Final Livoli Divisi Utama 2025: Petrokimia Gresik Raih Gelar Juara untuk Ketiga Kalinya, Sebuah Dominasi yang Terlalu Sempurna
Ludus01


LUDUS - Ada sesuatu yang selalu berbeda ketika Petrokimia Gresik Pupuk Indonesia bermain di laga puncak. Bukan sekadar tim yang solid, mereka seperti sebuah mesin yang tahu betul kapan harus menekan, kapan harus menunggu, dan kapan harus menutup semua ruang harapan lawan. Di Grand Final Livoli Divisi Utama 2025 putri, mesin itu kembali berdengung halus namun mematikan, menggilas TNI AU Electric dengan skor tanpa ampun 3-0 (25-16, 25-22, 25-12).

Foto/PP PBVSI
Gelar ketiga berturut-turut. Hattrick yang bukan hanya berbicara tentang kehebatan teknik, tetapi tentang kekuatan sistem, tradisi, dan karakter. Di bawah arahan Ayub Hidayat, Petrokimia tampil seperti biasa, tenang, rapi, dan efisien. Mereka tahu bagaimana menjaga tekanan di setiap reli, bagaimana meredam momentum lawan, dan bagaimana menutup pertandingan tanpa drama.
Sejak bola pertama dilambungkan, Petrokimia langsung menguasai suasana. Receive yang sempurna menjadi dasar bagi setter Ajeng Nur Cahaya untuk meracik variasi serangan. Spike keras dari Mediol Stiovanny Yoku, block rapat dari Shella Bernadetha, dan servis jump float yang menggoyahkan keseimbangan TNI AU Electric membuat set pertama menjadi semacam pernyataan kekuasaan. Skor 25-16 menegaskan perbedaan kelas.

Namun set kedua menjadi sedikit berbeda. TNI AU Electric bangkit, lebih berani, mencoba menembus benteng lawan lewat smash dari Ersandrina Devega. Reli-reli panjang terjadi, bahkan penonton sempat terpukau oleh pertarungan di udara dan refleks yang tak masuk akal. Tapi pengalaman Petrokimia berbicara. Saat ritme permainan mulai goyah, Ayub Hidayat memanggil anak asuhnya, memberi instruksi pendek, dan permainan kembali seimbang. Ketepatan timing dan disiplin defense membuat mereka menutup set itu 25-22, tipis, tapi menentukan.
Set ketiga menjadi akhir dari perlawanan TNI AU Electric. Fokus tim lawan perlahan memudar. Servis Petrokimia mematikan arah bola mereka, dan receive yang tak stabil membuat serangan TNI AU kehilangan bentuk. Pemain-pemain Petrokimia bahkan yang turun dari bangku cadangan tetap tenang, tetap menjalankan sistem. Ketika angka menembus 25-12, semua sudah selesai. Sebuah laga final yang terasa seperti pertunjukan kesempurnaan.

Foto/PP PBVSI
Usai laga, Ayub Hidayat tak banyak bicara. Ia hanya menatap para pemainnya dengan mata yang berbinar, lalu berkata pelan, “Alhamdulillah, hasil ini buah dari kerja keras dan kedisiplinan anak-anak. Mereka tahu apa yang harus dilakukan, bahkan ketika tekanan datang. Ini bukan cuma soal kemenangan, tapi soal mental bertanding.”
Dari seberang lapangan, pelatih TNI AU Electric, Alim Suseno, menerima hasil dengan lapang dada. “Kami sudah berjuang maksimal, terutama di set kedua. Tapi Petrokimia terlalu stabil. Kami menurunkan mayoritas pemain muda, dan mereka masih belajar. Level kami belum sebanding,” ujarnya, tanpa kehilangan nada hormat.

Foto/PP PBVSI
Dominasi Petrokimia bukan hanya terlihat dari skor, tapi juga dari daftar penghargaan. Mediol Stiovanny Yoku, sang kapten yang juga MVP, menerima dua gelar: pemain terbaik dan best outside hitter, dengan total bonus Rp 5 juta. Rekannya, Geofanny Eka Cahyaningtys, menyabet gelar best middle blocker, sementara Ajeng Nur Cahaya dinobatkan sebagai best setter. Dari kubu TNI AU Electric, Ersandrina Devega memperoleh gelar best opposite spiker, disusul Poppy Aulia Nursuttan dan Dinda Syifa Amelia sebagai best outside hitter dan best middle blocker. Indah Guritno Dwi Margiani dari Bank Jatim turut mencatatkan nama sebagai best setter. Masing-masing penerima penghargaan memperoleh uang pembinaan Rp 2 juta.

Foto/PP PBVSI
Petrokimia sendiri menggenggam lebih dari sekadar piala. Mereka menerima medali, piala tetap, piala bergilir, serta uang pembinaan sebesar Rp 125 juta. TNI AU Electric membawa pulang Rp 75 juta, sementara Bank Jatim, yang di laga perebutan tempat ketiga menundukkan Rajawali O2C 3-0 (25-20, 25-10, 26-24)—meraih Rp 50 juta. Rajawali O2C pun pulang dengan kepala tegak dan Rp 30 juta, karena mereka tahu, di dunia voli, proses panjang selalu lebih penting dari hasil akhir.

Foto/PP PBVSI
Tiga tahun berturut-turut, nama Petrokimia Gresik terus terpatri di puncak Livoli Divisi Utama. Mereka bukan sekadar juara, mereka adalah lambang kesinambungan, tentang bagaimana tradisi dibangun dari kerja keras, bukan dari kebetulan. Di tengah sorak-sorai penonton dan dentuman musik kemenangan, wajah Mediol Stiovanny Yoku tampak tenang, nyaris tanpa ekspresi berlebihan. Barangkali karena ia tahu, kemenangan sejati bukanlah saat piala diangkat, tetapi saat seluruh tim bermain dengan hati yang sama.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!