatannya sudah bisa mendekati juara dunia, hanya selisih satu kilogram. Tapi untuk clean and jerk dia harus bisa mengatur diri dan angkatannya supaya bisa lebih baik lagi. Buktikan apa yang di latihan bisa kamu tampilkan di pertandingan,” kata Hadi, suaranya tenang tapi penuh harapan.

Foto/Istimewa

Foto/Istimewa

Hadi, dalam percakapannya dengan LUDUS.id, berbicara tenang tapi penuh makna. “Untuk Leon,” katanya, “sebagai pendatang baru di level internasional, dia cukup mumpuni.”

Kalimat itu sederhana, tapi mengandung kebanggaan yang tak diucapkan. Leon, anak muda yang baru menjejak gelanggang dunia, berhasil menempel ketat lifter Turki, sang juara dunia angkatan snatch di Norwegia tahun lalu. Jaraknya? Hanya satu kilogram. Begitu tipis, nyaris tak terlihat, tapi cukup untuk menandai bahwa ia telah sampai di pintu dunia yang lebih besar.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Tapi Hadi tak berhenti di sanjungan. Ia berbicara seperti pelatih yang tahu bahwa kemenangan sejati lahir dari kekurangan yang dikenali. “Di clean and jerk, Leon masih harus banyak belajar,” ujarnya. “Di tingkat dunia, seorang lifter mesti punya selisih antara clean and jerk dan snatch lebih dari 30 kilogram, agar punya kartu as ketika bersaing di total angkatan.”

Dalam olahraga, seperti juga dalam hidup, keunggulan bukan sekadar mendekati yang terbaik, tapi menyiapkan “kartu as” ketika dunia menuntut sesuatu yang lebih. Satu kilogram bisa jadi simbol harapan; tiga puluh kilogram berikutnya adalah perjalanan panjang menuju kematangan.

Foto/Istimewa

Foto/Istimewa

Secara keseluruhan, kelas 65 kilogram mencatat total angkatan terbaik milik Turki dengan 310 kilogram untuk emas, diikuti Uzbekistan dengan 304 kilogram untuk perak, dan Arab Saudi meraih 303 kilogram untuk perunggu.

Tambahan medali perak dari Leon membuat Tim Angkat Besi Indonesia kini mengoleksi tiga emas dan delapan perak hingga hari ketiga Islamic Solidarity Games 2025.

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Foto/NOC Indonesia/Rifqi Priadiansyah

Tapi di balik angka dan podium, ada sesuatu yang lebih penting: kegigihan seorang pemula yang melangkah dengan gugup tapi tidak gentar. Leon bukan hanya mengangkat barbel, tapi juga martabat sebuah nama dan bendera yang dikibarkan dari kejauhan.

Di gelanggang yang penuh peluh dan doa itu, barangkali inilah bentuk lain dari patriotisme, yang tak berisik, tak menuntut, tapi nyata. Karena seperti kata Hemingway, “Courage is grace under pressure.” Dan malam ini (9/11/25), di tengah sorot lampu dan tepuk tangan, keberanian seorang anak muda Indonesia menemukan bentuknya.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!