BWF World Junior Championships 2025: Perjalanan Dramatis Moh Zaki Ubaidillah Menuju Final

Ludus01

Foto/PBSI

LUDUS - Ketika raket itu melayang dan shuttle menari di atas net, lahirlah kisah yang menegangkan. Pemuda dari Pulau Garam, Moh Zaki Ubaidillah, atau disapa Ubaid, melangkah ke gelanggang dengan tekad membara dalam ajang BWF World Junior Championships 2025 di Guwahati, India. Di hadapannya berdiri lawan tangguh, Li Zhi Hang, dan apa yang terjadi adalah duel tiga gim yang seakan ditulis dengan tinta ketegangan, perubahan momentum, dan semangat yang tak kenal menyerah.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Mulanya, Zaki memegang kendali. Permulaan gim pertama menyerupai tarian lancar: 4-1, kemudian 8-4 di interval. Ia tampak mengukir keunggulan dengan tenang, unggul empat angka saat skor 11-7. Namun kemudian badai datang dari sisi Li Zhi Hang yang merebut tiga poin beruntun, mengecilkan celah menjadi 10-11. Tapi Zaki kembali hadir, merebut tiga angka untuk melesat ke 14-10 dan berada di ambang kemenangan. Sayangnya, empat kesempatan game point itu tak bisa dikonversi: Li Zhi Hang menyamakan keadaan menjadi 14-14, kemudian mencuri dua poin terakhir untuk menutup gim pertama dengan 16-14.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Gim kedua berubah menjadi ajang perlawanan sengit. Skor imbang 4-4, kemudian Li Zhi Hang menggeliat memimpin 8-5 di interval dengan smes keras dan dominasi di ruang kosong. Zaki mencoba mengejar, dua poin beruntun mengubah keadaan menjadi 7-8, namun Li kembali menjauh ke 10-8. Kendati kemudian Zaki mengerem laju lawan dan menyamakan skor 14-14 melalui serangan variatif, tekanan mental tetap terasa. Zhi Hang mendapat match-point di 14-11, Zaki menyelamatkan satu dengan dorongan taktis di net, lalu smes silang membawanya ke 15-14. Kesalahan penerimaan servis lawan pun menjadi celah: Zaki menutup gim kedua 16-14 dan memaksakan game penentu.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Dalam gim ketiga, Zaki muncul bagai serigala lapar. Setelah skor 2-2, ia meledak dan mencetak keunggulan 8-4 di interval. Raketnya berbicara: 10-5, kemudian 12-6 lewat cegatan cepat di depan net sekaligus menunjukkan kepercayaan diri yang tumbuh. Saat lawan sempat mengejar menjadi 12-13, suasana berubah jadi tegang. Namun Zaki tak gentar, pukulan backhand lawan gagal dikembalikan, ia mendapat match-point di 14-12, dan dengan smes keras kemenangan pun diraihnya 15-12.

Langit Guwahati sore itu seperti menahan napas. Di antara sorak penonton dan denting shuttle yang menembus udara, dari babak ke babak, ia tampil dengan ketenangan yang jarang dimiliki pemain seusianya, sebuah paduan antara kesabaran, keberanian, dan tekad yang seolah tumbuh dari karang di pesisir Madura.

Memasuki babak 32 hingga ke final BWF World Junior Championships 2025 di Guwahati, India, Zaki menunjukkan konsistensi yang nyaris tak tergoyahkan. Ia memulai langkahnya dari babak 64 besar, Zaki menghadapi Philip Kryger Bøe asal Denmark. Dalam dua gim singkat, ia mengamankan kemenangan 15-13, 15-4, pertanda awal dari permainan agresif namun terkendali yang akan terus ia pertahankan di sisa turnamen.

Langkahnya berlanjut ke babak 32 besar, menghadapi Masato Yamashiro dari Jepang. Di sini, ia tak kehilangan fokus sedikit pun, menang 15-12, 15-10, seperti pemain yang telah hafal setiap denyut lapangan.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Pada babak 16 besar, lawan berikutnya adalah Riyan Malhan dari Uni Emirat Arab. Zaki tampil mendominasi sejak awal, menutup pertandingan dengan skor 15-9, 15-6, sebuah kemenangan bersih yang mempertegas reputasinya sebagai calon kuat finalis.

Tantangan sesungguhnya datang di perempat final, melawan wakil Tiongkok Wu Zi Sheng. Di sinilah mental baja Zaki diuji. Setelah memimpin di gim pertama 15-6, ia harus bertarung sengit di gim kedua sebelum memastikan kemenangan 17-15. Suara tepuk tangan menggema, bukan hanya untuk skor, tapi untuk sikapnya yang tak pernah mundur.

Di semifinal, duel sesama pemain muda berbakat Asia Timur kembali terjadi. Li Zhi Hang, juga dari Tiongkok, menjadi batu uji berikutnya. Pertandingan berlangsung dalam tiga gim yang menegangkan: 14-16, 16-14, 15-12. Zaki kalah di gim pertama, tapi bangkit luar biasa—mengubah tekanan menjadi energi, mengubah ketertinggalan menjadi kemenangan.

Dan akhirnya, tibalah ia di panggung terakhir: Final melawan Liu Yang Ming Yu [3], juga dari Tiongkok. Dunia, dan Indonesia menunggu, dan di antara bayang-bayang bendera Merah Putih yang berkibar di tribun, satu nama Indonesia sudah terpatri di catatan sejarah: Moh Zaki Ubaidillah, pemuda yang menulis kisahnya sendiri di panggung dunia. Ketika raket diangkat lagi, dan gema “play” bergema, kisah baru akan dituliskan.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

-- Moh. Zaki Ubaidillah --

"Alhamdulillah diberikan kemenangan tanpa cedera. Pertandingan hari ini sangat ketat, Walaupun di game pertama sempat unggul, fokusnya mulai hilang jadinya point terkejar dan lawan berbalik menang.

Game kedua udah sempat ketinggalan 9-13 kemudian 11-14, saya sempat putus asa juga disitu. Tetapi pelatih terus meyakinkan saya buat bangkit kembali dan akhirnya saya yakin satu per satu poin, Alhamdulillah bisa dapat banyak poin dan bisa membalikkan keadaan.

Game ketiga, saya sudah memimpin 13-9 dan tersusul sampe 13-12, disitu saya diminta lebih tenang sama pelatih dan nggak buru-buru menyerang itu yang membuat saya bisa memenangkan game ketiga."

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!