Raja Sapta Oktohari Tegaskan Diplomasi Olahraga: NOC Indonesia dan Jepang Sepakat Bangun Komitmen Strategis

Ludus01

LUDUS - Di Tokyo, sebuah pena menorehkan tanda tangan yang barangkali akan dikenang lebih panjang dari sekadar tinta di atas kertas. Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) dan Komite Olimpiade Jepang (NOC Jepang) resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU), membuka babak baru dalam diplomasi olahraga antarbangsa. Bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah kemitraan strategis yang lahir di bawah kepemimpinan baru Seiko Hashimoto di NOC Jepang, dan ditegaskan dengan penuh keyakinan oleh Ketua Umum NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari.

“Diplomasi olahraga Indonesia tidak pernah berhenti,” ujar Okto, sapaan akrabnya. Ia menyebutkan kerja sama ini adalah perpanjangan tangan dari hubungan diplomatik dan ekonomi kedua negara yang telah terjalin lebih dari dua dekade. Kali ini, olahraga menjadi bahasa universal yang mengikat Jakarta dan Tokyo.

Dalam isi kesepakatan, terbentang sejumlah agenda besar: mulai dari Gerakan Olimpiade, pertukaran atlet dan pelatih, kolaborasi program anti-doping, hingga pengembangan cabang olahraga tertentu. Salah satu yang paling menonjol: pencak silat. Indonesia, lewat Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) dan PB IPSI, bahkan siap mengirim pelatih, menyediakan program, dan membantu Jepang merintis silat sebagai bagian dari ekosistem olahraga mereka.

Hashimoto, mantan atlet serba bisa yang kini menakhodai NOC Jepang, menyambut tawaran itu dengan tangan terbuka. “Kami melihat potensi besar dari pencak silat sebagai olahraga tradisional Indonesia yang bisa memperkaya keberagaman cabang olahraga di Jepang,” katanya. Ia menegaskan Jepang akan menaruh perhatian serius: melakukan riset, menakar seberapa luas komunitas silat di negaranya, lalu mencari model kerja sama yang paling tepat.

Foto/NOC Indonesia

Foto/NOC Indonesia

Namun silat bukan satu-satunya jembatan. Hashimoto juga menyoroti pentingnya bidang sport science, sport medicine, sport tourism, hingga pembangunan infrastruktur olahraga. Jepang, dengan laboratorium sport science mutakhir dan pusat pelatihan nasional yang lengkap, merasa bisa memberi kontribusi nyata untuk memperkuat fondasi olahraga Indonesia.

Di balik penandatanganan MoU ini, ada pula sejarah persahabatan. Okto dan Hashimoto bukan orang asing. Lebih dari satu dekade lalu, keduanya sama-sama memimpin federasi balap sepeda di negaranya masing-masing. Persilangan jalan itu kini menemukan bentuk baru, ketika mereka bertemu lagi sebagai presiden komite olimpiade nasional. “Kami memiliki pemahaman mendalam tentang ekosistem olahraga, dan ingin memaksimalkan pengalaman bersama demi perkembangan olahraga Indonesia dan Jepang,” tutur Hashimoto.

Foto/NOC Indonesia

Foto/NOC Indonesia

Okto menambahkan, Jepang selalu konsisten berada di jajaran teratas perolehan medali multi-event internasional. Indonesia ingin belajar, memperkuat kemampuan di cabang olahraga sebanyak mungkin, baik untuk Olimpiade Musim Panas maupun Musim Dingin. “Kami akan mencari setiap peluang untuk bekerja sama,” katanya, menegaskan visi jangka panjang diplomasi olahraga.

Penandatanganan MoU ini bukan sekadar catatan administratif. Ia adalah pernyataan: bahwa olahraga bisa menjadi panggung diplomasi, bahwa pencak silat bisa melintasi batas budaya, dan bahwa Merah Putih terus mencari tempatnya di gelanggang dunia. (**)

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!