Dari Lantai Angkat Besi ke Istana Negara: Perjalanan Senny Marbun Terima Bintang Jasa Nararya dari Presiden Prabowo
Ludus01

LUDUS - Suasana Istana Negara, Jakarta, Senin (25/8/2025) terasa berbeda. Bukan sekadar gema langkah pejabat dan protokol yang memenuhi aula, tetapi aura kebanggaan, apresiasi, dan harapan yang menumpuk di setiap sudut ruangan. Presiden RI Prabowo Subianto menganugerahi Tanda Kehormatan kepada 141 tokoh. Di tengah 141 penerima penghargaan, salah satu yang paling menyita perhatian dari dunia olahraga adalah Senny Marbun, Ketua Umum National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, yang menerima Bintang Jasa Nararya.

Foto/NPC Indonesia
Bagi banyak orang, itu mungkin sekadar gelar atau selembar penghargaan. Namun bagi Senny, mantan atlet Para Angkat Besi dan Para Atletik, momen ini adalah pengakuan atas perjalanan panjang, dedikasi, dan perjuangan dalam mengangkat prestasi olahraga disabilitas Indonesia ke panggung internasional. Dalam narasi yang dibacakan pihak Istana, Senny dianggap berjasa besar dalam bidang olahraga melalui pembinaan dan pengembangan atlet angkat besi disabilitas sebagai startegi peningkatan prestasi olahraga paralympic indonesia.

Senny Marbun bersama Rima Ferdianto, Wakil Sekjen NPC Indonesia. Foto/NPC Indonesia
“Jujur, saya benar-benar kaget dan tidak menyangka mendapatkan penghargaan ini,” kata Senny dengan mata berbinar, mengenang saat namanya dipanggil di hadapan Presiden.
Bagi dia, penghargaan ini lebih dari simbol kehormatan pribadi; ini adalah cerminan kepedulian negara terhadap penyandang disabilitas, sebuah bukti nyata dari perhatian Presiden terhadap olahraga disabilitas.

Foto/NPC Indonesia
Prestasi yang diraih di bawah kepemimpinan Senny memang tak bisa diabaikan. Dari “hattrick” juara umum ASEAN Para Games 2017, 2022, hingga 2023, hingga pencapaian medali emas di Paralympic Tokyo 2020 dan Paralympic Paris 2024, Indonesia perlahan mengukir reputasi di arena olahraga disabilitas modern. Tak lupa, jejak sejarah sebelumnya juga disebut, termasuk juara umum di ASEAN Para Games Myanmar 2014, fondasi yang kini diperkuat dan dikembangkan lebih lanjut.

Namun Senny tidak berhenti pada penghargaan. Di balik sorot kamera dan tepuk tangan, ia menekankan pentingnya keberlanjutan prestasi melalui fasilitas yang memadai. Paralympic Training Center di Delingan, Kabupaten Karanganyar, menjadi prioritasnya.

Foto/NPC Indonesia
“Harapannya, fase kedua pembangunan segera dimulai sehingga seluruh fasilitas bisa dioptimalkan demi meningkatkan prestasi olahraga nasional berbasis olahraga paralimpiade,” ujarnya penuh semangat.
Bagi Presiden Prabowo, pemberian Bintang Jasa Nararya bukan sekadar seremoni. Ini merupakan pesan yang kuat: bahwa kesetaraan, perhatian, dan dukungan terhadap penyandang disabilitas adalah bagian dari visi besar negara. Dan bagi Senny, penghargaan itu menjadi motivasi baru, pengingat bahwa setiap tetes keringat yang ia curahkan sejak menjadi atlet kini berbuah untuk bangsa, mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

Di antara 141 penerima penghargaan yang lain, momen ini terasa spesial. Karena di balik lencana emas itu tersimpan cerita perjalanan seorang atlet yang kini menjadi pemimpin, seorang yang mengubah tatapan dunia terhadap olahraga disabilitas, dan seorang yang meyakini bahwa setiap prestasi, sekecil apapun, pantas mendapat pengakuan.
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!