Viral! Menkes Budi Gunadi: Ukuran Celana Bisa Jadi Tanda Obesitas, Ini Penjelasan dan Tips Medisnya

“Kalau ukuran celana pria sudah lewat dari 32, itu sinyal bahaya. Bisa jadi tanda obesitas, dan risikonya bukan main.”

Menkes Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa pernyataannya bukan bentuk body shaming (Foto: Andres Ayrton)
LUDUS – Pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendadak jadi bahan perbincangan publik. Viral di jagat maya. Dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Rabu (14/5/2025), ia menyampaikan bahwa pria yang membeli celana jeans dengan ukuran di atas 32-33 bisa jadi sedang menghadapi tanda-tanda obesitas.
“Kalau laki-laki pakai celana ukuran 32 ke atas, itu sudah menunjukkan tanda-tanda obesitas. Bisa menghadap Allah lebih cepat,” ucapnya serius, mengundang kehebohan di media sosial. Namun, Menkes menegaskan bahwa pernyataan ini bukan bentuk body shaming, melainkan peringatan penting soal bahaya lemak visceral.
Lemak visceral adalah lemak tersembunyi yang membungkus organ vital seperti jantung dan liver. Tak terlihat dari luar, tapi dampaknya sangat besar terhadap kesehatan. Budi mengingatkan bahwa indeks massa tubuh (BMI) ideal adalah di bawah 24, dengan lingkar perut sebaiknya tidak lebih dari 90 cm untuk pria dan 80 cm untuk wanita.
Baca Juga: 6 Buah yang Bisa Meredakan Asam Lambung, Nomor 3 Paling Mujarab!
Pemerintah pun sedang menyiapkan program pemeriksaan kesehatan gratis di lebih dari 200.000 sekolah dan pesantren mulai Juli 2025, agar anak-anak muda mulai sadar sejak dini akan pentingnya hidup sehat dan mencegah obesitas.

Lemak visceral adalah lemak tersembunyi yang membungkus organ vital seperti jantung dan liver (Foto: Ist)
Lalu, apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk menjaga lingkar perut tetap ideal dan terhindar dari obesitas?
Tips Menjaga Lingkar Perut dan Mencegah Obesitas:
1. Kontrol ukuran porsi makan
Seringkali kita makan bukan karena lapar, tapi karena terbiasa mengambil porsi besar. Penelitian dalam The American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa mengurangi ukuran porsi makan secara konsisten bisa menurunkan asupan kalori dan berat badan—tanpa harus melakukan diet ketat.
2. Perbanyak makanan tinggi serat
Makanan berserat seperti sayur, buah, dan biji-bijian membantu kita merasa kenyang lebih lama. Studi dalam Nutrition Reviews menemukan bahwa konsumsi serat yang cukup mampu menurunkan berat badan dan mengurangi risiko obesitas, karena serat memperlambat proses pencernaan dan mengendalikan nafsu makan.
Baca Juga: Jalan Kaki 15 Menit Sehari: Olahraga Gratis, Pikiran Sehat dan Mengubah Banyak Hal
3. Kurangi gula dan makanan ultra-proses
Minuman manis, camilan kemasan, dan makanan cepat saji memang menggoda, tapi sangat berisiko. Meta-analisis yang dipublikasikan di BMJ menunjukkan hubungan kuat antara konsumsi rutin makanan tinggi gula dengan peningkatan obesitas dan gangguan metabolisme.
4. Bergerak aktif setiap hari
Aktivitas fisik adalah salah satu cara paling efektif untuk mengurangi lemak visceral. WHO merekomendasikan minimal 150 menit olahraga intensitas sedang setiap minggu. Bisa dimulai dari jalan kaki cepat, bersepeda, atau naik-turun tangga—yang penting konsisten.
5. Tidur cukup dan teratur
Kurang tidur bisa membuat tubuh memproduksi lebih banyak ghrelin (hormon lapar) dan lebih sedikit leptin (hormon kenyang). Studi yang dipublikasikan di jurnal Sleep menyebutkan bahwa ketidakseimbangan ini bisa memicu peningkatan nafsu makan dan penambahan berat badan.
6. Kelola stres dengan sehat
Stres kronis meningkatkan kadar kortisol dalam tubuh, yang terbukti berkaitan dengan penumpukan lemak di perut. Penelitian dalam Obesity Reviews menunjukkan bahwa orang dengan stres tinggi cenderung makan lebih banyak dan memilih makanan tidak sehat. Menemukan cara sehat untuk mengelola stres—seperti meditasi, olahraga, atau sekadar istirahat sejenak—sangat penting.
7. Jaga waktu makan, jangan terlalu malam
Makan larut malam bisa mengganggu metabolisme dan membuat tubuh menyimpan lebih banyak lemak. Studi dalam International Journal of Obesity menyebutkan bahwa makan lebih awal dalam sehari membantu tubuh membakar kalori lebih efisien dan menurunkan risiko obesitas.

Ukuran celana mungkin terdengar sepele, tapi bisa menjadi alarm penting bagi kesehatan kita (Foto: AnntaraZevich)
Ingat, menjaga ukuran celana bukan soal estetika semata, tapi soal nyawa. Ukuran jeans bisa jadi cermin dari kesehatan tubuh kita secara keseluruhan. Mulailah dari perubahan kecil—kontrol porsi makan, pilih makanan bernutrisi, dan tidur cukup—agar tubuh kita tetap bugar dan sehat dalam jangka panjang.
Ukuran celana mungkin terdengar sepele, tapi bisa menjadi alarm penting bagi kesehatan kita. Dengan langkah-langkah sederhana dan konsisten, risiko obesitas dan penyakit terkait bisa diminimalkan. Sehingga bukan hanya ukuran celana yang ideal, tapi juga tubuh dan hidup yang lebih sehat. (Dari berbagai sumber)
Baca Juga: Cuma 7 Menit! Latihan Ini Bikin Jantung Sehat dan Mood Auto Naik
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!