Anak-anak Indonesia Menguasai Papan Catur: Eka Putra Wirya Soroti Kemenangan di BPK PENABUR Asian Zone 3.3 2025
Ludus01


LUDUS - BPK PENABUR Asian Zone 3.3 Schools Chess Competition 2025 berlangsung di sebuah aula berpendingin udara di PENABUR Intercultural School, Kelapa Gading. Dari ruangan yang penuh barisan papan catur itu, kisah tentang anak-anak berusia tujuh hingga tujuh belas tahun menyingkap diri. Mereka duduk tenang di hadapan 64 petak, wajah-wajah belia itu tegang, seakan membawa rahasia besar dunia yang hanya bisa diuraikan lewat bidak hitam dan putih. Jam catur berdetik, waktu seolah tak pernah berkompromi bahkan pada usia yang masih amat muda.

Foto/Istimewa
Pembinaan catur pada usia dini memang menjadi fokus Yayasan BPK PENABUR, yang juga menjadi tuan rumah penyelenggaraan kejuaraan ini. Turnamen ini sendiri adalah ajang pelajar tingkat Asia Timur, mempertemukan siswa-siswa terbaik dari berbagai negara: Indonesia, Malaysia, Singapura, Jepang, Mongolia, Myanmar, Filipina, Rusia, Vietnam, hingga Hongkong. Digelar dari hari ini, Kamis (29/8/25) hingga Sabtu besok.
Di sudut ruangan, Eka Putra Wirya mengamati dengan tatapan dalam. Bagi sang Pembina PB Percasi, apa yang berlangsung bukan sekadar turnamen antar sekolah Asia. Ia melihat sebuah generasi yang sedang ditempa.

Foto/Istimewa
“Tampilnya pecatur Indonesia mendominasi pimpinan klasemen sementara membuktikan persiapan cukup matang,” katanya, dengan nada bangga sekaligus penuh kewaspadaan.
Dan benar, klasemen sementara menuliskan cerita itu dengan gamblang. Di KU-15 putra, Steven Tan tak tertandingi: lima kemenangan dari lima babak, 5 VP sempurna. Di KU-13, Kenny Horasino Bach mengukuhkan diri dengan 4 VP. KU-11 menjadi milik Jessen Michael Aiji Pranata yang mengumpulkan 4,5 VP. Sementara KU-9 dipegang Firhot Panjaitan Rafael dengan catatan bersih, 5 VP. Begitu pula di KU-7, Rafa Kylian berdiri di puncak tanpa sekali pun kalah.
Namun papan catur selalu menyisakan ruang untuk cerita lain. Di KU-17 putra, supremasi itu terhenti. Pecatur Filipina, Mark Gabriel Usman, merebut pimpinan dengan 4,5 VP, pengingat bahwa persaingan regional tetap sengit, dan kemenangan tak pernah menjadi hak mutlak.
Di kelompok putri, merah putih kembali banyak berkibar. Clementia Adeline memimpin KU-17 dengan 3,5 VP hingga babak keempat. Di KU-15, Cherisha Divina Wijaya mantap dengan 4,5 VP. KU-11 menjadi milik Veronica Jefani, juga dengan 4,5 VP. Tetapi papan KU-13 putri direbut pecatur Filipina, Nika Juris Nicolas, yang menorehkan 5 VP. Sedang di KU-7, Alisya Zehra Mohd Izuan dari Malaysia tampil sempurna dengan nilai sama.

Foto/Istimewa
Dari enam kategori usia: 7, 9, 11, 13, 15, hingga 17 tahun, putra maupun putri, Indonesia memimpin hampir di semua lini. Hanya tiga yang lepas: KU-17 putra ke Filipina, KU-13 putri ke Filipina, dan KU-7 putri ke Malaysia. Sisanya dikuasai anak-anak negeri ini.
“Semua ini tak lepas dari pembinaan atlet junior yang berjalan sesuai harapan, ditunjang banyaknya event yang digelar, baik oleh BPK PENABUR, PB Percasi, maupun perusahaan-perusahaan di Indonesia,” ujar Eka Putra Wirya.
Tetapi ia pun paham, angka-angka itu hanyalah serpihan awal dari perjalanan panjang. Prestasi yang melonjak cepat di usia belia sering kali sulit dijaga ketika level pertandingan meningkat. Jalan menuju gelar Grandmaster bukan sekadar catatan sementara di klasemen, melainkan sebuah laku panjang: latihan rutin, disiplin, dan keseimbangan antara sekolah serta catur.

Foto/Istimewa
“Sebagai atlet, tugasnya adalah berlatih dan berlatih, selain pelajaran sekolah. Bila keduanya bisa berjalan seimbang, maka prestasi di dunia catur dan akademik akan maju bersama,” ujarnya.
Mungkin karena itu, kemenangan anak-anak Indonesia di Kelapa Gading ini terasa lebih dalam daripada sekadar angka. Mereka bukan hanya menggerakkan bidak untuk menjatuhkan raja lawan, melainkan juga sedang menaklukkan diri sendiri—belajar menahan ego, menjaga ritme, dan menerima bahwa kesalahan pun bagian dari pertumbuhan.
Dan di papan 64 petak yang diam itu, lahirlah kisah yang bergerak: tentang ambisi, disiplin, dan masa depan yang masih terus ditulis. (**)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!