Empat Emas dari Kandang Naga: Prestasi Tim Catur Junior Indonesia di Eastern Asia Youth Chess Championship 2025
Ludus01

LUDUS - Zhuhai, kota pelabuhan di selatan Tiongkok, sering tampil anggun dalam brosur pariwisata. Bangunan modern berdiri berdampingan dengan lanskap pesisir, sementara lalu lintas antarnegara sibuk menyusuri jembatan Makau-Zhuhai. Tapi akhir Juli 2025 lalu, kota ini menyambut tamu dari Indonesia dengan nuansa yang berbeda: bukan turis, melainkan anak-anak catur yang bersenjata papan dan bidak.

Foto/PB Percasi
Mereka datang tanpa banyak publikasi. Tiga belas pecatur cilik Indonesia menapakkan kaki di arena 9th Eastern Asia Youth Chess Championship (EAYCC) 2025, diselenggarakan pada 22–28 Juli, diikuti 464 peserta dari 14 negara. Mereka bukan unggulan. Tapi pulang dengan membawa 4 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu, sebuah kejutan manis dari kandang naga.
Dan naga itu bukan metafora kosong. Tuan rumah, Tiongkok, mendominasi jumlah peserta dan kekuatan teknik di hampir semua kelompok umur. Tapi anak-anak Indonesia datang dengan cara yang berbeda, tak banyak bicara, tapi tahu kapan harus melangkah.
Dari kelompok usia 8 tahun, muncullah nama Zach Alexander Tjong, yang tampil dingin dan presisi. Di kelompok 10 tahun, Veronica Jefany Sheryl Makalew menggeser lawan-lawannya dengan strategi yang tenang tapi tajam. Kenny Horasino Bach, di usia 12, juga meraih emas setelah bertarung gigih di setiap babak. Ketiganya menjadi simbol keberanian baru di tubuh catur Indonesia.

Foto/PB Percasi
“Terlihat saat di babak-babak penentuan, mereka tampil percaya diri dan mengambil keputusan dengan langkah yang berani,” kata Lisa Lumongdong, manajer tim yang mendampingi sejak hari pertama. Bagi Lisa, kemenangan ini bukan kebetulan. Ia hasil latihan panjang, keberanian berpikir, dan mental yang ditempa sejak kecil.
Kemenangan ini juga tak lepas dari janji pembinaan. Ketigabelas pecatur ini adalah para juara Kejurnas Catur Junior 2024. Sejak awal, Ketua Umum PB Percasi Utut Adianto menegaskan: siapa pun yang juara nasional, akan dikirim ke kompetisi di atasnya. Janji itu ditepati, dan hasilnya kini berbicara.

Foto/PB Percasi
Di balik prestasi ini berdiri banyak tokoh tak terlihat: para pelatih klub, komunitas catur di kota-kota, hingga orangtua yang setia mendampingi. Ada yang rela cuti kerja untuk menemani anaknya bertanding. Ada pula yang tiap malam menyiapkan latihan pembukaan dan taktik sambil mengerjakan tugas rumah tangga. Beberapa di antara mereka berasal dari Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA), yang dikenal konsisten dalam membina atlet usia dini.
Tak mudah menjadi anak kecil di dunia yang menuntut berpikir dewasa seperti catur. Mereka harus menakar langkah, menahan emosi, membaca niat lawan, dan tetap tersenyum saat kalah. Tapi di Zhuhai, anak-anak Indonesia menunjukkan bahwa mereka bisa. Bahkan melampaui.
Kemenangan ini memang bukan medali Olimpiade. Tapi bagi dunia catur Indonesia, ini adalah sinyal penting. Bahwa regenerasi tak lagi sekadar retorika. Bahwa keberanian bisa tumbuh dari usia dini. Dan bahwa di balik hening bidak-bidak yang bergerak, ada gema kemenangan yang pantas disambut dengan gegap gempita.

Foto/PB Percasi
Hasil Lengkap Perolehan Medali Tim Indonesia di 9th Eastern Asia Youth Chess Championship (EAYCC) 2025
Medali Emas Nomor Catur Standar
- Zach Alexander Tjong (U8)
Medali Emas Nomor Catur Kilat
- Zach Alexander Tjong (U8)
- Kenny Horasino Bach (U12)

Foto/PB Percasi
Medali Emas Nomor Catur Cepat
- Veronica Jefany Sheryl Makalew (G10)
Medali Perak Nomor Catur Cepat
- Kenny Horasino Bach (U12)
Medali Perunggu Nomor Catur Cepat
- Zach Alexander Tjong (U8)
- Fitsal Aswa Muzafkar (U14) (*)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!