
LUDUS – Sebanyak 1.707 atlet taekwondo dari lima provinsi turun ke ajang WTA Indonesia Taekwondo Championship (Piala Kemenpora) pada 26-27 April 2025, GOR Ciracas Jakarta Timur.
Para atlet turun di dua kategori kyurugi dan poomsae baik di kelas prestasi dan pemula. Mereka dibagi dalam nomor Super Kadet, Pra-Kadet A Pra-Kadet B, Pra-Kadet C, Kadet, Junior, dan Senior.
“Ini merupakan turnamen pertama sejak libur panjang Lebaran. Turnamen ini masuk grade C yang diikuti peserta dari lima provinsi, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta,” kata Usman, panitia pelaksana WTA Indonesia Taekwondo Championship.

Dua atlet taekwondo bertanding di ajang WTA Indonesia Taekwondo Championship (Piala Kemenpora) pada 26-27 April 2025, GOR Ciracas Jakarta Timur. Foto/LUDUS.id/Wasis Wibowo
Dia menjelaskan turnamen ini digelar untuk mengakomodir pembinaan dari klub-klub di wilayah DKI dan sekitarnya. Para atlet turun di kategori kyurugi festival kelas pemula hampir 1.200 atlet, kyurugi prestasi 300 atlet, dan poomsae 200 atlet.
“Diharapkan melalui turnamen ini dapat menghasilkan atlet-atlet berbakat dan berprestasi yang dapat mengharumkan nama daerah hingga nasional dan internasional. Para pemenang dapat medali dan piagam, serta uang pembinaan untuk juara umum,” ujar Usman.
Pada turnamen ini untuk kelas prestasi banyal diikuti atlet senior dan junior dari luar DKI Jakarta, Kebetulan di Jateng dan Jatim akan diadakan Pekan Olahraga Provinsi, sehingga turnamen ini menjadi ajang pemanasan.

Seorang peserta, Ibrahim Taher Abdul Jafar siswa kelas 4 SDIT Alkiyan dan rekannya menunjukkan medali yang diperoleh dari ajang WTA Indonesia Taekwondo Championship. Foto/LUDUS.id/Wasis Wibowo
Seorang peserta, Ibrahim Taher Abdul Jafar siswa kelas 4 SDIT Alkiyan mengaku senang mengikuti turnamen ini karena menjadi juara di nomor pemula 46 Kg. “Awalnya deg-degan, tapi pas menang seneng banget,” kata atlet dari klub Jaguar.
Freestyle Poomsae
Usman menambahkan turnamen ini juga menggelar nomor poomsae karena jumlah atlet dan pembinaan setiap daerah mulai merata. Nomor yang diperlombakan adalah poomsae prestasi pemula, pair dan individu.

Dua atlet taekwondo saat bertanding di WTA Indonesia Taekwondo Championship di GOR Ciracas Jakarta Timur. Foto/LUDUS.id/Wasis Wibowo
“Atlet poomsae sudah mulai merata dan ada pembinaan, kecuali yang freestyle masih butuh pembinaan karena butuh belajar lagi karena ada gerakan atau akrobatik,” bebernya.
Dia mengakui untuk poomsae freestyle peluangnya masih terbuka lebar karena jumlah atletnya masih belum banyak. Untuk memperdalam teknik poomsae freestyle diperlukan latihan khusus dengan pelatih yang mengerti tentang freestyle poomsae.
“Harus ada yang mengajarkan secara khusus biar ngak cedera. Poomsae freestyle mengekspresikan dasar tendangan, lompatan, dan salto,” ungkapnya. (*)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!