
LUDUS - "OSH!" Teriakan khas karate itu menggema dari ruang kecil di GOR Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Sebuah dojo karate dengan beberapa siswanya terlihat begitu antusias mengikuti latihan.
Arus digitalisasi memang membuat banyak anak dan remaja lebih betah menatap layar daripada bergerak. Dari keresahan itu, lahirlah sebuah dojo di kawasan Cempaka Putih yang membawa misi mengembalikan semangat sehat lewat karate.
Namanya Dojo Son of Adam (SOA), ruang latihan yang didirikan oleh Adam George Ritonga untuk menumbuhkan kepercayaan diri sekaligus memperkenalkan karate secara menyeluruh.
“Nama dojo ini memang Son of Adam, kebetulan juga sama dengan nama saya. Jadi ada keterikatan personal di sana,” ujar Adam ketika ditemui LUDUS.id, Sabtu (16/8/2025).

Senpai Adam sedang mempraktekan jurus dalam Kumite di GOR Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Foto/Gerry/LUDUS.id
Dojo SOA berdiri sekitar satu setengah tahun lalu. Walaupun terhitung masih baru, dojo ini langsung berkembang dan memiliki sekitar 20 murid dari berbagai usia. Dari anak-anak hingga orang dewasa, semuanya bisa ikut bergabung.
Bagi Adam, misi utamanya adalah menghadirkan karate yang bisa dirasakan semua kalangan. “Intinya kami ingin karate bisa dirasakan semua orang. Bukan hanya anak-anak biasa, tapi juga mereka yang disabilitas,” katanya.
Baca juga: Borong 25 Medali Emas, Tim Karate-Do Gojukai Indonesia Runner-Up Kejuaraan Dunia di Jepang
Tidak heran jika dalam waktu singkat, SOA mulai dikenal sebagai dojo yang berbeda. Dojo ini tidak hanya fokus pada prestasi, tetapi juga membangun karakter muridnya.
“Buat saya, karate bukan sekadar olahraga, tapi juga jalan untuk membangun rasa percaya diri dan pribadi yang lebih sehat,” ungkapnya.
Berawal dari Keresahan

Para siswa sedang berlatih di Dojo SOA, GOR Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Foto/Gerry/LUDUS.id
Dojo Son of Adam berdiri di bawah bendera Shotokan Karate Germany (SKG), perguruan karate internasional yang berbasis di Jerman. SKG baru sekitar tiga hingga empat tahun terakhir hadir di Indonesia, dengan Jakarta sebagai basis pertamanya.
Meskipun membawa nama luar negeri, SKG tetap berakar pada aliran Shotokan, salah satu aliran karate terbesar di dunia. “Gerakan dasarnya sama, karena Shotokan memang jadi basis banyak perguruan. Bedanya pada detail tertentu, tapi secara umum tidak jauh berbeda,” jelas Adam.
Shotokan dikenal dengan filosofi keseimbangan antara kekuatan, kecepatan, dan pengendalian diri. Nilai-nilai inilah yang coba diterapkan Adam bersama para muridnya di SOA.
Baca juga: Adidas Karate Gi Adistart Dirancang Nyaman dan Tahan Lama untuk Pemula
Keputusan Adam mendirikan dojo berangkat dari kegelisahan pribadi. Dia melihat generasi sekarang lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget daripada bergerak. Kondisi ini bisa berdampak serius pada kesehatan anak-anak di masa depan.
“Sekarang anak-anak lebih banyak di depan gadget. Padahal kalau kurang gerak, dampaknya bisa sangat serius di masa depan. Bisa muncul banyak penyakit,” ujarnya.
Dia menambahkan, karate bukan hanya soal teknik pukulan atau tendangan. Ada nilai-nilai penting yang ikut diajarkan, seperti berpikir kritis, disiplin, hingga keberanian untuk tampil percaya diri.
Semua itu ditanamkan lewat latihan kata, kumite, hingga kiai (teriakan khas karate) yang membentuk mental peserta didik. “Melalui karate, mereka bisa lebih sehat, lebih percaya diri, dan punya kemampuan self defense,” kata Adam.
Dojo yang Merangkul Semua Kalangan

Siswa cilik sedang mengikuti instruksi dari pengajar di Dojo SOA, GOR Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Foto/Gerry/LUDUS.id
Salah satu pembeda Dojo SOA dengan dojo lain adalah sifatnya yang inklusif. Mereka menerima murid dari segala usia, latar belakang, bahkan anak-anak berkebutuhan khusus.
“Di luar sana, dojo karate sering hanya menampung anak-anak. Padahal karate bisa juga untuk dewasa. Walaupun mereka sibuk bekerja, tetap ada ruang untuk belajar. Kami ingin karate dirasakan semua orang, tanpa batasan usia maupun kondisi fisik,” tegas Adam.
Latihan reguler Dojo SOA digelar seminggu sekali di GOR Cempaka Putih setiap Sabtu sore. Dalam waktu dekat, cabang baru di Rawamangun juga akan dibuka, dengan jadwal latihan Minggu pagi.
Untuk bisa bergabung, prosedurnya sederhana. Calon murid cukup mendaftar lewat media sosial atau langsung menghubungi Adam. Biaya pendaftaran hanya Rp100.000 seumur hidup, dengan iuran bulanan Rp150.000 untuk dua jam latihan per minggu.
Prestasi yang Mulai Tumbuh

Adam George, pendiri Dojo SOA dari perguruan SKG. Foto/Gerry/LUDUS.id
Meskipun baru berdiri, Dojo SOA sudah menorehkan prestasi. Beberapa muridnya berhasil meraih medali dalam kejuaraan internal SKG maupun turnamen terbuka. Total, dojo ini sudah mengoleksi empat medali, dua emas dan dua perak.
“Waktu itu murid-murid kami rata-rata masih sabuk putih, baru belajar. Tapi bisa langsung juara. Itu jadi kebanggaan buat saya, karena artinya mereka cepat menyerap latihan,” ujar Adam.
Salah satu pencapaian menonjol adalah ketika murid SOA tampil di turnamen terbuka di GOR Ciracas. Mereka sukses meraih medali emas untuk nomor komite dan kata.
"Paling penting adalah melahirkan generasi yang sehat, percaya diri, dan punya karakter kuat. Kalau itu tercapai, saya yakin Indonesia juga akan lebih baik,” Adam George Ritonga, Pendiri Dojo Son of Adam.
Meskipun karate sudah lama hadir di Indonesia, tantangan tetap ada. Adam menyebut karate kerap dipandang lebih tradisional dibandingkan bela diri lain seperti taekwondo, yang populer dengan gerakan akrobatiknya melalui poomsae.
“Padahal karate justru lebih kompleks, ada keseimbangan, power, kecepatan, dan pengendalian diri. Itu yang ingin kami perkenalkan,” tegasnya.
Baca juga: Merdeka! Ayo Dapatkan Diskon 10% di LUDUS Store untuk Perlengkapan Beladiri Tusah dan Adidas
Dia juga melihat tantangan dari pola hidup generasi digital yang semakin jarang bergerak. “Orang jalan kaki aja sekarang malas. Padahal kalau otot dan kaki kita kuat sejak muda, itu jadi investasi kesehatan jangka panjang. Makanya karate saya bawa sebagai solusi,” tambahnya.

Pengajar Dojo SOA sedang memprakteknya jurus untuk Kata. Foto/Gerry/LUDUS.id
Adam berharap Dojo Son of Adam ke depannya bisa terus berkembang. Dia bermimpi memiliki lebih banyak murid, membuka cabang baru, dan melahirkan atlet-atlet yang mampu bersaing di level nasional maupun internasional.
“Harapannya tentu bisa menambah murid, membuka cabang baru, dan memperluas jangkauan. Tapi yang paling penting adalah melahirkan generasi yang sehat, percaya diri, dan punya karakter kuat. Kalau itu tercapai, saya yakin Indonesia juga akan lebih baik,” tutupnya.
Silakan kunjungi website LUDUS STORE untuk mendapatkan berbagai produk perlengkapan karate berkualitas dari sejumlah merek ternama. (*)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!