Indonesia Dapat Acungan Jempol Dua Presiden: Kisah Sukses Kejuaraan Dunia Sambo Remaja dan Junior 2025

Ludus01

Foto/FIAS

LUDUS - Bogor menyimpan kisah tentang keberanian dan kerja keras yang jarang dilihat publik: bagaimana sebuah cabang bela diri asal Rusia bernama sambo menemukan rumah yang hangat di tanah Indonesia. Pada Minggu, 5 Oktober 2025, di JSI Resort Convention Hall, Megamendung, udara pegunungan yang lembap membawa kabar menggembirakan: Presiden Federasi Sambo Amatir Internasional (FIAS) Vasily Shestakov, Presiden Persatuan Sambo Asia dan Oseania (SUAO) Alamjon Mullaev, serta Technical Delegate Sergeio Tabakov, serempak mengacungkan jempol kepada Indonesia. Mereka sepakat, negeri ini bukan hanya sukses menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Sambo Remaja dan Junior 2025, tapi juga sukses menorehkan prestasi.

Foto/FIAS

Foto/FIAS

Di balik senyum para delegasi asing itu, ada sosok yang memikul beban berat selama berbulan-bulan: Krisna Bayu OLY, Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Sambo Indonesia (PP Persambi). Ia berdiri di sisi Shestakov dan Mullaev, matanya tak bisa menyembunyikan rasa haru ketika mendengar satu kalimat dari Presiden FIAS itu, kalimat yang seakan menutup seluruh babak kerja keras panjang mereka: “Indonesia sudah siap menggelar event yang lebih besar lagi.” Dari situ, terbuka sebuah bab baru: FIAS melirik Indonesia untuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Sambo 2027.

“Betul, dalam percakapan saya dengan Presiden FIAS, Mr. Vasily Shestakov, Indonesia ditawarkan untuk menggelar kejuaraan dunia tahun 2027. Tentu dengan melalui biding,” ujar Krisna Bayu yang kini tengah menyiapkan proposal untuk bidding tersebut. Ucapannya tak sekadar rencana, tapi seperti gema dari semangat yang telah ditempa di setiap sesi latihan para atlet muda sambo Indonesia.

Shestakov sendiri tampak puas. Ia bukan hanya datang untuk membuka acara, tetapi juga menyaksikan betapa Indonesia bisa menyelenggarakan kejuaraan dengan rapi, hangat, dan penuh energi. “Segala sesuatunya diselenggarakan dengan tingkat yang tinggi. Banyak atlet, banyak pelatih dari 34 negara datang ke sini. Hasilnya sangat baik. Oleh karena itu, saya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih kepada teman saya dan Presiden Sambo Indonesia, Bapak Krisna Bayu, atas penyelenggaraan kompetisi yang luar biasa ini,” katanya.

Jumlah 34 negara peserta yang disebut Shestakov menjadi rekor tersendiri. Belum pernah sebelumnya kejuaraan dunia sambo dihadiri sebanyak itu. Fakta ini, menurutnya, menunjukkan betapa cepatnya sambo berkembang di kalangan pemuda dunia. “Kami kini berpartisipasi dalam hampir semua kompetisi internasional, African Games, Central American Games, European Games. Dan tentu saja, kami ingin terus menyelenggarakan banyak acara semacam ini di berbagai negara. Karena setiap kompetisi seperti ini meningkatkan popularitas sambo di Asia,” ujarnya lagi.

Namun di luar angka dan rekor, ada satu hal yang membuat Shestakov tersenyum lebih lama: penampilan atlet-atlet Indonesia. Ia menyebut mereka luar biasa. Bukan hanya di kategori muda, tetapi juga di junior, Indonesia berhasil naik podium. Ia melihatnya sebagai bukti bahwa atmosfer kompetisi di negeri ini telah berubah: tidak lagi sekadar ikut, tapi ingin berprestasi. “Kompetisi ini berlangsung dengan sangat keren,” katanya, “dan memainkan peran besar, baik untuk Asia maupun dunia.”

Shestakov menutup pernyataannya dengan nada penuh kehangatan: “Saya ingin mengucapkan terima kasih, pertama-tama kepada Federasi Sambo Nasional Indonesia, khususnya kepada Presidennya, Bapak Krisna Bayu, serta timnya yang luar biasa. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden NOC Indonesia atas dukungannya yang besar. Saya yakin, dengan dukungan seperti ini, sambo di Indonesia akan terus berkembang, semakin besar, dan semakin kuat setiap tahunnya.”

Dari sisi lain panggung, Alamjon Mullaev, Presiden Persatuan Sambo Asia dan Oseania, juga tak ragu memuji. Ia mengakui kesuksesan Indonesia dalam menggelar kejuaraan dunia ini, dan bahkan berjanji membantu agar prestasi sambo Indonesia terus meningkat. Ucapannya bukan basa-basi diplomatik; ia menyaksikan sendiri bagaimana organisasi, antusiasme penonton, dan kesiapan atlet Indonesia berbuah penghargaan internasional.

Dan di sela hiruk-pikuk kamera, Technical Delegate Sergeio Tabakov menyampaikan kesannya dengan nada tenang tapi tulus. “Semua bisa berjalan lancar karena PP Persambi bekerja keras dan sangat akomodatif,” katanya. Ia tahu, di balik sorotan lampu dan parade bendera, ada lima bulan kerja penuh tekanan dan penyesuaian. Dari penginapan, tempat pertandingan, ruang pertemuan, hingga ruang tes doping—semuanya disiapkan dengan teliti. “Fasilitas luar biasa ini menjadi bukti bahwa Indonesia siap menjadi tuan rumah kejuaraan dunia,” ucapnya.

Foto/FIAS

Foto/FIAS

Di penghujung acara, tepuk tangan para tamu terasa berbeda, lebih panjang, lebih dalam. Seolah semua orang menyadari bahwa di Bogor, pada 3-5 Oktober ini, bukan hanya sebuah kejuaraan dunia yang selesai, melainkan babak baru olahraga sambo yang dimulai. Dari tanah yang jauh dari Moskow, dari negeri dengan aroma hujan dan senyum ramah, dunia sambo menemukan bukti bahwa semangat olahraga bisa menjembatani jarak dan bahasa. Dan Indonesia, untuk kali ini, menjadi pusat dunia yang berbicara dengan bahasa yang paling universal: keberhasilan.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!