Erick Thohir Siap Hadapi Gugatan Federasi Senam Israel di CAS: Sikap Tegas Indonesia di Kejuaraan Dunia Senam Artistik

Ludus01

LUDUS - Langit Jakarta mungkin tampak biasa sore itu, tapi di balik rutinitas kota yang berdenyut, ada arus diplomasi yang sedang menggelegak. Pemerintah Indonesia, lewat suara yang lantang dari Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir, dengan tegas, Indonesia menolak kedatangan enam atlet senam asal Israel yang dijadwalkan tampil pada Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 di Jakarta, sebuah keputusan yang mengguncang panggung olahraga internasional.

Foto/Dok.Kemenpora

Foto/Dok.Kemenpora

Bukan semata tentang kompetisi, keputusan itu adalah pernyataan politik yang berakar dari keyakinan: bahwa Indonesia tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel sampai negeri itu mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Palestina. Sikap ini bukan lahir dari emosi sesaat, tapi dari sejarah panjang solidaritas dan komitmen terhadap kemanusiaan yang tak bisa dinegosiasikan. Erick menyebut, langkah pemerintah sudah selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan garis batas moral dan politik itu dengan jelas.

BACA JUGA: Indonesia Tegas Tolak Visa Atlet Israel dalam Kejuaraan Senam Dunia: Solidaritas untuk Palestina di Arena Olahraga

Foto/olympics.com

Foto/olympics.com

Federasi Senam Israel bereaksi cepat. Mereka berencana membawa perkara ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga, atau Court of Arbitration for Sport (CAS), berharap keputusan pencabutan visa enam atlet mereka dapat dibatalkan. Di Jenewa, tempat di mana hukum olahraga dunia sering kali bertemu dengan diplomasi, nama Indonesia kini kembali bergema, bukan karena medali, tetapi karena pendirian.

Erick Thohir menjawab rencana gugatan itu dengan tenang tapi tegas. “Kami sudah mengetahui bahwa ada rencana dari Federasi Senam Israel untuk menggugat ke CAS. Kami sedang mengantisipasi gugatan tersebut, dan tentunya ada aturan tersendiri, baik di level CAS maupun di Indonesia mengenai hal ini. Kami akan hadapi gugatan itu dengan terhormat,” ujarnya. Kata-katanya datar, tapi berisi. Dalam diplomasi olahraga, nada “terhormat” sering berarti: kami tidak mundur, tapi kami tahu cara bertarung.

Bagi Indonesia, Kejuaraan Dunia Senam Artistik, 53rd FIG Artistic Gymnastics World Championships 2025, tak sekadar ajang unjuk kemampuan atlet. Ia menjadi cermin dari sebuah posisi politik: bahwa olahraga, seagung apa pun idealismenya, tak bisa sepenuhnya terpisah dari nurani bangsa. Ketika moral dan prestasi bersilang di satu titik, negara ini memilih berpihak pada nilai yang diyakini benar.

Foto/Dok.Kemenpora

Foto/Dok.Kemenpora

Di luar arena, dunia mungkin memperdebatkan keputusan itu, antara hak bertanding dan sikap politik. Namun bagi Indonesia, sebagaimana disampaikan Erick Thohir, ini bukan tentang menutup diri, tapi tentang mempertahankan jati diri. Bahwa di tengah globalisasi yang kian cair, masih ada bangsa yang berani menegakkan prinsip, meski risikonya bukan hanya gugatan, melainkan sorotan dunia.

Kejuaraan itu mungkin tetap berlangsung dengan gegap gempita di Jakarta. Tapi gema keputusan ini akan jauh melampaui podium medali, menyentuh wilayah moral yang lebih luas: tentang keberanian untuk berkata tidak, di saat dunia terbiasa memilih diam.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!