Tarian Adityo Restu Putra di Udara

Menari di atas udara. Atau lebih tepatnya, akrobatik di udara, setelah ia meloncat dari papan menara, kemudian dalam hitungan detik, ia melakukan salto di udara dan tiwst, jatuh ke air dengan posisi lurus kepala lebih dulu, tanpa ada cipratan air. Ia lakukan terus menerus. Sejak kelas 3 SMP pada saat usinya 14 tahun. Hingga akhirnya banyak prestasi diraihnya. Lima medali emas PON XX Papua. Kemudian beberapa medali SEA Games.

Ia, Adityo Restu Putra, masih menjadi andalan loncat indah Indonesia. Sebagai atlet, Adit sangat peduli dengan kesehatan badannya. Waktu libur latihan, benar-benar dimanfaatkan untuk istirahat. Tapi tetap melakukan latihan ringan agar tubuhnya stabil. Pola makan juga tak luput dari perhatiannya.

“Di rumah saya tetap mencoba menerapkan apa yang dilakukan saat latihan di kolam. Memang engga akan bisa sama 100%, tapi se-engganya 70-80% tetap menjaga kondisi badan. Sehari-hari ada latihan sore, minimal sehari latihan sekali, entah pagi atau sore. Kalau memang ada keperluan di luar latihan dan itu pagi, saya selalu pulang dulu ke rumah buat istirahat tidur. Ya jam 12 atau setengah 1 maksimal itu sudah harus di rumah. Kemudian setengah tuga bangun. Itu penting untuk jaga kebugaran fisik dan juga konsentrasi. Apalagi Loncat Indah butuh konsentrasi yang tinggi. Kalau kita kurang tidur, masih ngantuk, kadang-kadang, kan, fokusnya menurun,” ungkapnya.

Libur latihan dua hari dalam seminggu. Biasanya ia tetap berolahraga, seperti futsal, badminton atau bola voli. Hari minggu benar-benar istirahat total tanpa olahraga.

Adit melihat banyak yang memiliki persepsi jika olahraga itu berfokus untuk menguruskan badan. “Jangan olahraga buat kurus, tapi buat sehat, harus diubah dulu pola pikirnya. Karena kalo untuk orang awam, mikirnya kan kurus itu soal penampilan. Saya aja olahragawan engga mau buat diet. Pola makannya aja yang dijaga.”

Berikut potret tubuh atletis Adityo Restu Putra, yang direkam LUDUS.ID