Biel Chess Festival 2025: Remis di Babak Ke-10, IM Aditya Bagus Arfan Ranking 12 dari 117 Peserta, Masih Memburu Jejak Utut Adianto
Ludus01

LUDUS - Pagi itu, Kamis 24 Juli 2025, langit Biel bersih. Seperti menyisakan ruang bagi semua pecatur yang bertarung untuk menutup turnamen dengan kepala tegak. Di ruang utama Palais des Congres, suasana terasa lebih senyap dari biasanya. Mungkin karena sebagian sudah tahu, hanya satu ronde tersisa, dan banyak mimpi tinggal hitung-hitungan.

FM Soo Kai Jie dari Australia vs Adit pada babak terakhir Biel Chess Festival 2025. Foto/Kristianus Liem
IM Aditya Bagus Arfan, 19 tahun, duduk tegak di kursinya. Lawannya di babak kesepuluh adalah FM Soo Kai Jie, pecatur asal Australia yang ratingnya 2240. Bukan nama besar, tapi bukan berarti bisa diremehkan. Hari itu, semangat Aditya terlihat penuh. Ia tahu, kemenangan akan mengantar dirinya ke dalam 10 besar klasemen akhir dan membuka peluang hadiah. Itu cukup untuk menyalakan ambisi.
Tapi catur, seperti hidup, tak selalu mengikuti kemauan semangat. Yang terjadi adalah duel panjang nyaris tanpa celah. Mereka membuka dengan Gambit Menteri Diterima, lalu masuk ke labirin langkah strategis. Pada langkah ke-18, Aditya punya peluang untuk menyederhanakan permainan dengan memukul gajah lawan di c4. Tapi ia masih mengejar kemenangan, maka ia memilih langkah yang lebih dinamis: Benteng ke b8. Risiko dimulai dari situ.
Tiga langkah berselang, posisi Adit justru memburuk. Bidaknya di lajur-b hilang tanpa kompensasi. Sejak langkah ke-25 itu, ia harus menata ulang siasat, bukan lagi untuk menang, tapi untuk bertahan.

Foto/Kristianus Liem
Dan bertahanlah ia. Sampai langkah ke-85, permainan mereka terus bergulir, pelan tapi penuh tekanan. Remis akhirnya disepakati. Sebuah hasil yang tak spektakuler, tapi cukup bermakna.
Dengan tambahan setengah poin, Aditya menutup turnamen dengan total 6,5 poin dari 10 babak. Secara klasemen, ia menempati peringkat ke-12, naik tiga peringkat dari posisi awalnya sebagai unggulan ke-15 dari 117 peserta yang berasal dari 27 negara. Ia juga mengantongi tambahan rating sebesar 5,6 poin Elo.
Kristianus Liem, manajer tim, yang juga Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Percasi, menyampaikan evaluasi sederhana namun tegas: “Rating nambah, ranking lebih baik dari seeded-nya, artinya udah main di atas standar kualitasnya. Sudah bagus, tapi belum istimewa. Masih harus banyak latihan lagi.”

Ucapan itu bukan kritik biasa. Tapi lebih seperti penanda: langkah Aditya belum selesai.
Sementara itu, di papan teratas, juara telah ditemukan. GM Karthikeyan Murali (2650), unggulan pertama dari India, memastikan gelar setelah mengalahkan unggulan kedua GM Benjamin Bok dari Belanda di babak penutup. Dengan 8 poin, Murali berdiri sendirian di puncak klasemen. India kembali menegaskan dominasinya di dunia catur terbuka.
Di antara nama-nama besar dan generasi muda yang menjanjikan, sejarah panjang Indonesia di Biel seolah bergema kembali. Sebab hingga hari ini, hanya Grandmaster Utut Adianto yang pernah naik podium tertinggi di turnamen ini, satu-satunya kemenangan Indonesia yang tercatat di Master Tournament Biel, yaitu pada tahun 1994. Sejak saat itu, belum ada satu pun yang berhasil mengulang prestasi tersebut. Aditya mungkin belum menyamai torehan itu, tapi jejak langkahnya menuju papan atas perlahan mulai tampak.

Foto/Kristianus Liem
Biel Chess Festival 2025 bagi Aditya Bagus Arfan adalah perjalanan dalam diam yang penuh gejolak. Ia memulai turnamen dengan meyakinkan: mengalahkan pecatur Swiss Ziad Kanana hanya dalam 26 langkah di babak pertama. Lalu kembali meraih kemenangan atas Sushanth Kamabathulla dari India di babak kedua. Dua kemenangan yang menunjukkan ketenangan dan kematangan dari pecatur muda kelahiran Bekasi ini.
Pada babak ketiga, Aditya mencuri hasil remis bernilai atas GM Mustafa Yilmaz dari Turki, pecatur yang menjadi runner-up turnamen. Di babak keempat, ia menjalani duel maraton 117 langkah dengan IM Anuar Tureshbayev (14 tahun) dari Irlandia. Sebuah laga berat, yang membuat Aditya merenung tentang kesalahan lamanya, dan tentang posisi yang pernah dikritik GM Utut Adianto: soal gajah di b7 dan bidak di b6.

Foto/Kristianus Liem
Tapi babak kelima menjadi titik balik batin: melawan pecatur putri tuan rumah WGM Lena Georgescu, Aditya menang. Bukan hanya karena kualitas permainan akhir yang unggul, tapi karena ia akhirnya mengatasi trauma lama: grogi saat menghadapi pecatur perempuan. “Pecatur tetaplah pecatur,” kata Kristianus Liem yang terasa seperti mantra, dan memang terbukti ampuh.
Hari libur datang. Babak keenam mempertemukan Aditya dengan GM Karthik Venkataraman dari India. Remis di babak ini tak hanya menjaga posisinya, tapi juga membuktikan bahwa ia tak mudah terjebak oleh manuver pecatur India yang terkenal licin seperti tarian ular.

Foto/Kristianus Liem
Namun dua babak selanjutnya adalah badai kecil. Babak ketujuh, Aditya tumbang dari GM Benjamin Bok hanya dalam 22 langkah karena kesalahan pembukaan. Lalu di babak kedelapan, semangatnya belum pulih sepenuhnya saat ia hanya mampu bermain remis melawan Chen Yuan dari Cina.
Barulah di babak kesembilan, Aditya bangkit. Ia menang melawan Chen Zhi, pecatur Cina yang bermain agresif dan “nyeruduk”. Aditya tampil tak terburu-buru, membiarkan lawan menguasai setengah papan sebelum menyerang balik secara elegan. Seakan-akan, ia baru benar-benar menemukan kembali ketenangan dan cara.
Dan akhirnya, babak kesepuluh, remis melawan FM Soo Kai Jie. Mungkin tidak spektakuler, tapi cukup untuk mengunci peringkat ke-12, menutup turnamen ini dengan kepala tegak.
IM Aditya Bagus Arfan belum menang di Biel. Tapi seperti pernah ditunjukkan Utut Adianto 30 tahun silam, catur bukan tentang hari ini saja. Ia tentang hari-hari panjang yang ditempuh dengan ketekunan, kesalahan yang diingat, dan pelajaran yang tidak dibuang.
Kini, Biel menutup pintunya. Tapi langkah Aditya baru saja dimulai.

Hasil IM Aditya Bagus Arfan di Biel Chess Festival 2025
- Babak 1
vs Ziad Kanana (Swiss, rating 2062, tanpa gelar)
Menang (Langkah ke-26, Pembukaan Inggris) - Babak 2
vs Sushanth Kamabathulla (India, rating 2188, tanpa gelar)
Menang - Babak 3
vs GM Mustafa Yilmaz (Turki, rating 2634)
Remis (Langkah ke-46, Pertahanan Petrov) - Babak 4
vs Anuar Tureshbayev (Irlandia, rating 2163, tanpa gelar)
Remis (Langkah ke-117, Pertahanan Hindia Raja) - Babak 5
vs WGM Lena Georgescu (Swiss, rating 2185)
Menang (Langkah ke-56, Pembukaan Reti) - Babak 6
vs GM Karthik Venkataraman (India, rating 2540)
Remis (Langkah ke-52, Gambit Menteri Diterima) - Babak 7
vs GM Benjamin Bok (Belanda, rating 2593)
Kalah (Langkah ke-22, Pembukaan Reti) - Babak 8
vs Chen Yuan (Cina, rating 2286, tanpa gelar)
Remis (Langkah ke-36, Gambit Menteri Diterima) - Babak 9
vs Chen Zhi (Cina, rating 2246, tanpa gelar)
Menang (Langkah ke-36, Pembukaan Inggris) - Babak 10
vs FM Soo Kai Jie (Australia, rating 2240)
Remis (Langkah ke-85, Gambit Menteri Diterima)

Rekap Akhir:
- Total poin: 6,5 dari 10
- Kemenangan: 4
- Remis: 5
- Kekalahan: 1
- Ranking akhir: 12 dari 117 peserta
- Tambahan rating: +5,6 poin
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!