Indonesia Open 2025: Tunggal Putra Berguguran, Tersisa Lima di Perempat Final
Pratama Yudha

LUDUS – Tunggal putra Indonesia berguguran dan menyisakan lima nomor di babak perempat final di ajang Indonesia Open 2025. Tunggal putra Indonesia belum mampu berbicara banyak karena kurang jam terbang.
Sektor tunggal putra kehilangan seluruh wakilnya di turnamen berlevel Super 1000 ini. Diawali dari Chico Aura Dwi Wardoyo yang tumbang di babak pertama oleh wakil Malaysia, Leong Jun Hao, Rabu (4/6/2025).
Pada hari berikutnya, giliran Jonatan Christie yang menyerah dari tunggal putra Hong Kong, Lee Cheuk Yiu, pada babak 16 besar. Terakhir, Alwi Farhan yang secara dramatis harus mengakui keunggulan Anders Antonsen asal Denmark.

Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, di Indonesia Open 2025. Foto/PBSI
Jonatan mengakui, permainannya mulai terganggu sejak gim kedua lantaran kalah angin. Ditambah, matanya sempat terkena shuttlecock hasil pukulan lawan yang membuat konsentrasinya buyar.
“Pada laga ini di gim pertama bermain lebih baik. Perubahan terjadi di gim kedua dan ketiga karena kondisi angin dan pola permainan saya mempengaruhi hasil pertandingan tadi," ujar Jonatan selepas pertandingan.
Di sisi lain, Alwi Farhan mengatakan bahwa kekalahannya atas Antonsen lantaran tak mampu keluar dari tekanan lawan. Padahal, pebulu tangkis 20 tahun itu sempat bangkit di gim kedua untuk memaksakan gim ketiga.
Sayangnya, dia gagal meneruskan momentum positifnya di gim ketiga. Alwi pun bertekad untuk bangkit pada turnamen selanjutnya.
“Pada laga ini saya memulai laga dengan tempo lambat di gim ketiga. Saat sudah tertinggal jauh, sulit untuk keluar dari tekanan dan mencoba untuk menyusul tapi perbedaan poinnya cukup jauh,” kata Alwi.

Tunggal putra Indonesia, Alwi Farhan di Indonesia Open 2025. Foto/PBSI
Kendati demikian, Alwi tetap menyesalkan kekalahan ini lantaran sebelumnya dia tampil apik ketika mengalahkan Antonsen di Piala Sudirman 2025.
“Saya masih memiliki banyak pekerjaan rumah. Saya mencoba menikmati setiap prosesnya, memperbaiki kekurangan saya, dan mencoba bangkit lebih kuat lagi ke depannya,” tegasnya.
Praktis wakil tuan rumah tersisa lima pada perempat final Indonesia Open 2025. Tercatat selain Fajar/Rian dan Sabar/Reza ada Putri Kusuma Wardani (tunggal putri), Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi (ganda putri) dan Adnan Maulana/Indah Cahya Sari Jamil (ganda campuran)
Putri KW akan jumpa tunggal putri Jepang, Akane Yamaguchi di perempat final. Ana/Tiwi -sapaan akrab Febriana/Amallia- berhadapan melawan ganda putri Korea Selatan, Baek Ha Na/Le So Hee. Adapun untuk sektor ganda campuran Adnan/Indah berhadapan melawan Thom Gicquel/Delphine Delrue.
Evaluasi Pelatih
Pelatih Pelatnas PBSI Cipayung Indra Widjaja mengatakan Alwi belum mampu meraih hasil terbaik karena perbedaan jam terbang dengan Antonsen. Apalagi Antonsen merupakan salah satu tunggal putra papan atas dunia yang saat ini menduduki peringkat tiga dunia.
Antonsen juga menjadi unggulan ketiga di turnamen Indonesia Open 2025. Berbeda jauh dengan Alwi Farhan yang terbilang masih "hijau" dengan peringkat 29 dunia. Indonesia Open 2025 pun menjadi debutnya di ajang Super 1000.
"Bisa dibilang iya (perbedaan jam terbang). Terlihat sekali penampilan di lapangan tidak bisa dibohongi. Antonsen mainnya lebih rapi dan lebih konsisten. Itu harus diakui,” kata Indra.
Indra mencontohkan ketika di gim kedua, Alwi bisa mengejar ketinggalan dan memaksakan gim ketiga. Namun, Antonsen langsung tancap gas begitu gim ketiga dimulai hingga akhirnya bisa mengunci kemenangan.
"Meskipun ada tekanan yang Alwi lakukan, terutama di gim kedua, tekanan itu tidak menggoyahkan dia. Meskipun ketinggalan poin atau apa, dia lebih konsisten," tutur Indra.
"Bisa dibilang iya (perbedaan jam terbang). Terlihat sekali penampilan di lapangan tidak bisa dibohongi. Antonsen mainnya lebih rapi dan lebih konsisten. Itu harus diakui.” Indra Widjaja, Pelatih Pelatnas PBSI.
Kendati demikian, Indra menilai Alwi sebenarnya bisa saja membuat perbedaan dengan gaya bermain yang dia miliki. Sayang, Alwi malah terbawa permainan Antonsen yang memang lebih matang secara permainan dan pengalaman.
Namun, Indra cukup puas dengan permainan yang ditunjukkan Alwi sepanjang pertandingan. Dengan situasi pelatnas, Alwi harus siap menjadi andalan di usia muda.
“Secara mental mau tidak mau dia harus siap. Bukan dipaksakan, kami beri pengertian, beri motivasi untuk bersiap. Tapi kembali lagi, anak ini baru menjajaki top level," ungkap Indra.
Fajar/Rian Berpisah Setelah 11 Tahun

Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, di Indonesia Open 2025. Foto/PBSI
Kejutan hadir dari pasangan ganda putra nomor satu Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Di tengah-tengah Indonesia Open 2025, PP PBSI mengumumkan bahwa Fajar/Rian akan berpisah setelah bersama sejak 2014 atau setelah 11 tahun.
Perpisahan ini akan dimulai setelah Indonesia Open 2025. Nantinya, Fajar Alfian akan berpasangan dengan Muhammad Shohibul Fikri.
Duet Fajar/Fikri ditargetkan debut pada tur Asia bulan depan, tepatnya di Japan Open 2025. Namun, pelatih ganda putra Antonius Budi Ariantho mengungkapkan, duet ini hanya bersifat sementara.
“Fajar sementara akan berpasangan dengan Fikri di tiga turnamen Asia bulan Juli hingga Agustus. Dimulai dari Japan Open, China Open dan Macau Open," kata Anton dalam keterangan resmi PP PBSI.
"Alasannya, karena Daniel masih harus menjalani pemulihan cedera, sementara Rian akan break untuk urusan keluarga. Jadi saya memutuskan memasangkan Fajar dan Fikri agar keduanya tetap merasakan suasana pertandingan," jelasnya.
Fajar/Rian sendiri telah berpasangan sejak 2014 silam. Selama tampil bersama, mereka telah meraih sejumlah gelar di turnamen papan atas dunia.
Beberapa di antaranya seperti medali emas Indonesia Masters 2022, Malaysia Open 2023, dan yang paling diingat tentu gelar beruntun di All England 2023 dan 2024.
Selain itu, mereka juga merasakan gelar juara SEA Games 2017, SEA Games 2019, Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2020, dan Piala Thomas 2020. (*)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!