Mengenal 22 Pembalap MotoGP 2025: Siapa Raja Mandalika Sebenarnya? Dari Juara Dunia hingga Debutan

Ludus01

LUDUS - Di Sirkuit Mandalika, setiap tahun selalu lahir cerita baru. Tahun 2024, Jorge Martin menorehkan tinta emas ketika menguasai Grand Prix Mandalika, memperlihatkan gaya balap agresif yang membuatnya diganjar gelar juara dunia di akhir musim. Pedro Acosta, bocah ajaib yang baru saja naik ke kelas premier, memberi kejutan dengan finis kedua di balapan utama, sebuah pertanda bahwa masa depan MotoGP tengah bergeser ke generasi baru.

Foto/ITDC & MGPA Asset

Foto/ITDC & MGPA Asset

Sprint Race tahun itu pun tak kalah dramatis: Francesco “Pecco” Bagnaia membuktikan kelasnya dengan kemenangan singkat nan penuh presisi, sementara Enea Bastianini menempel ketat di belakangnya. Dari Miguel Oliveira yang masih dikenang sebagai pemenang perdana di Mandalika 2022, hingga Fabio Quartararo yang meraih podium manis di tahun debut sirkuit ini, setiap musim selalu meninggalkan jejak berbeda.

Mandalika bukan hanya soal siapa yang tercepat, tetapi juga tentang siapa yang mampu bertahan dari panas terik, aspal abrasif, dan tekanan mental di tepi laut Lombok. Ada yang datang dengan status legenda, ada pula yang masih meraba-raba arah. Dan kini, di musim 2025, sebanyak 22 pembalap kembali membawa ambisi, dengan catatan mereka masing-masing di Mandalika, ada yang manis, ada yang getir, ada yang masih kosong menunggu untuk diisi.

Foto/MotoGP Indonesia

Foto/MotoGP Indonesia

Sirkuit Mandalika, yang kini menjadi salah satu ikon olahraga dunia di Indonesia, telah menghadirkan banyak kisah, tentang kejayaan, ambisi, dan kegagalan. Dari podium yang gemerlap hingga kecelakaan yang pahit, setiap pembalap MotoGP yang tampil di lintasan tepi laut Lombok itu menyimpan catatannya sendiri. Berikut adalah kisah dari 22 pembalap yang siap tampil di musim 2025.

Francesco “Pecco” Bagnaia

Francesco “Pecco” Bagnaia adalah simbol keemasan Ducati modern. Pembalap Italia ini sudah dua kali merengkuh gelar juara dunia MotoGP sebelum 2025. Mandalika menjadi saksi betapa ia mampu mendominasi: kemenangan utama pada Grand Prix Mandalika 2023, dilanjutkan dengan kemenangan di Sprint Race Mandalika 2024. Konsistensi Bagnaia membuat namanya selalu menjadi magnet, baik bagi fans maupun pesaingnya.

Pembalap Italia ini sudah dua kali merengkuh gelar juara dunia MotoGP sebelum 2025, melanjutkan jejak Valentino Rossi sebagai ikon balap Italia di era modern. Bagnaia dikenal karena gaya balap yang tenang, presisi pengereman, serta konsistensi luar biasa di trek-trek cepat. Ia menjadi juara dunia beruntun pada 2022 dan 2023, serta salah satu motor penggerak kejayaan Ducati setelah lama menanti dominasi.

Marc Marquez

Marc Marquez, legenda hidup asal Spanyol, kini berlabuh di Ducati Lenovo bersama Bagnaia. Dengan delapan gelar juara dunia di berbagai kelas, Marquez selalu menghadirkan aura juara. Marquez adalah simbol agresivitas dan keberanian di lintasan. Ia menjadi pembalap paling dominan di era 2010-an, dengan gaya “satu roda di udara” yang khas dan catatan duel heroik melawan Rossi, Lorenzo, hingga Dovizioso. Namun, uniknya, hingga 2025, ia belum pernah menang di Mandalika. Meski berkali-kali menargetkan podium, catatan di Indonesia belum berpihak padanya. Bagi Márquez, Mandalika masih menjadi “misi yang tertunda”.

Jorge Martin

Jorge Martin datang dengan status juara dunia 2024 bersama Ducati sebelum hijrah ke Aprilia Racing. Di Mandalika, ia telah menggores sejarah: kemenangan utama pada Grand Prix Mandalika 2024. Catatan ini melengkapi reputasinya sebagai salah satu pembalap paling eksplosif di grid. Lombok menjadi saksi bagaimana Martín merebut puncak klasemen dengan gaya penuh agresi.

Dalam kariernya, Martín dikenal sebagai “Martinator” karena gaya balapnya yang eksplosif dan sering mencatat pole position. Sejak debut di MotoGP, ia telah menjelma sebagai ancaman serius bagi siapa pun yang memimpin balapan.

Marco Bezzecchi

Marco Bezzecchi, rekan setim Martín di Aprilia, adalah pembalap Italia yang dulu bernaung di VR46 Racing. Ia belum pernah mencicipi podium utama di Mandalika, tetapi finish ke-5 pada 2024 menunjukkan potensinya. Di lintasan yang panas dan licin itu, Bezzecchi mampu bertahan di barisan depan.

Di lintasan yang panas dan licin itu, Bezzecchi mampu bertahan di barisan depan. Sepanjang kariernya, Bezzecchi dikenal sebagai salah satu talenta muda Italia yang bersinar di era MotoGP modern. Ia meraih kemenangan MotoGP perdananya di Argentina 2023 bersama tim VR46, yang menjadi tonggak penting dalam menegaskan namanya di kelas utama. Musim 2023 pula ia menutup dengan posisi 3 besar klasemen akhir, menempatkannya sejajar dengan deretan elite. Konsistensi dan gaya balap agresif membuat Bezzecchi tetap dipandang sebagai ancaman serius di setiap seri, sekalipun ia harus beradaptasi dengan tim baru seperti Aprilia pada 2025.

Pedro Acosta

Pedro Acosta, bocah ajaib asal Spanyol yang melesat cepat dari Moto3 ke MotoGP, memberi kejutan besar pada Mandalika 2024. Ia finish kedua pada balapan utama, hanya selangkah di belakang Jorge Martín. Prestasi ini membuktikan, meski masih muda, Acosta bukan sekadar debutan, ia adalah calon penguasa era baru MotoGP.

Lajunya menuju kelas para raja memang tak biasa. Pada 2021, di musim debutnya di Moto3, Acosta langsung menjadi juara dunia, sebuah pencapaian yang jarang terjadi. Dua tahun kemudian, ia melanjutkan dominasinya dengan merebut gelar juara dunia Moto2 2023, menegaskan konsistensi bakat yang dimilikinya. Loncatannya ke MotoGP pada 2024 bersama GasGas Tech3 pun menjadi salah satu transisi tercepat dan paling sukses dalam sejarah modern balap motor.

Di musim perdananya di MotoGP, Acosta langsung mencuri perhatian lewat podium di beberapa seri, termasuk Mandalika, serta gaya balap agresif penuh percaya diri yang mengingatkan publik pada kemunculan fenomenal Marc Marquez satu dekade sebelumnya. Ia bukan hanya sekadar talenta muda, melainkan simbol regenerasi: bukti bahwa MotoGP telah menemukan bintang baru yang siap menantang dominasi para juara mapan.

Brad Binder

Brad Binder dari Afrika Selatan selalu dikenal sebagai pembalap penuh determinasi. Meski beberapa kali tampil kompetitif di lintasan panas Mandalika, ia belum menorehkan kemenangan besar di sana. Bagi Binder, Mandalika adalah soal kerja keras, bukan sekadar podium.

Sejak debutnya di MotoGP bersama KTM pada 2020, Binder langsung mencetak kejutan dengan meraih kemenangan perdana di Brno, menjadikannya pebalap Afrika Selatan pertama yang menang di kelas premier. Konsistensinya terus terjaga dengan torehan podium penting di musim-musim berikutnya, termasuk kemenangan dramatis di Austria 2021 dengan kondisi lintasan hujan yang kacau, serta kemenangan di sprint race 2023. Dikenal sebagai “Sunday man”, Binder kerap tampil lebih garang di balapan utama dibanding sesi kualifikasi, menjadikannya salah satu pembalap paling berbahaya ketika bendera start dikibarkan.

Fabio Quartararo

Fabio Quartararo, juara dunia asal Prancis, menemukan kenangan manis di Mandalika ketika ia naik podium kedua pada 2022. Penampilan itu menjadi salah satu balapan paling mengesankan Yamaha kala itu. Quartararo memang kerap kesulitan dengan motor di era modern, tetapi Mandalika tetap menyimpan memorinya sebagai tempat podium langka beberapa musim terakhir.

Karier Quartararo sendiri menjadi kisah tentang bakat besar yang muncul dari generasi muda MotoGP. Dijuluki El Diablo, ia menembus kelas premier bersama Yamaha pada 2019 dan langsung mencuri perhatian dengan podium serta kemenangan yang agresif. Puncaknya, Quartararo meraih gelar Juara Dunia MotoGP 2021, sekaligus menjadi pembalap Prancis pertama yang menorehkan sejarah itu. Sejak saat itu, ia konsisten menjadi wajah utama Yamaha, meski harus menghadapi dominasi motor-motor Eropa seperti Ducati dan Aprilia. Dengan gaya balap penuh determinasi, Quartararo tetap dipandang sebagai salah satu talenta paling eksplosif di lintasan.

Alex Rins

Alex Rins, kompatriot Quartararo di Yamaha, punya rekam jejak panjang di MotoGP. Sejak debut kelas premier pada 2017 bersama Suzuki, ia dikenal sebagai pembalap pekerja keras dengan gaya balap agresif namun halus. Rins pernah mencetak kemenangan dramatis di Silverstone 2019, menyalip Marc Márquez di tikungan terakhir, serta kemenangan lain di Austin (2019, 2023) dan Phillip Island (2022). Total enam kemenangan dan belasan podium telah ia koleksi, menjadikannya salah satu talenta Spanyol yang konsisten bersaing di papan atas meski kerap dihantam cedera.

Namun, hingga kini, belum ada catatan kemenangan atau podium besar di Mandalika yang tercatat atas namanya. Lombok masih menunggu momen terbaiknya.

Luca Marini

Luca Marini, pembalap Italia dari keluarga VR46, kini membalap untuk Honda Racing Team. Adik tiri Valentino Rossi ini sempat menorehkan prestasi penting saat menjadi runner-up Moto2 2020, yang membawanya naik ke kelas utama. Di MotoGP, ia tampil konsisten bersama tim VR46 Racing sebelum akhirnya direkrut Honda sebagai bagian dari proyek kebangkitan pabrikan Jepang itu. Namun, catatan khusus di Mandalika belum banyak ditorehkannya.

Sama halnya dengan Joan Mir, mantan juara dunia MotoGP 2020 dari Spanyol. Mir yang dikenal dengan gaya membalap halus dan penuh kalkulasi itu pernah mengantar Suzuki meraih titel dunia terakhirnya sebelum tim tersebut mundur dari MotoGP. Meski punya reputasi besar, Mandalika justru memberinya kenangan pahit: ia pernah mengalami kesulitan berat bersama Repsol Honda, termasuk DNF yang membuatnya kehilangan poin berharga. Sirkuit ini baginya adalah luka yang masih membekas.

Maverick Vinales

Maverick Vinales, kini berseragam Red Bull KTM Tech3, sempat merasakan manisnya podium Mandalika 2023 ketika finis di posisi kedua. Pengalaman itu mempertegas statusnya sebagai pembalap yang mampu beradaptasi dengan lintasan-lintasan baru. Sejak debutnya di MotoGP 2015 bersama Suzuki, Vinales dikenal sebagai talenta Spanyol yang cepat dan konsisten. Ia meraih kemenangan pertamanya di Silverstone 2016, sekaligus memberikan kemenangan pertama bagi Suzuki sejak tahun 2007. Perjalanan kariernya kemudian berlanjut bersama Yamaha, di mana ia mengoleksi sejumlah podium dan kemenangan penting, termasuk pembuka musim 2017 di Qatar yang menegaskan kualitasnya sebagai kandidat juara dunia.

Meski perjalanan tidak selalu mulus, dengan dinamika di Yamaha dan kemudian pindah ke Aprilia, Vinales tetap menunjukkan daya juang tinggi. Bersama Aprilia, ia berhasil membawa motor pabrikan asal Noale itu ke barisan depan, bahkan mencatat kemenangan bersejarah di MotoGP Amerika 2024.

Maverick Vinales, kini berseragam Red Bull KTM Tech3, sempat merasakan manisnya podium Mandalika 2023 ketika finish di posisi kedua. Pengalaman itu mempertegas statusnya sebagai pembalap yang mampu beradaptasi dengan lintasan-lintasan baru.

Enea Bastianini

Enea Bastianini, rekan setim Vinales, dikenal sebagai pembalap agresif dengan gaya menyerang. Ia membuktikan itu dengan menjadi runner-up Sprint Mandalika 2024. Meski hanya balapan singkat, hasil itu memperlihatkan kecepatannya di lintasan panas Lombok.

Prestasinya tak berhenti di situ, Bastianini juga pernah merasakan manisnya kemenangan di MotoGP 2022 saat membela Gresini, yang menjadikannya salah satu talenta Italia paling diperhitungkan di era modern. Konsistensi podium dan gaya balap tanpa kompromi membuatnya tetap menjadi ancaman serius di kejuaraan, terutama ketika sirkuit memberi ruang untuk duel wheel-to-wheel yang ia sukai.

Alex Marquez

Alex Marquez, adik Marc Marquez, bersama Gresini Racing, hingga kini belum punya catatan podium Mandalika. Namun, kiprahnya di MotoGP tetap menyisakan jejak berharga: ia pernah meraih dua podium di kelas premier pada musim debutnya 2020, setelah sebelumnya menjadi juara dunia Moto3 2014 dan Moto2 2019. aru.

Fabio Di Giannantonio

Fabio Di Giannantonio, kini membela Pertamina Enduro VR46, juga belum mencatat kemenangan di Mandalika. Namun, rekannya, Franco Morbidelli, pernah finis keempat pada balapan utama 2024. Hanya selangkah dari podium, Morbidelli nyaris menghadirkan kejutan besar untuk timnya.

Di luar Mandalika, Di Giannantonio pernah mencuri perhatian dunia MotoGP dengan meraih kemenangan perdana di Grand Prix Valencia 2023, sebuah momen bersejarah yang mengukuhkan dirinya sebagai salah satu talenta muda Italia paling berpotensi. Konsistensinya di kelas premier terus menanjak sejak debut penuh musim 2022, dan keputusannya bergabung dengan tim VR46 pada 2025 membuka babak baru dalam kariernya, membawa harapan besar untuk mengibarkan nama Pertamina di panggung MotoGP.

Raul Fernandez

Raúl Fernandez masih mencari pijakan yang kokoh di kelas premier bersama Trackhouse Aprilia. Sejak promosi ke MotoGP pada 2022, perjalanan pembalap muda asal Spanyol ini penuh liku: bakat yang sempat memukau di Moto2, saat ia finis sebagai runner-up dunia 2021 dengan tujuh kemenangan, belum sepenuhnya terjawab di level tertinggi. Konsistensi dan podium memang masih jadi pekerjaan rumah, tetapi kehadirannya terus dipandang sebagai investasi jangka panjang. Mandalika sendiri belum menghadirkan momen besar baginya, namun Fernandez datang setiap musim dengan tekad membuktikan bahwa potensi emas yang dulu ia tunjukkan di kelas menengah bisa berkembang menjadi pencapaian nyata di panggung MotoGP.

Johann Zarco

Johann Zarco, pembalap Prancis veteran di LCR Honda, pernah merasakan podium Mandalika 2022 dengan finis di posisi ketiga. Pengalaman itu mempertegas statusnya sebagai salah satu pembalap yang konsisten meski sering berada di bawah radar. Sebelumnya, Zarco dikenal sebagai juara dunia Moto2 dua kali beruntun pada 2015 dan 2016, sebuah pencapaian yang membuka jalan ke kelas premier. Sejak debut di MotoGP pada 2017, ia langsung mencuri perhatian dengan raihan “Rookie of the Year” dan beberapa kali finis podium bersama tim satelit, membuktikan kemampuannya menantang nama-nama besar. Meski belum meraih kemenangan di kelas utama, reputasinya sebagai pembalap tangguh, pekerja keras, dan piawai menjaga ritme balapan tetap membuatnya diperhitungkan di lintasan.

Somkiat Chantra

Somkiat Chantra adalah wajah baru Thailand di kancah MotoGP kelas premier. Kariernya dibangun dengan sabar sejak masa mudanya, ketika ia menapaki jalur balap di Asia Talent Cup sebelum akhirnya tampil di Moto2. Dari sanalah namanya mulai menanjak: ia menorehkan sejarah sebagai pembalap Thailand pertama yang meraih kemenangan di kelas Moto2, sebuah pencapaian yang menjadikannya simbol kebanggaan olahraga balap motor di negaranya. Konsistensinya dalam memperebutkan poin dan podium membawanya ke jenjang lebih tinggi, hingga 2025 menjadi tahun debutnya di kelas premier. Mandalika bisa jadi saksi awal bagi langkah besarnya, bukan sekadar uji kemampuan, tapi juga kesempatan menuliskan sejarah baru bagi Thailand di panggung MotoGP.

Jack Miller

Jack Miller, pembalap Australia di Prima Pramac Racing, belum pernah menorehkan kemenangan besar di Mandalika. Namun, gaya balapnya yang keras selalu memberi warna pada setiap lap lomba di Lombok. Dalam perjalanan kariernya, Miller dikenal sebagai salah satu talenta terbaik Australia setelah Casey Stoner. Ia sempat mencatat kemenangan bersejarah di Assen 2016 bersama tim satelit, sebelum kemudian meraih podium-podium penting saat berseragam Ducati. Konsistensinya di kelas premier menjadikannya figur yang disegani di grid MotoGP, dengan reputasi sebagai pebalap ulet yang tak pernah ragu menantang batas.

Ai Ogura

Ai Ogura lahir di Kiyose, Tokyo, Jepang, pada 26 Januari 2001, dan sejak muda sudah menapaki jalan sebagai pembalap dengan nomor khas 79. Kariernya dimulai dari Asia Talent Cup dengan kemenangan dan podium sejak 2015, berlanjut ke Red Bull MotoGP Rookies Cup serta JuniorGP yang memberinya podium dan kemenangan penting. Debut di Moto3 pada 2018 segera diikuti pencapaian besar: podium kedua di Aragon 2019 dan finis ketiga klasemen dunia pada 2020. Ogura kemudian naik ke Moto2 pada 2021, langsung runner-up klasemen setahun berselang, hingga puncaknya meraih gelar Juara Dunia Moto2 2024, prestasi yang mengantar dirinya naik ke kelas utama MotoGP bersama Trackhouse Racing Aprilia.

Musim 2025 menjadi panggung baru bagi Ogura untuk membuktikan diri. Debutnya di Thailand mengesankan dengan finis keempat di Sprint Race dan kelima di race utama. Namun, nasib berbeda dialaminya saat menuju Mandalika GP di Indonesia. Cedera pergelangan tangan kanan usai kecelakaan di San Marino memaksanya mundur dari balapan, meski ia sempat hadir di Lombok. Publik tanah air akhirnya belum bisa menyaksikan kiprah rookie asal Jepang itu di lintasan Mandalika.

Fermin Aldeguer

Fermin Aldeguer, pembalap muda Spanyol kelahiran 2005, datang ke MotoGP 2025 dengan reputasi sebagai salah satu talenta paling segar dari generasi baru. Namanya mulai mencuat saat tampil garang di Moto2, menorehkan kemenangan demi kemenangan hingga akhirnya mengunci gelar juara dunia Moto2 2023, pencapaian yang membuat Ducati meliriknya untuk promosi ke kelas utama. Kariernya berawal dari lintasan CEV Moto3 dan Moto2 Eropa, di mana ia kerap disebut “anak ajaib” karena mampu bersaing di papan atas sejak usia belasan tahun.

Mandalika menjadi salah satu panggung yang memperlihatkan betapa cepatnya ia beradaptasi. Pada debutnya di Lombok, Aldeguer tampil berani: agresif di tikungan, cerdas menjaga ritme, dan tak segan menantang para nama besar yang jauh lebih berpengalaman. Kini, di MotoGP, ia bukan hanya membawa harapan timnya, tetapi juga ekspektasi publik Spanyol untuk lahirnya ikon baru setelah era Marc Márquez. Atmosfer tropis dan sorak-sorai penonton Indonesia di Mandalika pun kini tercatat sebagai bagian penting dari perjalanan kariernya.

Franco Morbidelli

Franco Morbidelli datang ke Sirkuit Mandalika dengan catatan yang tak sederhana. Pada edisi perdana MotoGP di Lombok tahun 2022, pembalap Italia berdarah Brasil ini memang belum menemukan podium, namun kiprahnya tetap diperhitungkan. Mandalika menjadi saksi bagaimana Morbidelli, dengan gaya balap yang tenang namun penuh presisi, berusaha menaklukkan lintasan panas di tepi laut itu. Ia menjadi bagian dari generasi yang menghidupkan gairah MotoGP Mandalika, meski belum mampu mengulang gemerlap podium yang pernah ia rasakan di Eropa.

Dalam perjalanan kariernya, Morbidelli pernah berdiri di puncak sorotan. Ia menjadi juara dunia Moto2 pada 2017, lalu naik ke kelas utama dan menorehkan musim gemilang 2020 dengan meraih posisi runner-up MotoGP bersama tim Petronas Yamaha. Tiga kemenangan diraihnya tahun itu, menjadikannya salah satu kisah mengejutkan di era modern MotoGP. Kini bersama Pertamina Enduro VR46 Racing Team, Morbidelli membawa semangat baru: upaya membuktikan bahwa ketenangan bisa menjadi senjata, dan Mandalika mungkin saja menjadi panggung kebangkitannya.

Joan Mir

Joan Mir, juara dunia MotoGP 2020 asal Spanyol, datang ke Mandalika dengan status sebagai salah satu pembalap yang punya pengalaman emas meski usianya masih muda. Di Sirkuit Mandalika, ia belum pernah meraih kemenangan, namun catatan kehadirannya tetap diperhatikan karena gaya balapnya yang konsisten dan teknis. Mir pernah finis ke-6 pada balapan utama MotoGP Mandalika 2022 bersama Suzuki, sebelum tim itu resmi mundur dari ajang MotoGP. Sejak itu, ia melanjutkan karier bersama Honda HRC Castrol dengan tantangan besar, termasuk beradaptasi dengan motor yang berbeda karakter.

Karier Mir sendiri penuh warna. Ia mulai dikenal luas setelah menjadi juara dunia Moto3 pada 2017, sebelum naik ke Moto2 dan akhirnya ke MotoGP pada 2019 bersama Suzuki Ecstar. Kejutan besar lahir di musim 2020 ketika ia tampil stabil, meraih satu kemenangan dan tujuh podium yang cukup untuk mengantarkannya menjadi juara dunia MotoGP, sebuah pencapaian langka di era dominasi nama besar seperti Marc Marquez. Meski setelah itu performanya fluktuatif karena cedera dan masalah teknis, Mir tetap dipandang sebagai pembalap yang punya potensi besar untuk bangkit kembali.

Miguel Oliveira

Miguel Oliveira, pembalap asal Portugal yang kini membela Prima Pramac Yamaha di MotoGP 2025, memiliki kenangan manis dengan Sirkuit Mandalika. Pada gelaran MotoGP Mandalika 2022, ia tampil brilian di lintasan basah dan keluar sebagai juara, menjadikannya pemenang pertama Grand Prix Indonesia era modern. Kemenangan itu bukan hanya catatan penting bagi Oliveira, tetapi juga bagi sejarah MotoGP di Mandalika, karena menandai kebangkitan sirkuit ini sebagai tuan rumah ajang balap dunia.

Dalam perjalanan kariernya, Oliveira dikenal sebagai pembalap penuh determinasi. Ia meraih lima kemenangan di kelas MotoGP bersama KTM, sebelum pindah ke Aprilia pada 2023. Sebelumnya, ia juga pernah menjadi penantang kuat di kelas Moto2 dengan total enam kemenangan dan menjadi runner-up dunia pada 2018. Konsistensi dan kemampuannya beradaptasi dengan berbagai kondisi lintasan membuat Oliveira tetap dipandang sebagai salah satu pembalap berpengalaman yang bisa memberi kejutan di lintasan, termasuk ketika kembali ke Mandalika.

Dua puluh dua nama, dua puluh dua kisah. Ada yang datang ke Mandalika dengan kenangan kemenangan, ada pula yang datang membawa luka. Ada yang menjadikan podium sebagai pengingat manis, ada pula yang hanya menyisakan debu kegagalan. Sirkuit Mandalika, di antara angin laut dan bukit hijau Lombok, terus menjadi panggung tempat para raja roda dua menuliskan sejarahnya masing-masing.

**Sumber Foto Pembalap: themandalika.com

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!