Dari Kandang Sapi ke Negeri Kanguru: Perjuangan Timnas Hoki Indonesia Memburu Dua Emas di SEA Games Thailand 2025
Ludus01


LUDUS - Di balik sepi sorot lampu dan riuh rendah olahraga populer seperti sepak bola dan bulu tangkis, ada cerita lain yang bergerak pelan tapi pasti. Sebuah kisah tentang keyakinan, pengorbanan, dan upaya keras untuk menulis ulang sejarah, kisah yang datang dari lapangan kecil, dari suara pantulan bola di atas rumput sintetis, dan dari aroma keringat para pemain hoki Indonesia yang kini menatap SEA Games Thailand 2025 dengan tekad yang sama kerasnya dengan dentuman stik mereka.

Semua berawal dari keberhasilan di SEA Games Kamboja dua tahun lalu. Di bawah bendera Pengurus Pusat Federasi Hoki Indonesia (PP FHI) pimpinan Mayjen Budi Sulistijono dan Sekjen Yasser Arafat Suaidy, tim hoki indoor putra Indonesia tampil bak elang yang baru menemukan langitnya. Di SEA Games ke-32 itu, mereka bukan hanya menundukkan Malaysia yang selama ini mendominasi, tapi juga mencetak sejarah: emas pertama untuk Indonesia di cabang hoki sepanjang keikutsertaan di pesta olahraga Asia Tenggara.

Itu bukan kemenangan biasa. Itu kemenangan dari sebuah perjuangan panjang yang dibangun di atas fondasi keberanian dan pengorbanan. Yasser Arafat Suaidy, yang dulu dikenal sebagai pemain hoki, kini dikenal juga sebagai peternak sapi, menjadi sosok kunci di balik kisah ini. Dari kandang sapi ia menulis skema latihan, dari hasil jerih payahnya ia membiayai pelatnas mandiri, karena saat itu belum ada jaminan bantuan dari negara. Hasilnya? Satu emas dan tiga perunggu di Kamboja. Sebuah pembuktian bahwa idealisme dan kerja keras bisa mengalahkan segala keterbatasan.

Kini, menghadapi SEA Games ke-33 yang akan digelar di Thailand pada 9–20 Desember 2025, Yasser dan timnya kembali menyiapkan langkah dengan cara yang sama: tidak menunggu, tapi bergerak. Sejak April 2025, mereka sudah memulai pemusatan latihan nasional (pelatnas) secara mandiri, meski dana dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) belum sepenuhnya turun.
Dari 90 atlet terbaik hasil PON Sumatera Utara–Aceh 2024, tersisa 60 pemain yang kini terus digembleng. Mereka disiapkan untuk turun di enam nomor pertandingan: Hoki Indoor, Hoki Outdoor, dan Hoki 5s, baik putra maupun putri. Targetnya jelas dan tidak main-main: dua emas dan empat perak.

Namun jalan menuju Thailand bukanlah jalan yang mulus. Dari 60 pemain itu, hanya 34 yang dibiayai oleh Kemenpora, 12 dari tim indoor putra dan 22 tambahan atlet setelah evaluasi tim review yang dipimpin Del Asri. Sisanya, 26 atlet tetap dipertahankan oleh PP FHI dengan biaya mandiri. “Kami menerima keputusan itu, tapi kami tidak akan berhenti mempersiapkan semua atlet. Kami yakin Pak Erick Thohir memahami dan menghargai upaya mandiri kami,” ujar Yasser dengan nada yang tegas tapi tenang.
Dari Jakarta, semangat itu menjalar hingga ke benua lain. Timnas Hoki Outdoor dan Hoki 5s putra serta putri Indonesia telah menjalani training camp di Australia, mereka baru saja pulang pada 28 September 2025. Sementara tim indoor putra dan putri kini berada di Kazakhstan, berlatih dari 28 September hingga 14 Oktober.
Dari hasil uji coba itu, terlihat peningkatan signifikan. Tim outdoor mencatat hasil berimbang: sempat kalah, lalu seri, dan akhirnya menang di laga terakhir. Tim Hoki 5s bahkan menorehkan kejutan dengan menundukkan tim Hoki Darwin yang diperkuat mantan pemain nasional Australia. Setiap pertandingan menjadi ruang belajar, setiap kekalahan jadi bahan evaluasi. “Semua hasil uji coba akan kami jadikan bahan penyempurnaan menuju Thailand,” kata Yasser.

Tak berhenti di situ, perjalanan masih panjang. Timnas putri akan terbang ke Uzbekistan untuk mengikuti Turnamen Hoki Piala Asia Tengah 2025 pada 10–17 Oktober. Setelah itu, November nanti, para pemain outdoor dan Hockey 5s kembali ke Perth, Australia, sementara tim indoor putra dijadwalkan berlatih di Spanyol dan Jerman, dua negara dengan tradisi hoki kuat di dunia.

Di atas kertas, target dua emas mungkin tampak sederhana. Tapi di balik angka itu tersimpan perjuangan besar: antara idealisme dan realitas, antara semangat dan keterbatasan, antara kecintaan pada olahraga dan pengorbanan pribadi. Di tengah lapangan, para pemain hoki Indonesia berlari bukan hanya membawa stik dan bola, tapi juga membawa keyakinan bahwa sejarah bisa ditulis dari mana saja, bahkan dari kandang sapi seorang mantan pemain yang menolak menyerah pada nasib.
Dan ketika Desember tiba, di tanah Thailand nanti, siapa tahu bola kecil yang meluncur cepat di antara stik-stik itu akan kembali menorehkan sejarah baru.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!