Adnan/Indah Kandas di Semifinal Hong Kong Open 2025, Indonesia Tanpa Wakil di Final

Ludus01

LUDUS - Sabtu malam di Hong Kong Coliseum. Lampu sorot jatuh ke lapangan hijau, memantulkan kilau putih kok yang siap melayang. Suasana semifinal Hong Kong Open 2025 memuncak, ketika satu-satunya wakil Indonesia yang tersisa, Adnan Maulana/Indah Cahya Sari Jamil, melangkah ke arena. Di hadapan mereka berdiri unggulan keenam dari Tiongkok, Guo Xin Wa/Chen Fang Hui, pasangan yang dikenal punya pertahanan kokoh sekaligus serangan mematikan.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Sejak awal, laga berjalan seperti duel syaraf. Adnan/Indah membuka permainan dengan berani. Serangan pertama mereka menembus, smes Indah jatuh rapat di garis belakang. Skor cepat bergerak 5-1, dan sorak kecil terdengar dari tribun yang membawa bendera Merah Putih. Harapan pun menebal: mungkinkah kejutan tercipta malam ini?

Namun, Guo/Chen bukan lawan yang mudah dipatahkan. Sedikit demi sedikit mereka menutup jarak, seperti ular yang melilit dengan sabar. Saat interval gim pertama, skor berbalik 9-11 untuk pasangan Tiongkok. Momentum yang sempat ada di genggaman perlahan hilang.

Selepas rehat, Adnan/Indah berusaha bangkit. Reli panjang membuat penonton berulang kali menahan napas. Adnan dengan cekatan menutup net, Indah mengirim pukulan silang tajam, skor kembali imbang 12-12. Ada harapan baru. Tapi dari situlah ujian mental mulai terasa. Beberapa pengembalian melebar, beberapa smes terlalu terburu-buru. Guo/Chen memanfaatkan celah itu. Mereka melesat, meninggalkan Adnan/Indah, hingga menutup gim pertama 21-18 setelah pukulan Indah jatuh di luar garis.

Memasuki gim kedua, langkah pasangan Indonesia terasa lebih berat. Mereka mencoba menempel, sempat menyamakan kedudukan, tapi bayang-bayang tekanan terus menghantui. Skor 5-8 menjadi titik balik. Guo/Chen semakin tak terbendung, reli demi reli dimenangkan. Adnan/Indah tertinggal semakin jauh, dan akhirnya menyerah 12-21. Dalam hitungan menit, semua harapan untuk melihat Merah Putih di final Hong Kong Open 2025 pun sirna.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Namun, kekalahan tidak selalu bicara lewat angka. Ada raut wajah lelah sekaligus kecewa yang bercerita lebih banyak dari papan skor.

Dan di situlah, di balik riuh yang mulai mereda di Hong Kong Coliseum, suara mereka menjadi penutup: kekalahan ini bukan sekadar soal dua gim yang hilang, melainkan pelajaran tentang betapa rapuhnya fokus, dan betapa beratnya menjaga asa hingga titik terakhir.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

-- Adnan Maulana --

"Permainan kita tadi tidak sesuai harapan, lawan sendiri main cukup bagus. Kita sendiri dari awal secara permainan sudah tertekan dan sulit keluar dari tekanan."

-- Indah Cahya Sari Jamil --

"Game pertama sebelum interval kita sudah unggul lumayan jauh tetapi kita kurang bisa menjaga pointnya, fokus kami masih kadang ada kadang hilang. Harapan kita setelah ini bisa lebih baik lagi, lebih konsisten lagi, dan lebih bisa memanfaatkan momen."

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!