Arena Selatan Championship dan Janji Akhiri Tawuran: Erick Thohir Saksikan Anak Muda Ubah Arena Kekerasan Menjadi Ring Harapan
Akhmad Sef


LUDUS - Di sebuah gelanggang yang sejak lama menjadi saksi hiruk-pikuk kota, lonceng tinju berdentang seperti isyarat kecil bahwa ada sesuatu yang sedang berubah di Jakarta Selatan. Pada Sabtu (15/11) pagi di GOR Bulungan, Jakarta Selatan (Jaksel), Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir berdiri di atas ring, ditemani Anggota DPR RI Bambang Soesatyo, memukul lonceng itu dan membuka Arena Selatan Championship, sebuah kejuaraan tinju antarpelajar SMA yang lahir dari tangan anak-anak muda yang bosan melihat teman sebayanya saling melukai di jalanan.

Foto/Humas Kemenpora
Di hadapan para pelajar SMA dan SMP yang memenuhi GOR Bulungan, Erick Thohir memberi apresiasi. Baginya, ajang ini bukan sekadar kompetisi, melainkan tindakan sadar dari generasi muda yang mulai mencari jalan keluar dari lingkaran kekerasan. Ia mengatakan bagaimana anak-anak muda itu peduli terhadap kekerasan di tingkat remaja, dan bagaimana mereka menggelar event ini sebagai upaya mencari solusi atas tawuran yang kian sering menyasar kelompok usia mereka.
“Anak-anak muda ini menunjukkan kepedulian luar biasa terhadap kekerasan di tingkat remaja,” ujar Erick. “Mereka membuat event ini sebagai solusi, sebagai cara untuk keluar dari masalah tawuran yang makin sering menyasar usia mereka.”

Foto/Humas Kemenpora
Erick Thohir melihat Arena Selatan sebagai bagian dari cita-cita Kemenpora untuk membentuk pemuda yang patriotik, gigih, dan berempati. Ia menyebut kejuaraan ini sebagai gerakan empati yang langsung menyentuh hati para orang tua, karena kekerasan di kalangan remaja selalu merugikan keluarga.
Dari atas ring itu, Erick menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya, sebuah penghargaan yang lahir dari kesadaran bahwa perubahan sering kali dimulai dari langkah kecil yang dikerjakan konsisten.

Foto/Humas Kemenpora
Karena itulah ia tak ragu mengundang Arena Selatan hadir di Indonesia Sports Summit (ISS) 2025 di Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno. Ia ingin para pemrakarsa ajang ini menebarkan kebaikan lebih luas, membawa informasi tentang kegiatan olahraga yang solutif kepada khalayak yang lebih besar. Ia datang, menyaksikan pertandingan, lalu menegaskan dukungannya untuk mensinergikan program-program para pelajar ini dengan agenda besar Kemenpora.

Erick juga memastikan keamanan dan ketertiban selama kompetisi berlangsung. Panitia yang seluruhnya pelajar, SMA dan SMP, yang terbiasa berlomba dengan waktu sekolah dan PR, telah memenuhi prosedur teknis dan nonteknis. Ia berharap kegiatan seperti ini benar-benar bisa menjadi solusi, bukan sekadar tontonan sesaat. Ia mengingatkan bahwa sudah saatnya Kemenpora lebih banyak mendengar daripada memerintah, karena suara generasi muda seperti inilah yang mesti diresapi dan diberi ruang untuk hidup.

Foto/Humas Kemenpora
Bambang Soesatyo, atau biasa dipanggil Bamsoet, yang berdiri tidak jauh dari Erick, turut menyampaikan apresiasi. Ia melihat energi para pelajar yang biasanya pecah dalam bentuk tawuran, kini diarahkan ke ring tinju, ke tempat yang secara simbolis mengajarkan ketertiban, aturan, dan sportivitas.

Foto/Humas Kemenpora
“Anak-anak ini luar biasa gigih,” ujar Bamsoet. “Membuat acara sebesar ini di usia SMA dan SMP bukan pekerjaan mudah.” Ia juga menegaskan apresiasinya kepada Erick Thohir. “Pak Erick selalu mengarahkan pembinaan generasi muda ke jalan positif. Gerakan ini, menurut saya, adalah gerakan kepemudaan dan sportivitas.”

Foto/Humas Kemenpora
Arena Selatan Championship sendiri pertama kali digelar pada 19 April 2025. Lebih dari 48 peserta dan 16 sekolah terlibat, disaksikan 3.500 penonton. Semua berawal dari sekelompok pelajar: Andi Akmal Fatir Sose dari SMA Al Azhar 3, Almer Jannatan Mizan dari SMAN 26 Jakarta, Milad Berryl Iriawan dari SMA Labschool Kebayoran, dan Bedirgha Pramestya Putra dari SMP Labschool Kebayoran. Mereka merangkai mimpi sederhana: menghadirkan ruang aman bagi pelajar untuk menyalurkan energi, menjauhkan teman-teman mereka dari lingkar tawuran.

Foto/Humas Kemenpora
Almer, salah satu pemrakarsa, menyebut ajang ini sebagai solusi yang dicari masyarakat Jakarta dan juga Indonesia untuk mengurangi rasio tawuran. “Kami ingin semua yang hadir bisa saling menghargai, saling menghormati, dan yang paling penting, menjunjung sportivitas,” katanya.
Kejuaraan ini tak berhenti di Jakarta. Para pemuda itu sudah menyiapkan rencana lebih besar. Arena Selatan akan melebarkan sayap menjadi High School Boxing League atau HBL dengan cakupan lebih luas. HBL akan berpusat di Jakarta, dan tahun berikutnya berkembang ke Bandung, menjadi HBL Jakarta, HBL Bandung, dan seterusnya.

Foto/Humas Kemenpora
Andi Akmal, salah satu penggeraknya, mengungkapkan rencana ekspansi itu dengan nada optimis, seakan-akan ring kecil di GOR Bulungan itu hanyalah awal dari gerakan panjang. “Ini baru permulaan,” ucapnya. “Kami ingin membuat liga yang benar-benar menjadi ruang aman bagi pelajar di seluruh Indonesia.”

Foto/Humas Kemenpora
Di tengah sorakan remaja yang memenuhi tribun, terasa bahwa Arena Selatan Championship bukan hanya tentang siapa yang menang atau kalah. Ini adalah tentang anak muda yang memutuskan untuk menulis cerita baru tentang dirinya. Tentang negara yang mulai mendengar mereka. Tentang Erick Thohir yang melihat harapan di tengah ring. Dan tentang kota yang akhirnya menemukan cara baru untuk meredakan amarah di jalanan, dengan menjadikannya gerakan olahraga, disiplin, dan empati yang tumbuh dari bawah. (**)

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!





