Salju di Ujung Mimpi Zazi: Indonesia Resmi Gabung FIS, Buka Pintu ke Olimpiade Musim Dingin

Ludus01

Mimpiku adalah tampil di Olimpiade suatu hari nanti, dan aku sedang berusaha keras mewujudkannya.

Foto/Instagram/Zazi Landman

Foto/Instagram/Zazi Landman

LUDUS - Kalimat itu meluncur pelan dari bibir Zazi Betari Landman. Ia baru 13 tahun, tapi namanya kini tercatat sebagai atlet snowboarding pertama Indonesia yang terdaftar di Federasi Ski dan Snowboard Internasional (FIS). Ia bukan hanya pembuka jalan, tetapi juga simbol sebuah kemungkinan, bahwa mimpi bersalju bisa tumbuh dari tanah tropis.

Pada 19 Juni 2025, Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) menerima surat resmi dari FIS, menyatakan bahwa Indonesia kini menjadi anggota penuh organisasi olahraga musim dingin tertinggi itu. Surat tersebut ditandatangani langsung oleh Presiden FIS, Johan Eliasch, sebagai tindak lanjut keputusan Kongres FIS di Oberhofen, Swiss, pada 13 Juni 2025.

Foto/Instagram/Zazi Landman

Foto/Instagram/Zazi Landman

“Mulai saat ini, Anda (NOC Indonesia) telah dapat mendaftarkan atlet untuk seluruh kompetisi FIS, selama mereka memenuhi kriteria yang ditetapkan,” tulis Eliasch dalam surat itu.

Di balik kabar itu, ada misi panjang yang digarap dengan sabar oleh NOC Indonesia di bawah kepemimpinan Raja Sapta Oktohari. Sejak awal masa jabatannya, Okto menyadari bahwa Indonesia tidak bisa terus terpaku pada cabang-cabang olahraga yang sama. Ia membidik peluang baru, olahraga musim dingin dan mulai menjalin diplomasi strategis.

Salah satu langkah nyata dilakukan bersama Zhang Hong, anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) asal Tiongkok sekaligus peraih emas Olimpiade di cabang speed skating. Zhang menyatakan komitmennya membantu pengembangan olahraga musim dingin Indonesia, termasuk speed skating, ice skating, hoki es, curling, hingga ski.

Zhang Hong tak datang dengan janji kosong. Ia membawa fasilitas latihan terbaik kelas dunia yang dimiliki Tiongkok dan membuka peluang beasiswa pelatihan atlet Indonesia di universitas-universitas olahraga terkemuka negeri Tirai Bambu. Bagi negara tropis seperti Indonesia, ini adalah bentuk diplomasi olahraga yang konkret dan jarang ditempuh.

Dalam merancang strategi jangka panjang, NOC Indonesia juga membuka opsi naturalisasi sebagai pendekatan pragmatis. Banyak warga berdarah Indonesia yang tumbuh di negara-negara empat musim, dan memiliki pengalaman dalam olahraga musim dingin. Mereka, menurut NOC, adalah bagian dari kekuatan yang bisa dirangkul.

“Keanggotaan ini merupakan bagian dari strategi besar Indonesia untuk memperluas partisipasi di olahraga global, khususnya di cabang musim dingin. Menjadi anggota FIS bukan hanya soal status, tapi bentuk nyata dari komitmen kami untuk menjangkau potensi atlet Indonesia,” kata Harry Warganegara, anggota Komite Eksekutif NOC Indonesia.

“Ini adalah awal dari perjalanan panjang menuju panggung Olimpiade Musim Dingin,” lanjut Harry. “Kita ingin menjadikan ajang olahraga musim dingin sebagai bagian dari strategi pengembangan olahraga nasional.”

Di tengah strategi besar itu, nama Zazi bersinar sebagai pelita awal. Dengan tubuh mungil dan semangat menyala, ia akan berlaga di kejuaraan-kejuaraan internasional—membawa nama Indonesia yang nyaris tak dikenal di sirkuit musim dingin.

“Zazi adalah atlet muda yang luar biasa dan simbol dari apa yang mungkin dicapai oleh Indonesia. Kami bangga mendukung perjalanannya dan berharap kisahnya dapat menginspirasi lebih banyak generasi muda,” ujar Wijaya Noeradi, Sekretaris Jenderal NOC Indonesia.

Kisah Zazi adalah tentang keberanian bermimpi di luar peta. Tentang semangat meluncur di lereng es, meski ia tumbuh di negeri yang tak mengenal musim salju. Tapi justru dari situ, kisah ini punya daya magisnya: karena salju bisa saja turun dari langit yang tak pernah memeluk musim dingin, selama ada yang memimpikannya.

Maka Zazi bukan sekadar atlet snowboarding. Ia adalah pelopor, pembuka jalur, dan bukti bahwa salju bisa turun bahkan di tempat yang tak punya musim dingin, asal ada yang memimpikannya. (*)

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!