Emas di Tanah Sendiri: Vinka Widyaningrum, Petarung Kudus yang Menaklukkan Rasa Takut dan Cedera di PON Bela Diri 2025
Ludus01


LUDUS - Di kota yang harum dengan tembakau, seorang gadis muda berdiri di atas matras dengan tangan mengepal dan dada berdebar. Di tribun Djarum Arena 3A, Kaliputu, Kudus, pada Rabu (15/10), teriakan dan doa bercampur menjadi satu: sebagian adalah suara teman-teman masa kecilnya, sebagian lagi suara orang tuanya yang tak henti menatap ke arah gelanggang. Nama gadis itu: Vinka Widyaningrum, bergema keras saat announcer menyebutnya: wakil Jawa Tengah di final tarung derajat kelas 54,1–58 kg putri pada PON Bela Diri Kudus 2025.

Foto/PON Bela Diri 2025
Ia lahir dan tumbuh di kota ini. Dan kini, di tanah sendiri, ia bertarung bukan hanya melawan lawan di depan mata, tapi juga melawan gugup, kenangan, dan rasa sakit yang akan datang. Lawannya, Dewi Yosilia dari Sumatera Barat, bukan sosok asing di dunia tarung derajat, tangkas dan kuat. Tapi begitu lonceng pertandingan berbunyi, Vinka berubah. Gugup yang tadi menggigit, hilang seketika. Ia hanya berusaha tampil sebaik mungkin.
“Awalnya saya deg-degan. Tapi pas sudah di matras, saya lepas saja. Yang penting tampil maksimal dan hasilnya saya serahkan kepada yang di Atas,” katanya pelan, seolah mengulang mantra yang baru saja menuntunnya ke podium tertinggi.

Foto/PON Bela Diri 2025
Pertandingan berjalan sengit. Serangan demi serangan berbalas cepat, dan suara benturan memenuhi arena. Di akhir laga, skor 2–1 berpihak padanya. Kudus pun bersorak. Jawa Tengah mendapat emas, dan di antara gemuruh itu, ada air mata kecil yang menetes, bukan semata karena bahagia, tapi juga karena rasa nyeri yang tiba-tiba menguasai tangan kanannya.

Foto/PON Bela Diri 2025
Beberapa jam setelah kemenangan itu, rontgen di RS Aisyiyah Kudus menunjukkan hasil yang tak diinginkan: dislokasi. “Ini dulu pernah retak dan geser,” katanya dengan senyum lemah. “Dulu pernah dipasang pen juga, tapi sudah dilepas. Ya, kalau masuk rumah sakit itu sedikit trauma. Tapi Alhamdulillah, senang bisa dapat emas.”

Foto/PON Bela Diri 2025
Yang menarik, Vinka tak berhenti di rumah sakit. Setelah perawatan, dengan tangan kanan dibalut perban putih, ia kembali ke arena keesokan harinya. Ia ingin menyaksikan rekan-rekannya bertarung. Ia ingin menutup PON Bela Diri Kudus 2025 dengan hati yang utuh, meski tubuhnya tak sepenuhnya demikian. “Saya penasaran dengan pertandingan teman-teman. Sekalian kasih semangat juga,” ujarnya.

Foto/PON Bela Diri 2025
Vinka bukan sosok yang tiba-tiba muncul. Ia mulai menekuni tarung derajat sejak duduk di bangku SMP, setelah sebelumnya sempat mencoba bulu tangkis dan karate. “Dulu saya atlet badminton sama karate waktu SD. Tapi susah tembus nasional,” kenangnya. Maka, ketika kesempatan baru datang lewat tarung derajat, ia tidak menoleh ke belakang. Ia memilih jalan yang keras, tapi memberi ruang bagi impiannya.
Persiapan menuju PON kali ini sebenarnya tidak ideal. Ia hanya menjalani pemusatan latihan dua minggu di Semarang, selebihnya latihan mandiri di rumah dan di kampus Universitas Muria Kudus (UMK). Namun justru di sanalah kekuatannya diuji. Ia tahu jalan menuju podium bukan hanya soal otot dan teknik, tapi soal hati yang tidak mudah menyerah.

“Yang penting saya tampil maksimal,” ucapnya lirih. Kalimat sederhana itu mungkin terdengar ringan, tapi di tubuh yang lebam dan jari yang membengkak, tersimpan perjuangan panjang dari seorang anak Kudus yang ingin membuat kotanya bangga.
Vinka punya cara sendiri memaknai kemenangan. Bagi sebagian orang, emas adalah bukti hasil latihan dan strategi. Tapi baginya, emas adalah rasa syukur yang disertai luka. Ia menandai keberhasilan bukan dengan pesta, melainkan dengan langkah pelan menuju tribun tempat orang tuanya menunggu. “Kan ini di rumah sendiri. Keluarga bisa nonton langsung. Jadi saya lebih semangat. Ada bapak, ibu, teman-teman juga. Mereka senang dengan hasil ini,” katanya dengan mata yang berkilat.

Foto/PON Bela Diri 2025
Dari tangan yang cedera, dari latihan yang tak sempurna, dari ketenangan yang menggantikan gugup di tengah arena, lahirlah pelajaran yang sederhana tapi dalam: kemenangan sejati tidak selalu datang dari kesempurnaan, melainkan dari keberanian untuk tetap melangkah meski tahu akan terluka.

Foto/Instagram/Vinka Widyaningrum
Dan di antara gemuruh arena, nama Vinka Widyaningrum kini diingat bukan hanya sebagai peraih medali emas untuk Jawa Tengah, tapi juga sebagai petarung Kudus yang menaklukkan rasa takut di tanah kelahirannya sendiri.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!