DKI Jakarta Juara Umum PON Bela Diri Kudus 2025: 16 Hari Pertarungan, Kemenangan dan Kenangan yang Tak Usai, dan Sebuah Kota yang Menyala
Ludus01


LUDUS - Sore terakhir di Djarum Arena, Kaliputu, Kudus, udara bergetar oleh suara tembakan confetti cannon penutup dan tepuk tangan yang tak kunjung reda. Setelah 16 hari: sejak Sabtu, 11 Oktober hingga Minggu, 26 Oktober 2025, ribuan atlet bela diri dari 38 provinsi telah bertarung, menumpahkan seluruh tenaga dan harga diri di arena yang mengilap di bawah sorot lampu. Di akhir cerita panjang itu, DKI Jakarta berdiri di podium tertinggi: juara umum PON Bela Diri Kudus 2025, dengan torehan 42 emas, 27 perak, dan 30 perunggu dari total 99 medali.

Foto/PON Bela Diri 2025
Ajang ini bukan sekadar kompetisi, tetapi pesta tenaga dan disiplin yang lahir dari tradisi panjang olahraga bela diri Indonesia. Sebanyak 2.702 atlet datang membawa semangat juang, dengan cita-cita sederhana: menang. Namun yang mereka bawa pulang sering kali lebih dari sekadar medali, kenangan tentang persaudaraan, semangat, dan keyakinan bahwa tubuh dan jiwa bisa ditempa setangguh baja.
Ryan Gozali, Ketua Panitia Pelaksana PON Bela Diri Kudus 2025, tampak bergetar ketika menyampaikan rasa syukur di penutupan. Ia tahu betul apa yang baru saja dilalui: enam belas hari yang menegangkan, di mana setiap cabang bertanding di level terbaiknya.
“Kami berharap para atlet tidak hanya membawa pulang medali,” katanya lirih, “tetapi juga semangat membara untuk terus berlatih dan berprestasi lebih tinggi di masa depan.”

Foto/PON Bela Diri 2025
Di tribun penonton, wajah-wajah warga Kudus menyimpan kebanggaan. Kabupaten yang dikenal dengan aroma kretek itu telah menjelma menjadi rumah sementara bagi 10 cabang olahraga bela diri, dari wushu, karate, sambo, kempo, tarung derajat, taekwondo, gulat, judo, jujitsu, hingga pencak silat. Di luar arena, kota kecil ini hidup lebih ramai dari biasanya: kamar hotel penuh, warung makan tak pernah sepi, dan jalanan berdenyut seperti nadi yang baru dipompa darah segar.
Ryan menyebut semua itu bagian dari mimpi yang lebih besar: sport tourism. Ia berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Kudus dan masyarakat yang telah memberi dukungan luar biasa. “Kami melihat selama penyelenggaraan, berbagai lini bisnis Kudus berputar cukup kuat,” ujarnya. “Semoga masyarakat benar-benar merasakan manfaat besar dari kegiatan ini.”

PON Bela Diri Kudus 2025 merupakan kolaborasi bersama KONI, Bakti Olahraga Djarum Foundation, Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta Pemerintah Kabupaten Kudus. Serta didukung penuh oleh Blibli, Caffino, 5 Days Croissant, Hydroplus, Kopi Tubruk Gadjah, Polytron, tiket.com, MIND ID, VIT air mineral, dan media partner Kumparan.

Foto/PON Bela Diri 2025
Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman, menyambut sukses itu dengan nada penuh apresiasi. Di hadapan para atlet dan pelatih, ia memuji kolaborasi KONI dan Bakti Olahraga Djarum Foundation yang menjadikan ajang dua tahunan ini bukan hanya kompetisi, tetapi juga perayaan ekosistem bela diri nasional. “Suatu hari nanti,” katanya, “Kudus akan menjadi rumahnya olahraga bela diri Indonesia.”
Ia tak berlebihan. Djarum Arena, yang selama dua minggu menjadi gelanggang 10 cabang bela diri, terbukti representatif bahkan melebihi ekspektasi. Namun Marciano tetap membuka ruang untuk pembenahan. Ia ingin agar akses penonton lebih luas, agar warga Kudus dan sekitarnya dapat menikmati pertandingan sambil mencicip kuliner khas dan hiburan rakyat. “Tempat ini sudah jauh lebih bagus dari perkiraan kita sebelumnya,” ujarnya.

Bupati Kudus Sam’ani Intakoris, tak kuasa menyembunyikan rasa terima kasihnya. Ia melihat PON Bela Diri 2025 sebagai momentum bagi Kudus untuk membuka diri. “Dengan hadirnya para atlet dan penonton dari berbagai daerah, perekonomian lokal bergerak. Sektor UMKM, perhotelan, hingga transportasi merasakan dampaknya,” ucapnya. “Ini karunia yang luar biasa.” Ia berjanji, pintu Kudus akan selalu terbuka bagi event olahraga, baik nasional maupun internasional.

Foto/PON Bela Diri 2025
Namun drama sebenarnya terjadi di arena. Jawa Barat yang semula dijagokan, harus mengakui keperkasaan DKI Jakarta yang “menyalip di tikungan terakhir”. Pada hari Jumat, 24 Oktober, tahap ketiga penyelenggaraan, cabang ju-jitsu, karate, dan wushu menjadi panggung bagi para atlet ibu kota menyalip perolehan medali dengan agresif. “Memang cabang-cabang yang di pekan terakhir ini adalah cabor unggulan DKI Jakarta,” ujar Fatchul Anas, Wakil Ketua Umum KONI DKI Jakarta.

Foto/PON Bela Diri 2025
Tim DKI datang ke Kudus dengan 138 atlet dan 45 ofisial, membawa luka dari kekalahan tahun sebelumnya di PON Aceh-Sumut 2024. Evaluasi besar-besaran dilakukan, latihan diperketat selama setahun penuh, dan hasilnya kini berwujud emas yang berkilau. “Kami memang menargetkan juara umum di sini,” kata Anas. “Ajang ini adalah tolok ukur dari hasil latihan kami selama setahun terakhir.”

Foto/PON Bela Diri 2025
Meski beberapa atlet nasional absen karena fokus ke SEA Games Bangkok 2025, DKI tetap mendominasi. Bagi mereka, PON Bela Diri bukan sekadar perebutan medali, melainkan ajang uji tempur, menguji mental, konsistensi, dan kesiapan menuju level internasional.
Dan pada hari terakhir, Minggu, 26 Oktober, wushu menjadi gong penutup yang nyaring bunyinya. Dari cabang ini, lahir kisah tentang kebanggaan dan ketekunan. Jawa Timur menorehkan sejarah lewat dua nama: Muhammad Daffa “Golden Boy” Hidayatullah dan Jennifer Tjahyadi. Keduanya menyumbang separuh dari delapan emas yang diraih tim wushu Jatim, lalu menambah masing-masing satu lagi di hari penutup. Daffa di nomor qiang shu putra, Jennifer di nomor daoshu putri.

Foto/PON Bela Diri 2025
“Alhamdulillah,” ucap Daffa dengan mata berbinar, “semua berkat doa orang tua, dukungan pelatih, dan perhatian dari pengurus KONI Jatim. Saya hanya ingin memberikan yang terbaik.”

Foto/PON Bela Diri 2025
Lawrence Dean Kurnia dari DKI Jakarta melengkapi daftar pahlawan dengan tiga emas di nomor nanquan, nandao, dan nangun. Mereka bertiga: Daffa, Jennifer, dan Lawrence, menjadi trio paling bersinar di PON Bela Diri Kudus 2025.

Foto/PON Bela Diri 2025
Dan di antara sorak penonton, lampu-lampu arena perlahan redup. Kudus kembali tenang, tapi gema 16 hari itu akan lama bertahan. Di bawah langit yang mulai gelap, PON Bela Diri Kudus 2025 menutup catatan terakhirnya: tentang semangat yang tak pernah padam, tentang kemenangan yang tak hanya diukur dengan medali, dan tentang sebuah kota kecil yang kini tahu bagaimana rasanya menjadi pusat perhatian negeri.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!





