NOC Indonesia Bentuk IPL Usai ITTF Cabut PTMSI, Novida: “Akhirnya Kami Bisa Tampil Lagi di Ajang Internasional

Ludus01

LUDUS - Ada kabar gembira bagi para atlet, pelatih, dan seluruh insan tenis meja Indonesia. Di tengah konflik panjang yang membelit organisasi olahraga ini, Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) memastikan bahwa seluruh pelaku olahraga pingpong tetap bisa tampil di ajang internasional, baik multievent maupun single event. Kepastian ini hadir bersamaan dengan langkah besar: pembentukan Indonesia Pingpong League (IPL) sebagai wadah resmi baru, menyusul keputusan International Table Tennis Federation (ITTF) mencabut keanggotaan PP PTMSI.

Foto/NOC Indonesia

Foto/NOC Indonesia

Langkah ITTF diumumkan dalam forum tertinggi tahunan mereka, Annual General Meeting (AGM) 2025, yang digelar di Doha, Qatar, pada 27 Mei 2025. Dalam pertemuan itu, ITTF resmi mengakui IPL sebagai asosiasi tenis meja yang sah mewakili Indonesia. Keputusan itu telah dipublikasikan di laman resmi ITTF dan disetujui oleh lebih dari dua pertiga anggota National Table Tennis Federation (NTTF) yang hadir, sesuai dengan mekanisme dalam Statuta ITTF.

ITTF juga menyatakan bahwa keputusan tersebut lahir dari kesepahaman bersama dengan Asian Table Tennis Union (ATTU), yang mendukung pandangan NOC Indonesia: bahwa tenis meja Indonesia membutuhkan awal yang baru. Bersamaan dengan pencabutan keanggotaan PTMSI, ITTF secara khusus meminta NOC Indonesia membentuk Komite Transisi yang bersifat sementara hingga IPL menyelenggarakan kongres pemilihan pengurus definitif.

“Pasca tindak lanjut yang kami lakukan dengan ITTF terkait keluarnya PTMSI, kami dipercaya untuk membantu pembentukan badan baru yang akan menaungi tenis meja di Indonesia,” kata Presiden NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari. “Dalam prosesnya, dibentuk tim transisi yang diketuai Anindya Bakrie (Ketua Umum Akuatik Indonesia), wakilnya Ita Yuliati (Ketua Umum Federasi Gymnastik Indonesia), dari NOC Indonesia ada Harry Warganegara dan Sekjen Wijaya Noeradi yang sejak awal berkomunikasi dengan ITTF, serta Ferry Kono dari Inaspro.”

Okto menjelaskan, semua proses diambil melalui koordinasi bersama federasi internasional (IF) dan telah melalui Rapat Anggota. Mekanisme yang dijalankan, ujarnya, telah sesuai dengan AD/ART IF maupun NOC Indonesia.

Foto/NOC Indonesia

Foto/NOC Indonesia

“Bayangkan, kata ITTF, masalah tenis meja di Indonesia sudah 20 tahun tidak beres-beres. Kami sampaikan, akan menyelesaikan dengan cara terbaik. Alhamdulillah, berkat kerja sama stakeholder olahraga Indonesia, termasuk Kemenpora, kita akan memiliki badan baru dari cabang olahraga tenis meja,” ujar Okto.

Yang terpenting, tegasnya, tidak akan ada satu pun atlet, pelatih, atau wasit yang dirugikan. “Tidak ada yang bisa mengancam atlet dengan mengatakan mereka tidak boleh bertanding dalam situasi ini. Semua atlet, pelatih, wasit dijamin bisa mengikuti semua kegiatan single event maupun multievent walaupun ada konflik. Sebab domainnya ada di kami dan NOC Indonesia menjamin, selama sesuai persyaratan dan ketentuan yang diberlakukan oleh IF,” katanya.

Novida Widarahman, atlet tenis meja nasional. Foto/Dokpri

Novida Widarahman, atlet tenis meja nasional. Foto/Dokpri

Pernyataan itu disambut haru oleh Novida Widarahman, atlet nasional putri yang selama ini menjadi andalan Indonesia di berbagai ajang internasional. Usia Novida masih muda. Baru 20 tahun, dan cita-citanya ingin sampai puncak tertinggi di tenis meja dunia. Jadi, tak heran, jika ia menyambut kabar gembira itu dengan suka-cita.

“Tentu saja saya pribadi sangat senang,” ujarnya. “Sekarang NOC bisa menjamin atlet tenis meja Indonesia bisa bermain di multi event, yang sebelumnya sangat sulit untuk kami ikuti karena adanya dua kubu atau dua pengurus.”

Di balik kalimatnya yang sederhana, tersembunyi perasaan yang tak selalu bisa diucapkan di meja pertandingan. Bertahun-tahun Novida berlatih, bersaing, dan menunggu kejelasan. “Hal ini sangat memacu diri saya sendiri untuk meraih prestasi lebih jauh dan lebih tinggi lagi,” tuturnya, seolah ingin membalas ketertinggalan dengan tekad yang tak bisa dibendung.

Harry Warganegara menambahkan bahwa Komite Transisi Indonesia Pingpong League memiliki tiga tugas utama sesuai mandat dari ITTF. Pertama, mengelola kegiatan tenis meja di Indonesia, termasuk pendaftaran atlet dan ofisial ke dalam event-event internasional. Kedua, menyelenggarakan turnamen internasional di Indonesia bila memungkinkan. Ketiga, melaksanakan dan mengawasi pemilihan pengurus IPL sesuai dengan Statuta yang relevan.

Sekretaris Jenderal International Table Tennis Federation (ITTF) Raul Calin. Foto/ittf.com

Sekretaris Jenderal International Table Tennis Federation (ITTF) Raul Calin. Foto/ittf.com

Dalam surat resmi ITTF kepada NOC Indonesia, Sekretaris Jenderal Raul Calin juga menegaskan dukungan penuh terhadap proses ini. “Kami sependapat dengan analisis Komite Olimpiade Indonesia tentang fakta bahwa sengketa tata kelola yang sudah berlangsung lama dalam tenis meja Indonesia masih belum terselesaikan. Oleh karena itu, kami sepenuhnya sependapat dengan posisi Komite Olimpiade Indonesia tentang perlunya memulai kembali lembaran baru olahraga tenis meja di Indonesia,” tulisnya.

Calin juga menyatakan bahwa ITTF siap mendampingi dan memfasilitasi proses pemilihan pengurus IPL dalam waktu yang wajar, dengan tetap menjunjung prinsip transparansi dan tata kelola yang baik.

Foto/Dok. Novida Widarahman

Foto/Dok. Novida Widarahman

Dengan terbentuknya IPL dan adanya jaminan dari NOC Indonesia, para atlet kini bisa kembali fokus pada prestasi, bukan polemik. Dan bagi Novida dan rekan-rekannya, hari ini bukan sekadar peristiwa administratif, tapi momen yang bisa menghidupkan kembali mimpi-mimpi yang sempat tertunda. Dunia tenis meja Indonesia pun akhirnya memiliki peluang untuk bangkit, dengan bet yang berbicara di atas meja, bukan urusan yang tak kunjung usai di bawahnya.

Dan, dengan bet di tangan dan panggung yang terbuka, para atlet bisa kembali mengejar mimpi, tanpa bayang-bayang sengketa yang dulu membatasi langkah.

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!