
LUDUS – Petarung asal Spanyol-Georgia Ilia Topuria kembali menciptakan sejarah di arena UFC setelah menjadi juara baru kelas ringan. Tampil dalam laga utama UFC 317 di T-Mobile Arena, Las Vegas, Minggu (29/6/2025), dia menumbangkan Charles Oliveira lewat kemenangan KO spektakuler.
Dengan hasil ini, Topuria tak hanya menyabet sabuk juara yang lowong setelah ditinggal Islam Makhachev untuk naik ke kelas welter. Dia juga menorehkan namanya sebagai petarung ke-10 dalam sejarah UFC yang sukses meraih gelar di dua divisi berbeda.
Kemenangan ini semakin mengokohkan status tak terkalahkan Topuria dengan rekor 17-0. Dia bergabung dalam daftar elite petarung multi-divisi seperti Randy Couture, Conor McGregor, Daniel Cormier, Amanda Nunes, hingga Alex Pereira.

Ilia Topuria melayangkan pukulan ke Charles Oliveira saat laga utama UFC 317 di T-Mobile Arena, Las Vegas, Minggu (29/6/2025). Foto/UFC
Duel Topuria dan Oliveira berlangsung intens sejak bel awal. Oliveira, mantan juara kelas ringan dan pemilik rekor terbanyak kemenangan lewat submission di UFC, langsung menyergap Topuria ke pagar oktagon dalam waktu kurang dari semenit.
Dia mencoba melakukan takedown, tetapi Topuria dengan cepat membalikkan keadaan dan mengambil alih posisi. Meskipun sempat nyaris terjebak dalam kuncian, Topuria mampu melepaskan diri dan kembali ke adu striking.
Baca juga: Mengenal 12 Kelas UFC, Begini Pembagiannya Berdasarkan Berat Badan
Di sinilah La Leyenda (julukan Topuria) menunjukkan kelasnya. Dengan kombinasi pukulan kanan-kiri yang sangat cepat dan presisi, Topuria menghantam rahang Oliveira, membuat petarung Brasil itu terjatuh dan tak sadarkan diri.
Tak berhenti di situ, Topuria masih menyusulkan dua pukulan martil ke tubuh Oliveira sebelum wasit menghentikan pertarungan. Waktu resmi yang tercatat, 2 menit 27 detik. KO bersih dan tanpa keraguan.
Dengan hasil ini, sabuk kelas ringan UFC kini berpindah tangan ke Topuria, yang sebelumnya sudah menaklukkan para jagoan kelas bulu seperti Alexander Volkanovski dan Max Holloway. Kini, dengan sabuk baru di pundaknya, dia menjadi simbol dominasi baru di oktagon.
Mirip Conor McGregor

Ilia Topuria tersenyum semringah setelah mengalahkan Charles Oliveira. Foto/UFC
Kemenangan kilat Ilia Topuria dalam laga sebesar UFC 317 membuat banyak pihak menyandingkannya dengan Conor McGregor, salah satu ikon paling besar dalam sejarah UFC. Topuria sukses menjadi juara di dua kelas berbeda dan menaklukkan lawan-lawannya dengan gaya striking yang tajam dan efisien.
Bedanya, Topuria membawa gaya yang lebih tenang dan terukur. Dia tidak banyak bermain psywar seperti McGregor, tetapi membiarkan tinjunya berbicara di dalam oktagon.
Kemenangan atas Oliveira ini semakin mempertegas reputasinya sebagai salah satu petarung paling berbahaya di UFC saat ini.
Meskipun telah menyabet sabuk yang ditinggalkan Islam Makhachev, Topuria tetap menyimpan hasrat untuk bisa menghadapi jagoan asal Dagestan itu secara langsung. Namun, dia mengaku pesimistis UFC akan mewujudkan duel tersebut.
"Saya rasa pertarungan itu tidak akan terjadi. Saya akan terkejut jika mendapat telepon dan mereka mengatakan saya akan bertarung melawan Islam," ujar Topuria seusai laga.
Saat ini, Topuria berdiri sebagai penguasa baru kelas ringan dan siap menghadapi tantangan berikutnya. Dengan rekor sempurna dan status sebagai juara dua divisi, dia menjadi salah satu aset paling berharga UFC saat ini.
Dari Juara Kelas Bulu ke Raja Kelas Ringan
Topuria mengawali karier UFC di divisi bulu dengan kemenangan demi kemenangan. Petarung yang lahir di Jerman dari keluarga Georgia ini mewakili Spanyol. Dia dikenal memiliki kemampuan striking dan grappling yang seimbang.
Dalam perjalanannya menuju UFC 317, Topuria telah menyingkirkan nama-nama besar seperti Bryce Mitchell, Josh Emmett, Max Holloway, hingga Volkanovski.
"Saya akan terkejut jika mendapat telepon dan mereka mengatakan saya akan bertarung melawan Islam." Ilia Topuria, Petarung asal Spanyol-Georgia.
Setelah mendominasi kelas bulu, dia memutuskan naik ke kelas ringan demi mengejar sejarah dan kini sukses melakukannya dengan gemilang.
Topuria kini tercatat dalam sejarah UFC sebagai salah satu dari sedikit petarung yang mampu menggenggam sabuk di dua divisi berbeda.
Dia juga menjadi simbol generasi baru UFC yang tidak hanya kuat di dalam oktagon, tetapi juga cerdas dalam membangun citra dan narasi di luar arena. (*)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!